
Aku dan Parmin kini berada di sebelah timur kota Fallarbor seperti yang tertera pada peta lokasi gua Terra, tepatnya di rute 114. Dibantu oleh Redz, kamu mulai mencari tanda-tanda keberadaan sebuah gua di bukit yang ada disitu. Redz tertarik dengan gua Terra saat Parmin keceplosan menceritakan perjalanan kami padanya, dan kini dia membantu kami mencari gua tersebut.
”Kalau gua itu ada disini, aku pasti sangat senang karena bisa melihat Pokemon legendaris,” begitu yang dikatakan oleh Redz.
Tapi setelah lama kami mencari di setiap sudut bukit itu, kami tak kunjung menemukan gua yang kami cari-cari. Sepertinya gua itu tidak ada di tempat ini.
”Kita istirahat sebentar,” ujarku pada Parmin dan Redz. Parmin lalu menggelar tikar di tepi sungai dan kami beristirahat di atasnya sambil makan siang. Saat ini kami memang berada di atas bukit di dekat sungai yang mengalir ke air terjun yang ada di rute 114.
Aku pun terlarut membaca buku petunjuk sementara Parmin asyik mengobrol dengan Redz. Keduanya terlihat berteman akrab, membuatku heran karena sebelumnya mereka bersitegang saat bertarung di Battle Tent.
Kami benar-benar terlarut dalam istirahat kami hingga tanpa kami sadari ada seekor Pokemon berbulu putih yang mengamati kami. Redz yang pertama kali menyadari keberadaan Pokemon itu langsung menunjukkannya padaku dan Parmin.

”Itu Absol,” kataku menjawab pertanyaan Parmin. ”Itu adalah Absol, Pokemon bencana. Konon kehadirannya adalah pertanda akan ada bencana di sekitar kita.”
”Itu benar,” terdengar suara tua ringkih di belakang kami. Kami menoleh dan tampak seorang lelaki tua dengan Mightyena disana. ”Hal itu menjadikan Absol dibenci oleh banyak orang, dia dianggap sebagai pembawa bencana.”
”Siapa Anda?” tanyaku pada lelaki misterius itu.
”Seharusnya aku yang bertanya, sedang apa kalian disini?” ujar lelaki tua itu balik bertanya.
”Kami sedang mencari gua Terra!” jawab Parmin lantang.
”Parmin!” aku langsung mendelik ke arahnya. Melihat itu Parmin langsung terdiam.
”Maaf kak L...”
”Jadi kalian mencari gua Terra?” tanya lelaki tua itu.
”Ya, begitulah,” jawabku tak bisa memungkirinya lagi. ”Apa Anda tahu dimana gua itu? Kami dengar gua itu ada disini, seseorang pernah melihatnya.”
”Aku tak tahu gua yang kalian maksud, tapi memang beberapa waktu yang lalu ada seorang warga yang mengaku melihat sebuah gua di sekitar sini.”
”Benarkah?”
Lelaki tua itu mengangguk. ”Ya, saat itu cuaca sangat panas, tidak seperti biasanya. Sangat panas hingga kalian bisa menggoreng telor di atas tanah yang retak karena panas. Orang itu lalu memutuskan untuk mendinginkan badannya di air terjun ini. Betapa terkejutnya dia saat melihat sebuah gua di atas bukit. Orang itu lalu mendatanginya karena penasaran. Namun saat dia hampir sampai, mendadak gua itu lenyap bersamaan dengan turunnya hujan. Cuaca yang sangat aneh karena setelah panas yang begitu menyengat mendadak turun hujan yang amat deras.”
”Di... dimana orang itu?” tanyaku antusias. ”Kami mungkin bisa mendapatkan keterangan darinya.”
”Orang itu sekarang berdiri di depan kalian,” jawab lelaki tua.
”Andakah itu?”
Lelaki tua mengangguk. ”Ya, itu aku. Aku melihat gua itu langsung, bagian dalamnya terlihat begitu bercahaya, aku bisa melihatnya dari kejauhan. Tapi tak ada warga yang mempercayaiku, hanya sekelompok ilmuwan yang kemudian datang menanyakan banyak hal padaku.”
”Bolehkah kami menanyakan tentang gua itu?” tanyaku kemudian.
”Nak, aku sudah menceritakan semua yang kutahu, tak ada lagi yang bisa kukatakan,” jawab lelaki tua itu. ”Aku tak tahu apa tujuan kalian mencari gua itu, tapi melihat kedatangan Absol, kuharap apapun yang kalian cari tidak menyebabkan bencana.”
Usai mengatakannya, lelaki tua itu berbalik dan berjalan meninggalkan kami. Kami mengamati kepergiannya hingga hilang dari pandangan kami. Ucapannya itu mengganggu pikiranku terlebih karena kemunculan Absol. Benarkah pencarianku ini akan menyebabkan sebuah bencana?
”Hei, Absol itu hilang!” teriak Parmin. Aku dan Redz menoleh dan benar, Absol itu sudah tidak ada di tempatnya berdiri tadi. ”Kemana... kemana Absol itu?”
”Kemanapun Absol pergi, itu bukan urusan kita,” jawabku pelan. ”Yang perlu dikhawatirkan adalah... bencana yang diramalkan oleh kedatangannya...”
BAB XXVII Selesai....
Keterangan alih bahasa:
Tenda Pertarungan – Battle Tent
Tembakan Air – Water Gun
Tarian Pedang – Swords Dance
Pukulan Peluru – Bullet Punch
Penahan – Endure
Pikiran – Mind
Kemampuan – Skill
Ketahanan – Vitality
Serangan tanduk – Horn Attack
Kilatan Petir – Thunderbolt
Titik Racun – Poison Point
Serangan Langit – Sky Attack
Galian – Dig
Perisai Pelindung – Protect
Sayap Besi – Steel Wing
Tim Ganda – Double Team
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...