SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Kamis, 17 Juni 2010

L's Diary: Eps.90 - Berita Pesta Tim Magma

Photobucket

SERVADA CHRONICLES

BAB XIV: PENGKHIANATAN BADUT

Sebelumnya L selaku penulis dari serial Servada Chronicles ini ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak khususnya anggota POIN yang telah mendukung dan memilih Servada Chronicles sebagai Fan-Fiction terbaik dalam POIN Awards 2010. Terima kasih atas apresiasinya dan penghargaan ini L persembahkan kepada semua pembaca setia Servada Chronicles. Tetaplah berjaya!

wooper gifEpisode 90: Berita Pesta Tim Magma


Di suatu tempat yang tidak aku ketahui

”Kau harus melakukannya dengan segera,” ujar seorang lelaki di telepon. Seorang lelaki dengan seragam grunt Tim Magma tampak memegang telepon genggam. Rupanya lelaki itu sedang berbicara dengan seseorang di telepon.
”Ya, Paman,” jawab lelaki itu. ”Aku akan segera melakukannya dan semua urusan kita selesai.”
”Bagus, itulah yang aku tunggu. Selama ini kau telah banyak berjasa pada kami. Sayangnya, kau tak bisa menghentikan temanmu itu. Percuma saja semua informasi yang kau berikan bila pada akhirnya kami tidak mendapatkan apa-apa.”
”Itu di luar kuasaku,” ujar lelaki berseragam Tim Magma membela diri. “Aku tak tahu hal seperti itu akan terjadi. Aku sangat menyesal.”
”Baiklah, kalau begitu kali ini aku tak ingin semuanya menjadi sia-sia,” sahut lelaki di telepon. ”Kali ini kau yang beraksi langsung, jadi kuharap kau bisa berhasil dengan baik.”
”Tentu saja Paman, tak ada yang bisa menghentikanku. Kau tak perlu meragukanku.”
”Baik, kutunggu aksimu segera.”
Sambungan telepon itu kemudian terputus. Lelaki berseragam Tim Magma itu kemudian menjatuhkan telepon genggamnya dan menginjaknya hingga hancur.
”Sekali ini saja Paman, dan semuanya sudah selesai...” ujarnya dengan senyum jahat.

*

Pagi ini Maxie meminta semua anggota Tim Magma berkumpul di aula pertemuan Magmarine. Sepertinya ada sesuatu yang ingin dia katakan kepada kami semua.
”Senang kita bisa berkumpul disini hari ini,” ujar Maxie membuka pertemuan. ”Kalian semua adalah anggota terbaik dari tim ini, yang selama ini telah bekerja sama guna mendapatkan apa yang selama ini kita inginkan, yaitu Groudon demi memperluas daratan di Hoenn.
”Mungkin selama ini kalian terus-menerus didera tugas yang berat yang membuat kalian lelah ataupun stress. Kuakui, kalian semua membutuhkan suatu hiburan untuk melepas semua beban yang kalian hadapi sampai saat ini sementara waktu. Untuk itu, sebagai penghargaan terhadap kerja keras kalian selama ini, tak ada salahnya bila Tim Magma mengadakan sebuah pesta.
”Pesta ini, selain sebagai penghargaan atas semua usaha dan dedikasi kalian, juga sebagai rasa terima kasihku atas kembalinya keponakanku tersayang, keluarga kita, saudara kita, teman kita, dan tentunya rekan kita semua.... Flame Evers, sang peri api. Tepuk tangan yang keras untuk kembalinya Flame di tengah-tengah kita saat ini.”
Semua orang yang ada di aula langsung bertepuk tangan, tak terkecuali aku. Pandangan mereka semua terarah pada Flame. Beberapa grunt wanita bahkan mendekati dan memeluknya. Mendapat apresiasi seperti itu, wajah Flame langsung memerah.
”Hari ini,” lanjut Maxie, ”kunyatakan sebagai hari libur Tim Magma. Malam ini kita akan berpesta besar merayakan segala hal yang telah kita alami selama ini dan tak lupa merayakan kembalinya Flame di tim ini. Aku berharap kalian bisa saling bekerja sama untuk membuat pesta ini sukses. Cukup itu yang aku sampaikan pagi ini. Selamat bersenang-senang dan nikmati hari ini.”
Maxie kemudian berbalik dan berjalan meninggalkan mimbar diikuti Tabitha dan Courtney. Saat beliau sudah meninggalkan aula pertemuan, semua anggota Tim Magma yang ada di ruangan itu bersorak keras. Mereka sepertinya sangat senang dengan pesta yang akan diadakan malam ini.
”Kau dengar? Kita akan berpesta!” teriak salah seorang grunt.
”Aku tak pernah menyangka Maxie akan mengadakan pesta untuk kita semua!” teriak grunt yang lain. Semuanya benar-benar terlihat senang.
”Mereka memang layak mendapatkannya,” ujar Flame melihat antusiasme itu.
”Semua ini berkat kau Flame,” sahutku. ”Kembalinya kau membuat Maxie senang dan mengadakan pesta.”
”Aku hanya salah satu alasan saja,” jawab Flame. Flame kemudian melihat ke arah Badut. ”Hei, Badut,” sapanya pada Badut yang sedari tadi diam saja. ”Kenapa kau diam saja?”
”Apa kau tidak suka dengan pesta yang akan diadakan nanti malam?” tanyaku ikut melihat ke arah Badut.
”Ah, tidak,” jawab Badut seperti tersadar dari lamunan. ”Tentu saja aku senang dengan pesta ini. Siapa sih yang tidak senang dengan pesta?”
”Aku sangat tahu itu,” sahut Flame. ”Mana mungkin anak keluarga kaya sepertimu tidak suka dengan pesta. Kutebak kau sudah terbiasa dengan pesta.”
”Tidak juga,” jawab Badut datar. ”Meskipun keluargaku kaya, tapi kami jarang mengadakan pesta. Sudahlah, jangan bawa-bawa keluargaku.”
”Baiklah.” Flame kemudian memegang tanganku dan juga tangan Badut. ”Apakah kalian mau membantuku sekarang?”
”Membantu apa?” tanyaku tak mengerti.
”Tentu saja membantu menyiapkan pesta,” jawab Flame. “Apa kalian hanya ingin menikmati pestanya saja tanpa mau terlibat dalam pembuatannya?”
”Aku mau membantu,” jawabku cepat.
“Aku tidak ikut,” jawab Badut kemudian. ”Aku sedang tidak enak badan. Kepalaku terasa pusing.”
”Oke, kalau begitu kau istirahat saja di kamar,” sahut Flame. ”Biar kami saja yang menyiapkan pesta sementara kau beristirahat. Jangan khawatir, pesta malam ini pasti sangat meriah. Ayo L.” Flame kemudian menarik tanganku cepat sehingga aku terpaksa mengikutinya pergi. Kulihat Badut terdiam dan kemudian berbalik menuju kabinnya. Entah kenapa aku merasa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Ada sesuatu yang disembunyikan oleh Badut, dan kupikir itu bukan sesuatu yang baik. Ah, sudahlah. Untuk apa aku memikirkan perasaan aneh ini lagi. Bukankah malam ini kita semua akan berpesta?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...