SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Kamis, 17 Juni 2010

L's Diary: Eps.91 - Pesta di Kapal Selam

Rata Penuhwooper gifEpisode 91: Pesta di Kapal Selam

Malam hari telah datang di Continent Magmarine. Aula pertemuan pun telah disulap menjadi ruangan pesta yang megah. Beberapa balon, pita, dan lampu hias tertata rapi di setiap sudut ruangan. Hidangan dan minuman yang menggiurkan tak luput telah menunggu di atas meja.
Malam ini ada yang berbeda dari para grunt. Bila biasanya mereka memakai seragam merah hitam, kini mereka memakai pakaian pesta. Aku, Flame dan Badut pun demikian. Aku memakai kemeja terbaik yang kumiliki, Flame memakai gaun malam berwarna putih yang anggun, sementara Badut atau mungkin malam ini kupanggil Volta memakai jas hitam seperti akan menghadiri acara pernikahan. Pokemon utama kami pun kami keluarkan dan kami dandani serapi mungkin.



”Pestanya meriah ya?” komentar Flame pada aku dan Volta.
”Ya, kita semua disini menikmatinya,” jawabku. ”Belum pernah sekalipun aku menghadiri pesta semeriah ini.”
”Kau tahu L, mungkin ini adalah pesta resmi pertama yang diadakan di dalam kapal selam, di dalam laut,” tutur Flame.
”Oh, ya? Menarik sekali,” kagumku. ”Hal seperti ini pantas untuk dicatat di dalam Guinness Book of Record.” Aku kemudian melihat ke arah Volta yang tampak tak bersemangat. ”Hei, Volta... kenapa denganmu? Kenapa kau terlihat murung?”
”Sudah kubilang jangan panggil aku seperti itu disini,” tukas Volta ketus.
”Ayolah, malam ini begitu resmi, aku tak mau memanggilmu dengan nama Badut. Bagaimanapun kau kan berasal dari keluarga kaya. Lagipula kita kan sedang berpesta hari ini,” sahutku beralasan. Memang entah kenapa aku ingin memanggil Badut dengan nama aslinya malam ini.
Tiba-tiba saja Volta memegang kerah kemejaku kasar. Dia menatapku tajam. ”Sudah kubilang jangan memanggilku dengan nama itu, Bodoh!” ancam Volta marah. ”Kau tak mau cari masalah denganku bukan?”
”Sudah, sudah... jangan bertengkar,” lerai Flame. ”Kita sedang bersenang-senang, kumohon jangan kalian rusak suasana ini.”
Volta lalu mendorongku, melepaskan pegangannya pada kemejaku dengan kasar. ”Kalau bukan karena Flame dan juga kenyataan kalau malam ini ada pesta, aku mungkin sudah menghajarmu.”
Aku merapikan pakaianku. Aku tak menduga Volta bisa semarah itu. Sandslash yang sedari tadi ada di sampingku menggeram marah melihat perlakuan Volta. Electabuzz milik Volta pun juga demikian. Tapi kami berdua sudah menenangkan Pokemon masing-masing.
”Volta, aku tak suka caramu seperti itu,” ujarku tegas. “Kau tak menghormati nama yang diberikan keluargamu.”
”Kau tak menghormati privasiku! Apa kau masih belum puas... Lunar Servada?” jawab Volta dengan mata mendelik.
”Sudahlah kalian berdua!” lerai Flame lagi, kali ini dengan nada agak marah. ”Kita ini semua bersahabat, kenapa hanya masalah sepele seperti ini kalian bisa bertengkar sih?”
Tiba-tiba suasana pesta menjadi hening. Semua pandangan di ruangan itu tertuju pada kami bertiga.
”Apa yang kalian lihat?” tanya Flame pada semua orang yang melihat kami. ”Apa kalian tak pernah melihat orang bertengkar? Bisakah kalian tidak ikut campur urusan orang lain dan menikmati pesta yang mustahil kalian dapatkan ini?” Mendengar itu, orang-orang yang memandang kami pun kembali pada kegiatan mereka sebelumnya. Flame lalu memandang ke arah kami. ”Kalian lihat? Semuanya melihat pada kita.”
”Flame...”
”L, kau harus menghormati privasi Badut,” kata Flame sambil melihat ke arahku. Dia lalu berbalik melihat Volta. ”Dan kau Badut, kau tak boleh berbuat kasar sesukamu seperti itu.”
”Baiklah,” sahut Volta dengan malas. Dia lalu berbalik dan berjalan meninggalkanku dan Flame.
”Hei, mau kemana kau?” tanya Flame setengah berteriak.
”Toilet. Apa kau mau ikut?” jawab Volta asal. Dia lalu menghilang di antara kerumunan grunt.
“Flame, maafkan aku,” kataku penuh penyesalan. “Aku hanya ingin menghargainya saja malam ini.”
”Ya, niatmu mungkin baik, tapi tak semua berjalan seperti yang kau inginkan,” sahut Flame bijak. ”Sudahlah, lupakan saja. Semuanya pasti akan kembali seperti semula. Nikmatilah pesta ini, L.”



”Ya, kau benar Flame,” sahutku. Aku kemudian mengambil segelas air lemon dan meminumnya. ”Pesta ini sangat sayang untuk dilewatkan.”
”Eh, itu Paman,” tunjuk Flame pada salah satu sudut. Tampak Maxie sedang berbincang dengan Tabitha. ”Aku pergi kesana dulu ya? Aku mau mengucapkan terima kasih atas pesta ini,” pamitnya.
”Oke.”
Flame kemudian meninggalkanku berjalan menuju Maxie. Dia lalu hanyut dalam obrolan dengan pamannya itu. Melihat itu, aku ingin bergabung bersama mereka. Namun baru saja aku melangkahkan kakiku, Darko Monsta alias M menabrakku dan menumpahkan minumannya pada kemejaku.
”Ah, aku tak sengaja L, maaf...” ujarnya menyadari hal itu.
”It’s oke, tidak apa-apa,” jawabku memaafkan.
”Biar kubersihkan pakaianmu,” sahut Darko menawarkan bantuan.
”Tidak usah, biar kubersihkan sendiri di toilet.”
Aku kemudian berjalan menuju toilet. Tak butuh waktu lama untuk mencapai toilet saat seseorang menyenggolku kasar. Aku hendak bereaksi namun kemudian aku menyadari siapa yang menyenggolku. Dia Volta dan sepertinya dia tak menyadari keberadaanku. Sepertinya dia terburu-buru. Ah, biarkan saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...