SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Kamis, 03 Juni 2010

L's Diary: Eps. 84 - Kyogre

wooper gifEpisode 84: Kyogre


Aku tengah terduduk di tempat tidur klinik yang ada di Continent Magmarine. Sebuah selimut menutupi belakang tubuhku mulai dari leher sampai pinggang. Secangkir teh hangat yang diberikan oleh Tabitha masih tetap utuh berada di genggaman tanganku. Sedikit demi sedikit aku pun meminumnya dan tubuhku yang yang dingin mulai terasa hangat. Tabitha tampak menungguiku di samping tempat tidur.

Tiba-tiba saja pintu kabin klinik terbuka kencang. Seorang grunt yang kukenal bernama Brodie masuk ke dalam kamar. Dia menghampiriku dan langsung menarik kerah seragam yang kukenakan. Teh hangat yang kugenggam pun tumpah.

”Kalau bukan karena kau, mereka pasti tidak akan menculik Flame!” bentak Brodie kasar sambil menatap mataku tajam. ”Kalau sesuatu terjadi pada Flame, aku takkan memaafkanmu!”

”Hentikan Brodie!” lerai Tabitha memisahkan Brodie dariku. ”Ini bukan salah L. Hal seperti ini bisa saja terjadi tanpa kita duga.”

Tabitha, berhenti membela dia,” jawab Brodie. “Kalau dia tidak meledakkan Magmabomb, Tim Aqua pasti sudah membawa Groudon sekarang, bukannya Flame.”

Kau tidak bisa menyalahkan L begitu saja,” bela Tabitha. ”Keputusan yang diambil L sudah tepat. Dia tak ingin Tim Aqua berhasil merebut Groudon sehingga kita akan kesulitan nantinya. Tapi dia juga tak mengira kalau mereka akan menculik Flame. Hal seperti ini tidak bisa diperkirakan. Kita juga tidak tahu kalau Tim Aqua akan datang bukan?”

Brodie terdiam. Dia lalu melihat ke arahku. ”Sekarang semuanya sama saja bukan?” ujarnya berargumen. ”Kalau Groudon yang mereka bawa, aku tak peduli mau mereka apakan Groudon itu. Tapi bila Flame yang mereka bawa, aku takut kalau mereka akan menyakitinya atau melakukan sesuatu padanya. Dan bila itu terjadi, L adalah orang pertama yang akan kuhajar!”

Tiba-tiba Magmavon milik Tabitha berbunyi. Tabitha mengangkatnya dan ternyata dari Maxie.

”Tabitha, aku ada perlu denganmu,” ujar Maxie melalui Magmavon. ”Kutunggu kau di kabin istimewa, bawa juga L dan Brodie bersamamu.”

”Baik Tuan Maxie,” jawab Tabitha. Panggilan itu kemudian terputus. Tabitha lalu melihat ke arahku dan Brodie. “Maxie memanggil kita ke kabin istimewa. Sepertinya ada yang akan dibicarakan terkait penculikan Flame ini. Sebaiknya kita segera pergi.”

Tabitha kemudian bangkit berdiri di kursinya. Dia membantuku berdiri dan kami bertiga kemudian keluar dari kabin klinik.


*


Kami bertiga telah sampai di kabin yang disebut kabin istimewa. Tampak Maxie tengah menunggu di depan sebuah aquarium besar yang ada di kabin yang luas itu.

”Tabitha, Brodie, dan L, kalian tahu bukan kalau kita sedang dalam masalah besar?” tanyanya menyambut kedatangan kami bertiga.

”Ya, Tuan Maxie. Ini terkait penculikan Flame,” jawab Tabitha.

”Kau benar Tabitha, karena itulah kalian semua aku panggil kesini,” jelas Maxie. ”Archie, pemimpin dari Tim Aqua berjanji akan membebaskan Flame dengan sebuah syarat. Bagiku itu sebuah syarat yang berat.”

”Syarat apa itu?” tanya Brodie.

Maxie terdiam. Dia lalu menatap sosok ikan raksasa yang ada di dalam aquarium besar itu. Aku baru menyadari ada seekor Pokemon di dalam aquarium itu. Pokemon apa itu?

”Syaratnya... “ jawab Maxie kemudian, “...adalah menukarnya dengan Pokemon di depan kalian ini... menukarnya dengan Kyogre.”

Apa? Kyogre? Jadi Pokemon ikan berwarna biru dengan garis-garis merah itu adalah Kyogre, sang penguasa lautan? Aku tak percaya ini!

Ka... kalian mendapatkan Kyogre?” tanyaku terkejut.

Ya, L,” jawab Maxie. ”Kami mendapatkan Kyogre di sebuah gua yang ada di dasar laut berdasarkan informasi yang dicuri oleh Brodie dari institut cuaca. Gua itu terletak di sebelah barat daratan utama Hoenn. Awalnya kami mendapatkan aktivitas ganjil yang ada pada sebelah barat dan timur daratan utama Hoenn. Kami memutuskan untuk memeriksa lokasi yang ada di sebelah barat terlebih dahulu mengingat kami berada di dekatnya saat itu. Sementara itu kalian, regu G, kutugaskan untuk memeriksa lokasi di sebelah timur yang kebetulan kalian sedang berlibur di dekatnya yaitu di kota Lilycove.

”Kami menemukan sebuah gua dan tak menyangka akan bertemu Kyogre yang tengah tertidur di dalamnya. Ini adalah sebuah prestasi besar bagi Tim Magma karena dengan keberadaan Kyogre di tangan kita, Tim Aqua tidak akan bisa berbuat banyak untuk menghalangi kita lagi. Tapi sayang ternyata mereka pergi ke gua dasar laut yang kalian datangi dan pertempuran kalian tak terelakkan terjadi. Aku benar-benar tak menyangka Flame akan diculik dan mereka meminta Kyogre sebagai tebusannya. Kita sudah kehilangan segalanya... kehilangan Kyogre dan juga Groudon.”

Mendengar itu, Brodie menoleh ke arahku dan berkata, ”L, kalau saja kau tidak meledakkan Magmabomb, Tim Aqua pasti mau menukar Groudon dengan Kyogre sehingga kita tidak berada dalam kondisi yang sulit seperti ini. Paling tidak kita sama-sama impas.”

Jangan menyalahkan L, Brodie,” sahut Maxie. ”Sebagai seorang anggota regu elit, L telah melakukan yang terbaik. Tak pantas bila kau mengatakan kita tidak akan impas dengan pertukaran ini. Bagiku, dan mungkin bagi kalian semua, Flame lebih penting dari siapapun juga bukan?”

Brodie terdiam. Kami semua terdiam. ”Ya, Anda benar Tuan Maxie,” jawab Brodie. ”Biarlah Kyogre menjadi milik mereka, yang terpenting Flame bisa selamat dan kembali pada kita.”

Itu yang ingin kudengar darimu, Brodie,” kata Maxie. ”Seharusnya akulah yang merasa sangat sedih dengan kejadian ini. Flame adalah keponakanku, akulah yang mengajaknya bergabung dengan Tim Magma. Bila sesuatu terjadi padanya, entah bagaimana pertanggungjawabanku pada kedua orang tuanya yang telah tiada.” Maxie berhenti sejenak. Tampaknya dia sedang teringat sesuatu di masa lalu. ”Karena itulah sudah diputuskan,” lanjutnya. ”Biarpun kita tidak mendapatkan Groudon, yang terpenting kita bisa mendapatkan seseorang yang jauh lebih berharga daripada tujuan kita selama ini.”

”Lalu apa yang akan kita lakukan?” tanya Tabitha.

”Itulah mengapa aku memanggil kalian semua kesini...”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...