
Sosok-sosok misterius itu semakin bertambah dan bergerak mengendap-endap di tengah kegelapan malam. Mereka semakin banyak. Siapa sebenarnya mereka?
Kini sosok-sosok itu turun ke jalanan yang lenggang. Mereka berkumpul dan sepertinya tengah menunggu komando melakukan serangan. Apakah mereka hendak menyerang kota ini? Ataukah mereka hendak merampok kota ini? Tapi kota ini tidaklah sekaya kota-kota lain di wilayah Hoenn. Kuamati penduduk yang tinggal di kota ini rata-rata ekonomi menengah. Rumah-rumah mereka bahkan hanya terbuat dari kayu. Tapi bagaimanapun juga aku tak bisa membiarkan mereka membuat kekacauan di kota yang tenang ini.
Sosok-sosok itu tiba-tiba bergerak mendekati Pokemon Center. Mereka mengendap-endap seperti hendak memasuki Pokemon Center. Apa yang akan mereka lakukan? Apakah mereka akan mencuri Pokemon?
Aku tak bisa membiarkan hal itu terjadi. Kuambil pokeballku dan langsung turun kebawah. Cepat saja sekarang aku telah berada di luar penginapan. Tapi aku tak mau gegabah dengan langsung memergoki mereka. Hal ini berbahaya karena aku hanya seorang diri sedangkan mereka ada banyak. Kuhitung ada kira-kira sepuluh orang berpakaian serba hitam seperti ninja yang bisa kulihat dengan jelas sekarang. Selain sepuluh orang yang ada didepan Pokemon Center, kulihat ada banyak sosok seperti ninja yang tengah menunggu di atas dahan pohon. Apalagi? Mereka bukan sosok seperti ninja, mereka itu memang ninja! Apa aku perlu membangunkan warga kota untuk meminta bantuan?
”Mau apa kalian di depan Pokemon Center!” tiba-tiba terdengar suara lantang yang memecah keheningan malam kota Lavaridge. Suara itu berasal dari seorang wanita berambut kuncir yang tak kusadari telah berada di depan komplotan misterius itu.
Mendengar teriakan itu, ninja-ninja yang sedari tadi mengendap-endap di depan Pokemon Center langsung beralih menghadap asal suara. Mereka semua memasang kuda-kuda berniat menyerang sang wanita berambut kuncir.
Plok! Plok! Plok! Tiba-tiba salah seorang dari ninja keluar di antara para ninja sambil menepuk-nepukkan tangan. Bedanya, ninja tersebut tidak mengenakan penutup wajah seperti ninja-ninja yang lainnya. Aku bisa melihat wajahnya yang agak tua dan menyeringai sombong. Tampak carut luka di kedua pipi lelaki itu.
”Rupanya kita telah disambut oleh tuan rumah kota ini. Kita seharusnya berterima kasih pada wanita ini karena telah bersusah payah meluangkan waktunya malam ini hanya untuk menyambut kedatangan kita. Bukan begitu nona Flannery?” ujar lelaki tak bercadar yang kutebak sebagai pemimpin komplotan ninja itu. Jadi nama wanita itu adalah Flannery.
”Apa mau kalian disini, ninja-ninja Fallarbor?” tantang Flannery tak gentar. Oh, jadi ninja-ninja itu datang dari kota Fallarbor, kota yang berada di balik gunung Chimney itu?
”Kami tentunya tak perlu berbasa-basi lagi nona Flannery, atau boleh kupanggil nona api yang bergelora?” jawab pemimpin ninja itu. ”Bukankah sudah kami katakan beberapa waktu yang lalu kalau kami akan mengambil alih sumber air panas di kota ini, suka atau tidak suka.”
”Sumber air panas ini adalah milik kami, warga kota Lavaridge. Takkan kubiarkan kalian menganeksasinya dan memasukkannya ke dalam wilayah Fallarbor,” Flannery tampak marah. ”Kota Lavaridge dan kota Fallarbor sebenarnya bersahabat baik, tapi kalian mencoba merusak persahabatan itu dengan mencoba merebut sumber air panas ini!”
”Hahahaha....” Sang pemimpin ninja tertawa keras mendengar ucapan Flannery. ”Kalian dengar itu?” tanya sang pemimpin pada anak buahnya. ”Dia bilang kita merusak hubungan kota Fallarbor dengan Lavaridge? Apa kalian tak salah dengar?” Sang pemimpin lalu menatap Flannery tajam. ”Perlu kami jelaskan lagi nona Flannery, perlu kami jelaskan lagi,” sang pemimpin berhenti sejenak kemudian meneruskan, ”Kami ini datang bukan sebagai warga kota Fallarbor, melainkan sebagai warga desa ninja Abu Fallarbor. Jadi, ini tak ada hubungannya dengan kota Fallarbor sedikitpun.”
”Terserah kalian mau mengatakan apa, yang pasti takkan kubiarkan kalian merebut sumber air panas kebanggaan kota Lavaridge!” ujar Flannery semakin marah. ”Akan kulindungi kota ini dengan sekuat tenaga!”
”Baiklah kalau itu yang kau mau, kami pun tak segan-segan menggunakan kekerasan.” Sang pemimpin mengeluarkan sebuah pokeball. Flannery pun mengeluarkan sebuah pokeball. ”Biar kutunjukkan kehebatan ninja desa Abu! Keluarlah Ninjask!” Seekor Pokemon menyerupai lebah dan tampak seperti ninja keluar dari pokeball. ”Kau tahu, tidak semua bisa berhadapan langsung denganku, Jiken sang pemimpin ninja desa Abu. Jadi kau harusnya merasa beruntung.” Jadi nama pemimpin itu adalah Jiken?
”Oh, ya?” ejek Flannery. Dia melemparkan pokeball dan keluarlah Torkoal, Pokemon kura-kura api yang dari dalam tubuhnya mengeluarkan asap panas. ”Kau pun harusnya merasa beruntung bisa berhadapan langsung satu lawan satu dengan api yang bergelora, Gym Leader kota ini, Flannery!”
Apa? Jadi wanita berambut kuncir itu adalah Gym Leader kota Lavaridge?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...