Episode 10: Torkoal melawan Ninjask
”Torkoal, serbuk bunga api!” perintah Flannery. Torkoal pun melemparkan serbuk bunga api ke arah Ninjask namun meleset. ”Apa?” Flannery terperangah serangannya meleset.
”Hahaha....kau harus tahu kalau kau takkan pernah bisa menyerang Ninjaskku. Ninjask memiliki kemampuan meningkatkan kecepatan dalam setiap gerakannya. Seranganmu pasti akan selalu meleset,” ujar Jiken sambil tertawa mengejek.
Flannery menggeram, dia tampak marah. ”Lihat saja, akan kujatuhkan Ninjask dalam satu kali serangan! Torkoal, ledakan panas!” Torkoal mengeluarkan semburan api yang begitu besar, namun lagi-lagi Ninjask berhasil menghindarinya. ”Sial!”
”Hahaha...sudah kubilang bukan? Baiklah, sekarang giliranku! Ninjask, bola bayangan!” perintah Jiken. Ninjask mengeluarkan sebuah bola berwarna hitam yang langsung melesat ke arah Torkoal. Torkoal tak sempat menghindar dan langsung terjatuh terkena serangan itu.
”Torkoal! Kau tidak apa-apa?” ujar Flannery panik.
”Sudahlah, sudah kami bilang kalau usahamu akan sia-sia. Kami ini kelompok ninja terkuat di wilayah Hoenn. Harusnya kau tak perlu berurusan dengan kami. Sudahlah, serahkan pemandian air panas ini baik-baik,” bujuk Jiken.
”Tidak akan pernah!” Flannery bangkit. Torkoal ikut bangkit. ”Torkoal, percikan bunga api!” Torkoal kemudian mengeluarkan percikan bunga api. Beberapa bunga api dapat dihindari dengan baik oleh Ninjask, tetapi dua bunga api berhasil menghantam Ninjask.
”Cis! Sekarang aku serius!” Jiken tampak marah. ”Ninjask, sengat beracun!” Ninjask menyerang Torkoal dengan sengat beracun. Serangannya tepat mengenai Torkoal. Tubuh Torkoal langsung membiru. Torkoal keracunan!
”Torkoal!” wajah Flannery berubah cemas. ”Kurang ajar!” umpatnya marah.
”Huh, lebih baik kusudahi saja!” Jiken tampak puas. ”Ninjask, poros udara!”
Apa? Poros udara? Aku terhenyak. Itu adalah serangan ampuh yang tidak dapat dihindari. Saat ini Torkoal tengah lemah karena terkena racun, satu serangan saja akan bisa mengalahkan Torkoal! Aku tak mau kelompok ninja itu yang menang, sekarang saatnya aku ikut campur!
”Sandshrew, serangan pasir!” perintahku cepat saat Ninjask tengah meluncur deras dari udara untuk menghantam Torkoal. Namun serangan pasir Sandshrew terlebih dahulu mengenai Ninjask sehingga serangan Ninjask menjadi tidak akurat. Ninjask kemudian menabrak pohon dan tampak pusing.
”Apa? Siapa yang melakukan ini?” Jiken tampak marah. Matanya mencari-cari asal serangan.
”Aku yang melakukannya!” jawabku sembari keluar dari persembunyian dibalik pohon. Sandshrew dengan cepat membentuk tubuhnya menjadi bola dan menyambut kedatanganku.
”Siapa kau dan apa urusanmu mencampuri pertarungan kami?” bentak Jiken marah.
”Namaku L, aku adalah seorang pelatih Pokemon. Alasanku mengganggu pertarungan kalian karena aku suka dengan pemandian air panas kota ini dan takkan kubiarkan kalian yang tidak berhak untuk merampasnya dari warga Lavaridge!” aku memperkenalkan diriku dengan mantap untuk menutupi ketakutanku. Terus terang saja, aku takut!
”L?” tanya Flannery heran.
”Lalu apa maumu Hah?” tanya Jiken kesal.
”Aku mau melawanmu! Dan bila kau kalah, enyahlah dari desa ini!” tantangku.
”Hoho....baiklah, tapi kalau kau kalah, jangan ikut campur masalah kami!” sahut Jiken memberikan syarat.
Aku tak tahu apakah bisa menang melawan Jiken. Aku adalah pelatih pemula, sedangkan Jiken adalah pemimpin tim ninja Abu. Level kami beda jauh. Namun berbekal pengalaman dari pertarungan melawan pelatih-pelatih Pokemon lain yang kujumpai dalam perjalanan ke kota Lavaridge, aku akan berusaha mengalahkannya.
”Peraturannya hanya menggunakan satu Pokemon,” aku mengajukan syarat. Tentu saja harus seperti itu karena Pokemon yang kumiliki hanya Sandshrew saja. Aku berharap Jiken menyetujui persyaratanku.
”Baiklah,” Jiken mengangguk. ”Satu Pokemon saja kurasa cukup mengalahkanmu anak muda...”
”Kau yakin kau sanggup L?” tanya Flannery. ”Dia itu pemimpin ninja yang selalu mengganggu kami, aku saja kewalahan menghadapinya.”
Aku tersenyum kecut lalu memandang Flannery. ”Lebih baik kau sembuhkan Torkoal dari racun tadi sementara aku akan melawannya. Aku sama denganmu, aku akan mempertahankan sumber air panas sebagai kebanggaan kota ini. Takkan kubiarkan mereka merebutnya. Kalaupun aku kalah, aku berharap kau bisa mengalahkannya. Namun kalau aku menang, aku berharap kau mau menerima tantanganku besok.”
Flannery tersenyum sinis. ”Oke, bocah sombong. Aku penasaran sekuat apa kau. Aku pun berharap bisa bertarung denganmu.”
”Banyak omong, terima ini!” tiba-tiba Jiken berteriak keras. ”Ninjask, pukulan beruntun!”
Oh, tidak... Ninjask menyerbu ke arah Sandshrew dengan cepat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...