Episode 80: Starmie yang Kuat!

”Aku akan bertarung sampai titik terakhir!”
Flame begitu bersemangat. Sepertinya dia memang sangat ingin mendapatkan Groudon dan berusaha mempertahankannya dengan sekuat tenaga. Aku tak heran mengingat motivasinya mendapatkan Groudon.
”L, kau tak apa-apa?” tanya Flame mengkhawatirkanku.
”Aku tak apa-apa, hanya saja kakiku membeku,” jawabku.
”Serahkan ini padaku, aku yakin bisa menjatuhkannya,” ujar Flame lagi. Aku hanya mengangguk.
”Starmie, Swift!” Aaron kembali memberi perintah dan Starmie mengeluarkan tembakan sinar berbentuk bintang sebagaimana yang menghancurkan Magmavon tadi. Serangan itu tepat mengenai Mightyena. Swift memang tidak bisa dihindari dan memiliki akurasi tinggi.
”Mightyena, jangan mau kalah! Gunakan bola bayangan!” Flame balas memberi perintah. Mightyena mengeluarkan bola bayangan yang meluncur ke arah Starmie.

”Starmie, perlindungan!” lagi-lagi Starmie membentuk perisai perlindungan seperti saat Crobat menggunakan Supersonic tadi. Bola bayangan Mightyena pun meleset.
”Sial!” Flame tampak kesal. ”Tapi kau tak bisa menghindar lagi sekarang, Mightyena gunakan gigitan!” Mightyena melompat ke arah Starmie dan menggigit Starmie.
”Kau mengulangi kesalahan yang sama! Starmie, gunakan petir!” Tiba-tiba petir besar kembali muncul dan kali ini mengenai Mightyena. Mightyena terjatuh dan kesakitan.
”Mightyena, bertahanlah!” teriak Flame penuh harap. ”Bangkitlah!”
Namun serangan tadi cukup telak mengenai Mightyena sehingga Mightyena tidak bisa bangkit dan dia pingsan tak mampu melanjutkan pertarungan. Flame pun mengembalikannya ke dalam pokeball.
”Hahaha! Kalian lihat sendiri bukan?” Aaron tertawa mengejek. ”Cukup Starmieku saja untuk melumpuhkan kalian semua. Menyerahlah sekarang!”
Sepertinya Aaron benar. Hanya dengan Starmie miliknya saja dia berhasil menjatuhkan semua Pokemon milik Flame. Sandslash saja tak berdaya menghadapinya. Starmie miliknya benar-benar kuat. Namun bukan saatnya memuji musuh.
Flame terdiam. Dia mulai tampak putus asa. Bagaimanapun semua Pokemon yang dimilikinya telah terkalahkan. Dia tak bisa berkata-kata lagi.
“Sekarang, saatnya untuk membekukan kalian semua!” Aaron berteriak keras. “Starmie, badai salju!” Starmie mengeluarkan angin putih yang diikuti dengan salju dan es yang berputar membentuk sebuah badai salju atau blizzard. Ini adalah serangan yang sangat berbahaya!
”Ninjask, keluarlah!” aku dengan cepat mengeluarkan Ninjask, namun sepertinya terlambat. Ninjask memang sudah keluar, namun dia langsung membeku dan terjatuh saat berusaha melindungiku. Hal yang sama terjadi pada Flame dan Badut. Mereka semuanya membeku!
”Tidak!!!” teriakku marah. Aku berusaha keras untuk bangkit berdiri, tapi kakiku membeku dan masih belum juga bisa digerakkan. Sial!
”Ho, kau selamat rupanya,” ujar Aaron menyadari aku tidak membeku. ”Pintar sekali kau, mengeluarkan Pokemon untuk melindungimu. Tapi takkan terjadi lagi.”
Aku terbaring putus asa. Kulihat Flame dan Badut yang membeku. Kami sudah kalah besar. Kini tinggal aku saja yang bertahan sementara aku tak bisa berbuat apa-apa lagi. Dalam keputusasaan itulah tiba-tiba muncul sinar yang sangat panas entah darimana datangnya. Aku kemudian melihat ke arah Groudon. Sepertinya sinar itu muncul akibat kemampuan Groudon yang bisa memunculkan kemarau. Melihat Groudon membuatku kembali bersemangat. Aku takkan menyerah begitu saja. Selama ini aku telah berjuang keras untuk bisa mendapatkan Groudon dan memenuhi impianku. Aku takkan menyerah sebelum impianku tercapai. Dan siapapun yang menghalangiku, harus aku singkirkan. Flame juga demikian. Dia juga begitu bersemangat dalam pertarungan ini, maka aku tidak boleh kalah dari Tim Aqua. Aku harus bangkit, mengalahkan Aaron, menyelamatkan Flame, dan mendapatkan Groudon. Aku telah berjanji pada Tabitha untuk menjaga Groudon selama mereka dalam perjalanan menuju kesini. Karena itu aku harus terus berjuang! Aku tak boleh kalah, aku tak boleh kalah! Tinggal selangkah lagi... tinggal selangkah lagi untuk memenuhi impianku!
”Kuakhiri sekarang, Starmie tembakan es!”
”Tropius, perlindungan!”
Tiba-tiba muncul Tropius di depanku dan langsung membuat perisai perlindungan yang menggagalkan tembakan es Starmie.
”Apa?” Aaron tampak terkejut. ”Tidak mungkin! Jadi kau kau masih punya Pokemon?”
”Ya, aku hampir saja lupa kalau aku memiliki Tropius, pokemon buah,” jawabku lantang. ”Aku tak sengaja mengeluarkannya saat kau menggunakan badai salju. Terima kasih pada Ninjask sehingga nest ball berisi tropius tidak membeku.”
”Huh, tapi itu akan sama saja,” dengus Aaron kesal, ”bahkan Tropiusmu lemah empat kali lipat terhadap serangan bertipe es. Cukup menembaknya dengan tembakan es sekali saja untuk bisa menjatuhkannya.”
”Oh ya?” Aku kemudian bangkit berdiri. Aku memaksakan menggerakkan kakiku hingga es yang membelenggu kakiku hancur. Aku pun kini bisa berdiri tegap walaupun kakiku masih terasa sangat dingin. ”Coba bekukan kami bila kau bisa!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...