SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 19 Mei 2010

L's Diary: Eps. 81 - Tropius Sang Penentu

wooper gifEpisode 81: Tropius Sang Penentu


”Coba bekukan kami kalau bisa!” tantangku. Selangkah lagi aku akan mendapatkan Groudon dan akan kuakhiri ini dengan cepat. Entah mengapa aku merasa pernah mengalami hal seperti ini. Aku merasa pernah bertemu dengan lelaki bernama Aaron dan juga Starmie miliknya. Tapi kenapa aku tak bisa mengingatnya dengan jelas?

”Baiklah, kau yang minta!” Aaron tampak menggebu-gebu. ”Starmie, tembakan es!” Starmie mengeluarkan tembakan esnya ke arah Tropius.


”Tropius, perlindungan!” segera setelah mendengar perintahku, Tropius kembali membentuk perisai perlindungan. Tembakan es Starmie kembali meleset.

”Apa?!”

”Sekarang giliranku,” balasku. ”Tropius, daun pemotong!” Tropius mengeluarkan dedaunan tajam yang kemudian bergerak cepat ke arah Starmie.

”Starmie, perlindungan!” cegah Aaron. Daun-daun pemotong itupun meleset.

Sial, lagi-lagi dia menggunakan perlindungan. Padahal hanya satu serangan daun pemotong saja dan kami memenangkan pertarungan ini. Tipe air Starmie bisa dengan mudah dikalahkan oleh serangan bertipe rumput seperti daun pemotong.

”Makin seru saja.” Aaron menyeringai. ”Kau mencoba menjatuhkan Starmie dengan serangan bertipe rumput sementara aku mencoba menjatuhkan Tropius dengan serangan bertipe es. Dan kita kemudian saling melindungi Pokemon masing-masing dengan Protect. Menarik, sangat menarik.”

”Ya, sangat menarik,” balasku. ”Perlindungan melawan perlindungan. Kita lihat perlindungan siapa yang paling kuat dan lama bertahan! Tropius, daun pemotong!”

”Starmie, perlindungan!”

Daun-daun pemotong Tropius kembali gagal. Lalu Starmie mengeluarkan tembakan esnya dan kembali gagal setelah Tropius menggunakan perlindungan.

”Starmie, tembakan es!”

”Tropius, perlindungan!” Tropius berusaha membuat perisai perlindungan, namun kali ini gagal dan tembakan es meluncur cepat ke arahnya. ”Tropius!!!”


Beruntung tembakan es itu meleset setelah Tropius berhasil menghindarinya dengan cepat. Aku tak menyangka gerakan Tropius bisa secepat itu. Ah, aku ingat! Tropius bisa secepat itu karena sinar panas yang dikeluarkan oleh Groudon mengaktifkan kemampuannya. Berarti Tropius milikku memiliki kemampuan zat hijau daun atau klorofil, kemampuan yang melipatgandakan kecepatan apabila dalam keadaan sinar matahari yang intens.

”Kau lihat sendiri kan? Perlindungan Tropius hanya sampai disitu saja. Kau beruntung serangan Starmie meleset,” Aaron berkomentar. ”Dan kupastikan serangan berikut ini takkan meleset!”

Mungkin kecepatan Tropius berlipat ganda, namun kemungkinan serangan Starmie mengenainya masih sangat besar. Bagaimanapun aku tak bisa bergantung lagi pada perlindungan yang bisa gagal dalam setiap suksesi. Aku harus memulai inisiatif serangan terlebih dahulu.... dan sinar yang disebabkan oleh Groudon memberiku sebuah ide. Kuharap Tropius telah memiliki jurus ini, mengingat aku baru pertama kali ini menggunakan Tropius dalam pertarungan. Inilah kesempatanku satu-satunya.

”Tropius, tembakan surya!” perintahku cepat sebelum Aaron sempat memberikan perintah pada Starmie.

”Apa? Tembakan surya?” Aaron tercengang. ”Apa kau bodoh? Kau hanya membuang giliran pertarungan. Jurus itu akan muncul pada giliran kedua, dan aku akan mengalahkanmu pada giliran pertama ini! Starmie, tembakan....” baru saja Aaron hendak memerintahkan Starmie saat sebuah sinar terang muncul dari tubuh Tropius dan mengarah tepat mengenai Starmie. Starmie terjatuh, terkapar, dan tidak sanggup meneruskan pertarungan.

”Ti...tidak mungkin!” Aaron terperangah tak percaya. ”Bagaimana mungkin Tropius mengeluarkan tembakan suryanya pada gliran pertama?”

”Ini karena kau tidak memperhatikan lingkunganmu,” jawabku santai.

”Lingkungan?”

”Ya, lihatlah sinar terang di sekitarmu.” Aku menunjuk pada seisi ruangan. “Itu adalah sinar surya intens yang disebabkan oleh kemampuan kemarau milik Groudon. Groudon mungkin tertidur, tapi kemampuannya tidak.”

“Kemarau?” Aaron tampak masih belum mengerti. Dasar telmi!

”Tembakan surya atau Solarbeam memang baru muncul pada giliran kedua, dimana pada giliran pertama Tropius akan mengumpulkan cahaya untuk menciptakan tembakan surya. Namun itu tidak perlu karena sinar yang terkumpul sudah cukup banyak akibat kemarau dari Groudon. Terima kasih pada Groudon sehingga Tropius hanya membutuhkan satu giliran saja untuk mengeluarkan tembakan surya.”

Aaron jatuh berlutut di atas tanah. Dia tampak putus asa. Tak terlihat lagi wajah sombongnya dan keyakinan tingginya yang diperlihatkan sedari tadi. Dia telah kalah.

”Kenapa... kenapa aku bisa kalah?” tanyanya meracau. ”Padahal... padahal Starmie telah aku latih dengan sangat baik. Padahal dia selalu memenangkan pertarungan Pokemon. Dia Pokemon yang kuat. Aku tak pernah kalah sebelum ini. Kenapa?”

”Itu karena kau meremehkan kerjasama tim,” jawabku kemudian. ”Kau begitu yakin dengan kemampuanmu sendiri sehingga kau merasa mampu melakukan segalanya seorang diri. Kau bilang kau tak membutuhkan kedua rekanmu itu, tapi sebenarnya kau sangat membutuhkan mereka.

”Flame, rekan satu timku mungkin berhasil kau kalahkan, namun masih ada aku yang akan menggantikannya, yang akan mendukungnya. Sementara kau, kau sudah kehilangan rekanmu karena kau hanya mengandalkan dirimu sendiri. Kau harus tahu, tidak semua hal bisa dilakukan seorang diri.” Bah, ngomong apalagi aku ini? Bisa-bisanya dalam suasana seperti ini aku menasehati seorang musuh.

Aaron hanya terdiam. Dia menunduk dan terus menunduk, seakan kekalahannya adalah kegagalan yang sangat menyakitkan, seolah dia baru saja dinyatakan tidak lulus dalam ujian nasional sehingga semua semangatnya lenyap tanpa bekas. Mungkin sebentar lagi dia akan bunuh diri.

”Dasar tak berguna!” tiba-tiba terdengar suara seorang wanita dari arah tempat Aaron berada.

Apa? Suara siapa itu? Apa masih ada yang lainnya?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...