SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Kamis, 03 Juni 2010

L's Diary: Eps. 83 - Flame Diculik

SERVADA CHRONICLES - MAGMA SEASON
BAB XIII: MISI PENYELAMATAN FLAME


wooper gifEpisode 83: Flame Diculik


--Not in my diary--


Photobucket

Sekelompok orang berseragam perpaduan merah dan hitam keluar dari dalam kapal selam. Mereka semua langsung bergegas memasuki gua dasar laut dengan langkah cepat. Seorang lelaki berambut merah dengan model pakaian yang berbeda memimpin di depan. Wajahnya menampakkan kekhawatiran.

Mereka telah memasuki gua secara penuh dan kemudian mencapai inti gua yang berkabut.

“Periksa setiap sudut gua ini,” perintah lelaki berambut merah yang tak lain adalah Maxie, pemimpin Tim Magma itu.

“Baik,” jawab grunt-grunt yang mengikutinya sedari tadi. Mereka langsung berpencar ke segala penjuru gua.

”Tuan Maxie, kami menemukan L dan Badut,” teriak salah seorang grunt.

Maxie dan anggota grunt lainnya langsung mendekati grunt tersebut. Tampak anggota elit Tim Magma, L dan Badut tengah membeku di dekat mereka.

”Sial, kita terlambat,” ujar Tabitha yang mengikuti di belakang Maxie.

Dimana Flame?” tanya Maxie terdengar panik. ”Kalian semua, cepat cari Flame!”

Baik!” Grunt-grunt Tim Magma itu kemudian kembali berpencar mencari Flame, satu lagi anggota regu elit G.

Saat sedang mencari itulah tiba-tiba Magmavon milik Maxie berbunyi. Maxie menjawabnya dan nampak seorang lelaki berkumis dan berjenggot hitam gelap dengan bandana biru khas Tim Aqua pada layar Magmavon.

”Kupikir, kau sedang mencari keponakanmu yang cantik itu ya, temanku Maxie?” ujar lelaki itu dengan seringai jahat. ”Hal itu tak perlu repot-repot kau lakukan, karena kami telah menemukannya terlebih dahulu.”

”Apa maksudmu, Archie?” tanya Maxie dengan suara keras pada lelaki yang dipanggilnya Archie tersebut.

Jangan pura-pura bodoh, temanku Maxie.. “ sahut Archie dengan tenang. “Tentu saja sekarang kau sudah tahu kalah keponakanmu yang cantik itu, sekarang berada di tangan kami, atau dengan kata lain.... kami telah menculiknya.”

”APA?!”


*


Sementara itu di markas rahasia Tim Aqua.


Dua orang grunt Tim Aqua mengawal seorang grunt Tim Magma, seorang gadis dengan rambut merah dan jambul jingga yang tak lain adalah Flame Evers, keponakan Maxie sekaligus anggota regu elit. Mereka berjalan menyusuri lorong-lorong markas dan sampai pada ruangan dengan terali besi yang tak lain adalah sebuah sel penjara. Disana telah menunggu seorang grunt Tim Aqua lainnya, seorang gadis berambut panjang berwarna biru muda kehijauan. Dia lalu membuka pintu sel dan dua orang grunt yang mengawal Flame sedari tadi langsung mendorong Flame masuk ke dalam sel dengan kasar. Flame terjatuh dan meringis kesakitan.

Kami takkan menahanmu kalau saja temanmu itu tidak membuat Groudon pergi. Kau akan terus berada di dalam sel ini sampai pamanmu itu mau menukarmu dengan Kyogre,” ujar seorang grunt Tim Aqua dengan kasar. ”Awas kalau kau macam-macam!” ancamnya lagi. Grunt itu kemudian menoleh ke arah grunt perempuan berambut panjang berwarna biru muda kehijau-hijauan. ”Melon, tolong kau jaga gadis ini dan pastikan dia tidak keluar dari tempat ini.”

Ba.. baik,” jawab grunt yang dipanggil Melon tergagap. Melon kemudian mengunci pintu sel dengan cepat. Kedua grunt yang mengawal Flame kemudian berjalan meninggalkan tempat itu.

Sepeninggal kedua grunt itu, Melon melihat ke dalam sel. Dilihatnya seorang gadis yang kira-kira sebaya dengannya terduduk sedih. Gadis itu tampak menitikkan air mata.

”Kau tidak apa-apa?” tanyanya mencoba ramah.

”Aku tidak apa-apa,” jawab Flame kasar. ”Memangnya apa pedulimu?”

Melon tersenyum. ”Tentu aku peduli. Kita ini kan sama-sama perempuan? Mana aku tega melihatmu seperti itu.”

”Ini bukan urusanmu,” jawab Flame ketus. ”Aku tak perlu sikap ramahmu. Kau ini musuhku.”

”Ya, aku tahu.” Melon tampak tenang. ”Kita ini memang musuh, tapi di luar itu kita ini saudara sebagai sesama perempuan. Tapi kalau kau tak mau berbicara denganku juga tidak apa-apa. Toh, aku cuma grunt kelas rendahan yang bertugas membersihkan ruangan yang setiap hari kotor oleh ulah grunt-grunt lainnya yang tak mengenal kebersihan. Kau tahu, aku sudah lelah dengan semua ini. Meskipun begitu aku tetap melakukan hal ini demi mencapai tujuanku.”

Flame terdiam. Dia menghapus air matanya dan kemudian menatap gadis penjaga sel itu. “Memangnya apa tujuanmu? Apa kau mau mendapatkan Kyogre?” tanyanya dengan nada sedih.

“Aku tak mau cerita, karena kau menganggapku sebagai musuh,” jawab Melon pelan. “Terus terang saja, aku tidak suka mencari musuh.”

Melon bergerak dari tempat duduknya dan tiba-tiba saja membuka pintu sel dan masuk ke dalamnya. Dia mengunci sel itu dari dalam dan kemudian duduk di samping Flame. Tentu saja Flame terkejut dengan sikap gadis penjaga sel itu.

Namaku Melona Bluesea,” sapa Melon sambil mengulurkan tangan. ”Tapi aku sering dipanggil Melon. Nah, sekarang sebutkan siapa namamu?”

Flame membalas uluran tangan tersebut dengan menjabatnya pelan. ”Namaku Flame, Flame Evers,” jawabnya lirih.

Flame Evers ya?” Melon mengulang nama Flame. ”Kalau begitu, senang bertemu denganmu....” ujarnya sambil tersenyum ke arah Flame. Entah mengapa Flame kemudian membalas senyum itu dengan sebuah senyuman kecil. Wajahnya yang murung perlahan-lahan berubah.

”Kuharap aku juga demikian....”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...