SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Senin, 01 Februari 2010

L's Diary: Eps. 27 - Rapat Tugas Pertama

wooper gifEpisode 27: Rapat Tugas Pertama


Aku, Badut, dan Flame sekarang berada di ruangan Tabitha. Kami duduk di kursi sementara Tabitha berdiri di depan. Tabitha akan menjelaskan tugas pertama yang harus kami lakukan sebagai regu khusus.

”Baiklah, kalian sudah berkumpul disini sekarang. Sebelumnya aku ingin mengucapkan selamat kepada kalian bertiga karena telah berhasil terpilih sebagai regu khusus atau regu elit Tim Magma. Mulai saat ini kalian akan bertugas sendiri dan terpisah dari grunt-grunt Tim Magma yang lain. Tugas yang akan kalian lakukan adalah tugas khusus yang membutuhkan kerjasama tim yang baik dan juga tingkat kecermatan tinggi. Tiga orang dirasa cukup untuk menempati regu khusus guna mencegah kecurigaan polisi ataupun ranger karena selama ini Tim Magma selalu bergerombol dalam menjalankan tugas,” terang Tabitha panjang lebar. ”Baiklah, sepertinya aku tak perlu banyak bicara lagi, langsung saja aku tunjukkan tugas pertama kalian.” Tabitha kemudian menyalakan slide proyektor yang ada di depannya. Dari proyektor tersebut keluar slide gambar seorang lelaki berjas putih. Seorang lelaki yang sepertinya aku kenal. ”Dia bernama Sammon Reever. Seorang peneliti Pokemon.”

Apa? Aku terkejut mendengar nama itu. Sammon adalah temanku saat sekolah dulu. Lalu apa hubungannya dengan tugas ini?



”Menurut informasi yang kami terima, Sammon saat ini tengah meneliti tentang Groudon. Jadi, tugas kalian adalah mencuri hasil penelitian itu di laboratorium kota Mauville.”

”Kapan kami mulai melaksanakan tugas ini?” tanya Badut seperti tak sabar.

”Dua hari lagi. Saat itu tengah diadakan peresmian Game Center kota Mauville. Kabarnya, akan diadakan festival besar-besaran menyambut hari jadi kota Mauville. Saat para penduduk lengah itulah kalian menyusup ke dalam laboratorium kota Muaville. Aku yakin kalian pasti berhasil,” jawab Tabitha panjang.

”Lalu bagaimana rencananya?” kini ganti Flame yang bertanya.

”Mengenai rencana, kalian bertiga yang menentukan. Kami hanya menyediakan sebuah helikopter kecil sebagai alat untuk melarikan diri,” jawab Tabitha. ”Baiklah, apakah ada lagi yang ingin ditanyakan sebelum kalian bertugas?” Tabitha melihat ke arah kami bertiga. Dia lalu melihat ke arahku. ”L, apa kau sudah mengerti?”

”Hmm....aku mengerti,” jawabku sekenanya.

”Baguslah. Ini aku berikan peta kota Mauville. Semoga ini bisa membantu. Sekian briefing kali ini, dan mari kita bangkitkan kembali Groudon!” tutup Tabitha bersemangat.

Tabitha kemudian berjalan meninggalkan ruangan sementara Badut dan Flame tengah melihat peta kota Mauville yang diberikan oleh Tabitha.

”L, ada apa denganmu?” tanya Flame heran dengan sikapku yang terkesan diam saja dari tadi. ”Kau tak seperti biasanya.”

”Ah, aku kan memang selalu begini,” sanggahku. ”Badut, apa rencanamu untuk tugas ini?” tanyaku pada Badut untuk mengalihkan perhatian.

”Oke, begini rencanaya,” sahut Badut. “Yang namanya festival, pasti akan selalu ada badut.”

”Badut? Yang kau maksud badut itu dirimu?” tanyaku tak mengerti.

”Bukan bodoh....maksudku adalah badut penghibur. Kalau aku biasa dipanggil Badut, tapi profesiku bukan Badut,” jawab Badut tampak kesal.

”Yee...mana kutahu, kamu kan juga bernama Badut....” jawabku ikut kesal. ”Memangnya siapa nama aslimu?” Aku mulai kesal dengannya.

”Nama asliku itu tidak penting. Sekarang kita sedang membahas rencana kita.”

”Oke, silakan kau lanjutkan,” sahutku mengalah. Badut memang benar-benar misterius.

”Baiklah, ini rencananya,” lanjut Badut. ”L, kamu akan memakai kostum Sandslash. Bersama Sandslash kamu akan menghibur penduduk kota dalam perayaan itu. Sementara aku akan memakai kostum Electabuzz. Kita berdua akan berpura-pura menjadi badut dengan menjual balon. Saat penduduk lengah, kita mulai menyerang laboratorium itu.”

”Lalu aku bagaimana?” tanya Flame yang namanya tak disebut.

”Kalau kau Flame, kau menunggu di helikopter. Tugasmu mengawasi keadaan dan memastikan kami berdua aman,” jawab Badut.

”Huh, jadi kalian mau beraksi sendiri?” kini ganti Flame yang tampak kesal.

”Bukan begitu Flame, tapi ini adalah tugas pertama kita. Aku hanya tidak ingin terjadi kegagalan. Kalau pada tugas pertama saja kita gagal, Maxie pasti takkan percaya lagi pada kita,” jelas Badut menjawab pertanyaan Flame.

”Baiklah, aku setuju. Toh aku tak harus berpakaian seperti Badut,” sahut Flame. Dia lalu melihat ke arah Badut dan menunjuk seragam Tim Magma yang dipakai Badut. ”Eh, tidak. Aku dan Badut kan memakai seragam yang sama?”

Mendengar itu, raut wajah Badut langsung berubah tak menyenangkan. Aku terkikik melihatnya.

”Makanya, jangan pakai nama samaran Badut. Nama apa itu....” godaku masih terkikik.

”Iya, iya...lain kali aku pakai nama samaran Barrack Obama biar semua orang menghormatiku,” celetuk Badut kemudian.

Mendengar itu kami bertiga kemudian tertawa bersama. Namun tiba-tiba aku berhenti tertawa. Aku teringat siapa nama sasaran kami pada tugas pertama ini. Namanya adalah....Sammon Reever.....temanku....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...