SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Kamis, 01 Maret 2012

L's Diary: Eps.361 - Sandslash Vs. Kabutops

PhotobucketEpisode 361: Sandslash Vs. Kabutops

“PINCANG…! PINCANG…! PINCANG…!” seru para penonton membahana meneriakkan namaku. Kalian pasti bertanya-tanya kenapa pada pertarungan sebelumnya suara-suara dukungan itu tidak terdengar. Well, sepertinya suara-suara sumbang itu perlu untuk disingkirkan saat aku bertarung, jadi aku bisa berkonsentrasi dalam pertarungan. Jujur saja, sebenarnya aku heran apakah teriakan-teriakan itu ditujukan untuk mendukungku atau untuk menghinaku.
Pokemon terakhir masing-masing trainer…” ujar Flame menjelaskan. Ucapannya aku tulis kembali karena saat ini adalah saat yang krusial dan menentukan. Soalnya males banget kalau nulis teriakan penonton atau komentar wasit selama pertarungan… bikin bingung aja. “Si Pincang dengan Sandslash andalannya… dan Darko dengan Kabutops miliknya… siapakah yang akan memenangkan pertarungan ini?
“PINCANG…! PINCANG…! PINCANG!”
Wah, teriakan-teriakan itu terdengar lagi. Hmm, mendingan gak usah aku tulis deh, hehehe… Oke, langsung aja kita kembali ke pertarungan!
Guardian, Sandslash milikku kini telah berhadapan dengan Kabutops milik Darko. Tatapan mata kedua Pokemon itu saling beradu, seolah mencari titik kelemahan lawan masing-masing.
“Sandslashku belum terkena serangan satupun, aku unggul dalam hal ini,” ujarku berusaha menjatuhkan mental Darko. Itulah yang kupelajari dari pertarunganku melawan Erou sebelumnya, perang urat syaraf. “Selain itu kau tahu sendiri kan kalau Kabutops lemah terhadap serangan tanah milik Sandslash.”
“Oh ya? Tapi Sandslashmu juga lemah terhadap serangan tipe air yang dimiliki oleh Kabutops…” balas Darko tak gentar. “Dan juga kecepatan serangannya kalah bila dibandingkan Kabutops… terlebih Aqua Jet selalu menyerang terlebih dahulu… Akulah yang menang Lunar!”
“Kalau begitu langsung saja kita buktikan siapa yang terkuat! Guardian, galian!” perintahku cepat. Kali ini harus aku yang mengambil inisiatif serangan terlebih dahulu.
“Kabutops, Aqua Jet!” perintah Darko lagi-lagi bersamaan dengan perintahku.
Kabutops meluncur cepat menerjang ke arah Guardian dan benar saja yang dikatakan Darko, Kabutops unggul dalam kecepatan! Aduh, padahal tadinya aku yang sudah menyombongkan diri terlebih dulu… kok situasinya jadi berbalik gini sih? Wah, aku benar-benar malu.
“Guardian! Galilah dengan cepat… hindari serangan itu!” perintahku panik. Aqua Jet sudah hampir mendarat tepat di tubuh Dian saat di luar dugaan Dian mampu menggali lubang dan masuk ke dalamnya tepat sedetik sebelum Aqua Jet menghantamnya. Pyuh!
“Apa?” Darko terkejut karena ternyata Dian mampu menghindari serangan Kabutops. Dengan galian berhasil dilakukan Dian, maka pertahanan Kabutops pun terbuka. Inilah saatnya!
“Dian… keluarlah sekarang! Galian!” perintahku tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Sandslash andalanku itu pun muncul dari dalam tanah dan bergerak menerjang ke arah Kabutops yang masih ada di udara dan… Apa? Apa yang terjadi?
Di luar dugaanku, Kabutops yang sebenarnya telah berada dalam posisi sulit mampu memutar tubuhnya untuk menghindari serangan itu. Kini situasinya berbalik, Guardian yang berada di udara, dengan pertahanan yang… terbuka!
“Dian, berbalik cepat!” perintahku panik. Dian pun berbalik menghadapi Kabutops yang berdiri di tanah untuk membuat pertahanan apabila Kabutops melakukan serangan cepat, tapi… apa yang terjadi? Kabutops tidak berada disana! Pokemon itu ada di…

“Kabutops, sayatan!”
“Dian, cepat berbalik!” perintahku cepat. Dian kembali berbalik dan sebuah serangan mendarat tepat di tangannya. Kabutops milik Darko rupanya mengecoh Dian dengan bergerak cepat berpindah ke belakang. Beruntung aku menyadarinya dan Dian sempat menangkis serangan sayatan dari Kabutops. Kini tangan sabit Kabutops tertahan pada tangan cakar Dian.
“Reflek yang hebat,” puji Darko melihat pertahanan Dian. “Tapi sudah jelas Kabutops lebih unggul! Kabutops, sayatan!”
“Dian, tahan serangan itu!”
Kabutops kembali mengayunkan sabitnya bertubi-tubi ke arah Dian, membuat Sandslash milikku itu kelabakan menahan serangan brutal tersebut. Kini tangan dari Pokemon kami masing-masing saling beradu, menciptakan suasana tegang di seluruh arena.
Kabutops melawan Sandslash… ini duel yang sangat menegangkan!” komentar Flame langsung disambut gemuruh suara penonton. Kabutops atau Sandslash… pertarungan ini memang menegangkan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...