SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Jumat, 15 Oktober 2010

L's Diary: Eps.153 - Bunker

wooper gifEpisode 153: Bunker

Kota Rustboro menjadi ajang pertarungan dua kelompok ninja. Semuanya saling serang dengan cepat dengan Pokemonnya masing-masing. Pertarungan berlangsung sangat cepat hingga semuanya terlihat seperti kilatan cahaya.
Di sebuah gedung, tampak berdiri sosok ninja berpakaian hitam yang bersedekap dengan santainya. Di seberangnya ada sosok ninja lain berpakaian hijau yang juga berdiri di atas sebuah gedung yang ada di seberang tempat ninja berpakaian hitam.
”Lama tak jumpa, kawanku... Har-Glen,” ujar sosok berpakaian hitam.
”Ya, kupikir aku merindukan pertarungan kita...Bo-Jiken,” balas sosok berpakaian hijau yang dipanggil Har-Glen.
”Huh, pertarungan kita bakal dimulai, takkan kubiarkan kau merebut sekolah Pokemon ini,” ujar Bo-Jiken.
”Ya, aku pun tak mau membiarkan sekolah ini jatuh ke tanganmu,” jawab Har-Glen.
”Jadi, kita sudah bisa bertarung?”tanya Bo-Jiken.
”Aku siap kapanpun kamu siap.”
Tiba-tiba suasana berubah memanas. Kedua ninja tersebut saling menatap dan keduanya sama-sama mengeluarkan PokeBall.
”Dalam hitungan ketiga.... satu.... dua... tiga!”
Bersamaan dengan itu keduanya melemparkan PokeBall ke udara dan muncullah dua ekor Pokemon menyerupai manusia yang berdiri dengan dua kaki. Yang satu berwarna merah terang sementara yang lainnya berwarna merah muda.
”Blaziken, tendangan membara!”
”Medicham, tendangan melambung!”
Kedua Pokemon itu pun saling beradu dan pertarungan para pemimpin ninja baru saja dimulai!


*

Oke, kembali ke diariku...

Aku berada di sebuah ruangan luas yang ada di bawah tanah. Rupanya disanalah para warga bersembunyi untuk menghindari korban dari serangan para ninja. Ruangan menyerupai bunker itu terletak di bawah bangunan utama Devon Corporation, sebuah perusahaan teknologi terkenal yang ada di kota Rustboro.
”L, lebih baik kau berlindung di tempat ini sementara aku mencoba menghentikan ulah para ninja tersebut. Kau tak perlu khawatir, bunker ini aman dari segala ancaman,” ujar Steven.
”Tidak Steven,” tolakku sambil menggelengkan kepala. ”Aku tidak mau bersembunyi di tempat ini sementara kau bersusah payah menghentikan mereka yang berbuat ulah di kotamu. Kalau boleh, aku ingin ikut bersamamu.”
”Ucapannya benar,” tiba-tiba seorang perempuan berambut hitam berkuncir pita merah muncul dari kerumunan warga kota yang begitu banyak. ”Kita tidak bisa diam begitu saja sementara kau sedang memperjuangkan nasib kami. Aku juga akan ikut.”

”Tidak Roxanne, kau tetap disini,” elak Steven halus. ”Kalau kau ikut, siapa yang akan menjaga semua warga kota disini? Hanya kau trainer dengan kelas tertinggi di kota ini.” Steven lalu menoleh ke arahku. ”L, kau boleh ikut, tetapi kuharap kau punya Pokemon yang tangguh karena lawan kita adalah kelompok ninja terhebat di provinsi ini.”
”Kau tidak perlu meragukan aku, Steven,” aku menyahut santai. ”Aku pernah mengalahkan mereka, dan kuharap aku bisa mengalahkan mereka lagi.”
”Mengalahkan? Apa maksudmu?”
”Nanti kau juga tahu, lebih baik kita segera pergi atau akan ada lebih banyak kerusakan yang terjadi.”
Aku dan Steven kemudian keluar dari bunker. Pertarungan para ninja masih terus berlangsung seru dan kami masih bisa melihat banyak kilatan yang bergerak di sela-sela gedung.
”Darimana kita bisa memulai menghentikan mereka?” tanyaku bingung. ”Ada begitu banyak ninja dan kita tidak mungkin bisa menghentikan mereka semua.”
”Kau salah L,” sanggah Steven. ”Bahkan kita berdua saja bisa menghentikan mereka semua. Yang perlu kita lakukan adalah mencari pemimpin mereka, dan mengalahkannya.”
”Aku tahu, ini seperti bermain catur bukan?” aku mengerti rencana Steven. Hal yang sama yang pernah aku lakukan di kota Lavaridge dan Fortree, dan sekarang aku akan melakukannya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...