SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Selasa, 16 Agustus 2011

L's Diary: Eps. 267 - Erou yang Tak Terduga

PhotobucketEpisode 267: Erou yang Tak Terduga

“Sebenarnya itu karena…. Karena aku ingin pertarungan ini berakhir imbang… hingga menyisakan Pokemon terakhir kita sebagai penentuan!”
Apa?! Aku terkejut mendengar jawaban Erou. Apa maksudnya?
“Jelaskan padaku Erou, bukankah kau menginginkan kemenangan, sebagaimana yang aku inginkan?” tanyaku terheran.
“Kau benar Lunar Servada, tepatnya itu yang aku inginkan sebelum duel Pokemon pertama dimulai,” jawab Erou penuh misteri. “Tapi ketika pertarungan Pokemon kedua berakhir, kupikir yang kuinginkan bukan sekedar kemenangan.”
“Apa-apa maksudmu?” tanyaku semakin tidak mengerti.
“Yang kuinginkan bukan sekedar kemenangan,” lanjut Erou. “Yang kuinginkan adalah kemenangan yang hebat, dan itu bisa kudapatkan dalam pertarungan penentuan Pokemon terakhir kita!”
Gila…. Orang ini sudah gila… tidak, maksudku orang ini… orang ini jenius!
“Oke, kalau itu yang kau inginkan… aku akan meladenimu dengan kekuatan penuh… hingga Pokemon terakhir!”
“Keluarlah Rustank, aku memilihmu!” Erou melemparkan PokeBall keempatnya ke arena dan memunculkan Pokemon menyerupai genta tua besar berwarna biru tua.

“Aku memilihmu, Treasure!” aku ikut melemparkan PokeBall dan memunculkan Cradily sebagai Pokemon keempatku di arena. Treasure kudapatkan sejak berupa Lileep yang dibangkitkan dari fosil akar pemberian Steven Stone. Cukup lama aku melatihnya hingga berubah menjadi Cradily, kini saatnya menggunakannya dalam pertarungan utama.
Pertarungan Pokemon keempat di arena final ini, Bronzong melawan Cradily!” MC memberikan pengenalan. “Akankah pertarungan ini kembali berakhir imbang?”
“Ya!” tiba-tiba Erou menjawab lantang. “Karena inilah yang akan dilakukan Rustank… ledakan!!!”
Tubuh Rustank, Bronzong milik Erou itu bersinar putih dan detik berikutnya… sebuah ledakan hebat terjadi di arena!
DHUARRRR!!!
Penonton terkejut dan… tentu saja aku juga terkejut! Ledakannya cukup hebat sehingga tidak hanya menghempaskan Treasure, namun juga menghempaskanku dan Erou.
“Apa… apa yang kau lakukan?!” tanyaku mencoba bangkit sambil memegangi tangan kiriku. Ledakan itu memicu kembali rasa sakit di tangan kiriku yang…
“Aku melakukan ledakan, apa kau tidak bisa melihatnya?” jawab Erou dengan entengnya.
“Ledakan sebesar itu semua orang bisa melihatnya!” bentakku kesal. “Apa sebenarnya maumu?”
“Membuatmu kesal,” jawab Erou tanpa merasa bersalah. “Dan sepertinya aku berhasil melakukannya.”
“Ya, kau berhasil… kau sangat berhasil,” sahutku marah. Aku berjalan menghampiri Treasure yang terbaring lemah akibat ledakan Bronzong itu. Kulihat dia kesakitan, ledakan itu memang sangat hebat. “Aku tak mengira hal ini terjadi Treas,” ujarku lemah. “Sekarang kembalilah ke dalam PokeBall.” Aku memasukkan Treasure kembali ke dalam PokeBall. Ini benar-benar ironis…. Treasure bahkan belum sempat melakukan satu serangan… Erou membuatku berang!

“Ini… ini di luar dugaan!” MC tampak tergagap member komentar. “Secara tiba-tiba Bronzong melakukan ledakan pada giliran pertama yang langsung menjatuhkan dirinya sendiri dan juga Cradily. Ini lebih cepat dari sebelumnya!”
“Sepertinya pertarungan penentuan kita sudah semakin dekat…” kata Erou menyebalkan.
“Apa yang kau lakukan Erou?” Aku memandang Erou dengan tatapan sinis. “Apakah itu yang disebut dengan trainer Pokemon yang baik? Mengorbankan Pokemonnya demi keinginan sendiri, padahal situasinya tidak mendesak? Apa kau tidak tahu kalau ledakan seharusnya digunakan dalam kondisi terjepit ketika kita sudah kehabisan strategi demi melumpuhkan lawan?”
“Bagiku ini adalah keadaan yang mendesak,” jawab Erou tenang. “Aku sudah mempelajari pertarunganmu sebelumnya. Cradily milikmu adalah Cradily dengan strategi bertahan, mirip dengan Milotic milikku. Bila aku tidak menjatuhkannya dengan cepat, itu akan memberikan kesempatan baginya untuk melakukan set bertahan yang sulit dijatuhkan. Dari pertarungan-pertarunganmu sebelumnya, aku tahu kalau Cradily adalah salah satu andalanmu.”
Apa? Jadi Erou mengamatiku? Sial, kenapa hal seperti ini tidak terpikir olehku? Harusnya aku tahu kalau kemungkinan besar seorang trainer Pokemon pastinya akan mempelajari gaya pertarungan trainer yang akan menjadi lawannya. Hal ini sama dengan yang aku lakukan dengan melihat rekaman pertarungan Erou pemberian Gaby. Oh tidak… apa yang sudah aku lakukan? Aku bahkan tidak mendapatkan apa-apa dari rekaman itu, aku tidak menerapkannya dalam pertarungan ini!
“Maafkan aku Cradily,” kataku pada PokeBall berisi Cradily yang kugenggam. “Kau tidak sempat bertarung, padahal aku tahu hari ini adalah hari yang sangat kau inginkan… Tapi aku berjanji… aku berjanji akan kembali mencapai final agar kau bisa bertarung dalam pertarungan terbesar.”
“Oke, apa sudah cukup kau berlebay ria bicara sendiri dengan PokeBall?” protes Erou yang sudah tak sabar untuk pertarungan berikutnya.
Aku mendongak perlahan, langsung menatapnya tajam. “Ya, tentu saja!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...