SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 19 Mei 2010

L's Diary: Eps. 79 - Konfrontasi dengan Tim Aqua

Episode 79: Konfrontasi dengan Tim Aqua




“Kalian Tim Aqua!” seru Flame.

Apa yang dia bilang? Tim Aqua? Jadi mereka adalah Tim Aqua yang selama ini dibicarakan oleh Tim Magma? Jadi mereka adalah Tim Aqua yang selama ini menjadi musuh Tim Magma? Tim Aqua yang berniat memperluas lautan?

“Siapa kalian? Mau apa kalian kesini?” tanya Badut garang. “Apa urusan kalian HAH?”

Lelaki di tengah tersenyum sinis sembari menyilangkan kedua tangan di depan tubuhnya. “Kau tak perlu berpura-pura lagi Badut,” ujarnya. “Masa’ kau lupa denganku, Aaron, salah satu anggota Tim Aqua yang terbaik?”

“Jangan bicara macam-macam, apa yang kalian inginkan?” sentak Badut marah. ”Lebih baik segera pergi dari sini!”

”Kami takkan pergi dari sini sebelum memastikan kalian tidak mendapatkan Groudon,” jawab lelaki yang memperkenalkan dirinya sebagai Aaron tersebut. ”Lebih baik sekarang kalian menyerah dan pergi dari sini. Biar kami yang mengurus Groudon tersebut.”

”Oh ya? Kalau kalian pikir kami takkan mendapatkan Groudon, kalian salah besar!” jawabku lantang. Takkan kubiarkan seseorang merebut apa yang telah kami perjuangkan selama ini.

Aaron kembali tersenyum jahat. ”Kalau begitu terpaksa kami menggunakan jalan kekerasan.”

”L, Flame, bersiagalah!” perintah Badut cepat. Aku dan Flame mengangguk. Pokemon kami pun telah bersiap untuk bertarung.

”Starmie, deburan air!” tiba-tiba Starmie mengeluarkan deburan air yang sangat deras yang mengenai Badut dan Electabuzz. Badut dan Electabuzz terlempar jatuh ke tanah. Keduanya kemudian tampak tak berdaya.

”Kurang ajar!” umpatku keras. ”Berani-beraninya kalian!”

”Bukankah tadi sudah kubilang?” jawab Aaron. ”Serangan tadi telah membuat teman kalian dan juga Electabuzz menjadi pusing, mereka takkan bisa membantu kalian berdua sekarang. Lebih baik kalian menyerah sekarang. Biarkan Groudon menjadi milik kami sekarang dan kalian takkan bernasib sama dengan teman kalian itu.”

”Enak saja kau bilang!” Flame tampak marah. ”Kami takkan pernah menyerah!”

”Kalau begitu terimalah ini! Starmie, deburan air!” Aaron memberi perintah dan Starmie kemudian mengeluarkan serangan yang sama, kali ini ke arah Flame. Serangan itu hampir saja mengenai Flame kalau saja Flareon tidak melindunginya. Flareon yang terkena serangan itu kemudian terlempar dan terkapar di tanah.

”Flareon!” jerit Flame. ”Kurang ajar kalian!” Flame marah. Dia mengembalikan Flareon ke dalam pokeball dan kemudian mengeluarkan pokeball yang lainnya. ”Keluarlah Crobat!” Pokemon kelelawar penentu kemenangan kami pada ujian regu khusus dulu pun muncul. ”Crobat, Supersonic!”

Crobat mengeluarkan suara keras pada ketiga anggota Tim Aqua tersebut.

”Starmie, perlindungan!” tiba-tiba Aaron memerintahkan Starmie cepat. Starmie lalu membuat perisai perlindungan. Supersonic berhasil mengenai kedua anggota Tim Aqua lainnya namun tidak mengenai Aaron dan Starmie miliknya. Kedua rekan Aaron langung tak berdaya dan terjatuh di tanah. Keduanya tampak pusing dan tak sadarkan diri seperti yang dialami oleh Badut saat ini.


”Huh, kau kira suara bodohmu itu akan mengenaiku?” ejek Aaron kemudian. ”Aku tak butuh kedua rekanku ini untuk mengalahkan kalian semua. Cukup aku saja bisa melumpuhkan kalian dan kupastikan kalian takkan pernah menangkap Groudon.”

”Dasar tak tahu diri!” Flame semakin emosi. ”Crobat, gigitan!” Crobat menerjang ke arah Starmie dan menggigitnya. Starmie terlihat kesakitan dan langsung tersentak jatuh.

”Apa?” Aaron tampak terkejut dengan serangan cepat yang diberikan Crobat.

Aku tak mau diam saja melihat hal ini. Saatnya bergerak. ”Sekarang giliranku, Sandslash serangan sayatan!” Sandslash melompat dan langsung menyayat Starmie yang sedang dalam kondisi tersentak. Starmie kemudian terjatuh.

”Pertarungan ganda ya? Aku takkan kalah. Cukup Starmieku saja bisa mengalahkan kalian berdua!” sesumbar Aaron. ”Starmie, sembuhkan dirimu!” Starmie kemudian bangkit. Tubuhnya tiba-tiba berkilat-kilat. Rupanya dia menyembuhkan dirinya dengan Recover.

”Sandslash, sayatan!” aku kembali memberikan perintah. Namun sebelum sayatan Sandslash mengenainya, Starmie mengeluarkan tembakan air yang telak menjatuhkan Sandslash.

”Sandslash!” jeritku melihat Sandslash yang terjatuh. Aku lalu memasukkannya ke dalam pokeball.

”Crobat, gigitan!” Flame mengambil alih.

”Sudah kubilang kalian takkan bisa mengalahkanku!” Aaron tampak sangat bersemangat. ”Starmie, petir!” Crobat berhasil menggigit Starmie, namun bersamaan dengan itu, sebuah petir yang besar keluar dan mengenai Crobat. Crobat terjatuh dan terkapar pingsan.

”Crobat!” Flame menjerit. ”Crobat, kembalilah!” Flame mengembalikan Crobat ke dalam bola. Dia tampak tidak tenang.

”Sudah kubilang bukan?” ujar Aaron sombong. ”Hanya cukup satu Pokemon untuk bisa mengalahkan kalian. Lebih baik kusudahi sekarang juga. Starmie tembakan es!” Starmie mengeluarkan tembakan berwarna putih yang mengarah pada Flame. Aku yang menyadari hal itu langsung mendorong jatuh tubuh Flame ke tanah. Flame berhasil lolos dari serangan itu, tapi kakiku terkena terkena tembakan es dan membeku. Aku terjatuh di tanah tak bisa menggerakkan kakiku.

”Kurang ajar!” umpat Flame. Dia mengeluarkan pokeball dan melemparkannya cepat. ”Keluarlah Mightyena!” Mightyena, Pokemon terakhir Flame pun keluar.

”Ho, kau masih belum menyerah juga rupanya,” ujar Aaron dengan nada menyindir. ”Sudah kubilang akan sia-sia belaka.”

”Tidak, aku tidak akan menyerah!” jawab Flame berapi-api. ”Aku akan bertarung sampai titik terakhir!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...