SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 30 April 2014

Lunar's Diary: Eps.424 - Persiapan Final

SERVADA CHRONICLES: BATTLE SEASON
BAB LXI DRAMA MENJELANG FINAL

Episode 424: Persiapan Final

Di suatu ruangan hotel, tanpa kutahu…

Nanta tampak berdiri di balkon hotel Battle Frontier. Dia tampak menikmati pemandangan Battle Frontier yang penuh dengan berbagai bentuk bangunan. Mulai dari Battle Tower, gedung tinggi nan menjulang; Battle Dome, kubah lebar besar; Battle Pyramid, piramida keemasan; Battle Pike, bangunan aneh menyerupai Seviper; dan Battle Factory, bangunan futuristik. Dia tak menyangka ada orang yang membangun fasilitas pertarungan Pokemon dengan aneka variasi di pulau terpencil.
“Battle Frontier…. Akan sangat bagus bila tempat ini jadi milikku,” bisik Nanta pelan. “Iya kan Pachi?” Nanta menoleh ke sampingnya. Seekor Pachirisu, Pokemon tupai bertubuh putih dengan garis biru, tampak bergerak manja di lengannya.
“PACHI!” suara Pachirisu terdengar menggemaskan.
“Selalu bermain dengan Pachirisumu, Nanta!” tiba-tiba terdengar suara lelaki dari belakang.
Nanta serta merta berbalik, dan mendapati seorang lelaki berkemeja putih berjalan santai ke arahnya. “Ah, Volta.Selamat. Kamu berhasil ke final,” sapa Nanta setelah mengetahui siapa lelaki yang memanggilnya.
Volta tersenyum, senyuman yang dipaksakan, lalu berjalan menghampiri Nanta. Dia bersandar pada tepian balkon, ikut memandang hamparan bangunan di Battle Frontier yang ada. “Seperti yang sudah kurencanakan,” sahut Volta. “Sudah kuperkirakan aku maju ke final, untuk rencana besarku.”
“Tepatnya rencana kita,” sela Nanta cepat. “Kamu harus ingat bahwa kita sepakat untuk berkoalisi untuk rencana ini.Kamu kekurangan personel, dan kami memilikinya.”
Volta kembali tersenyum kecut. “Aku tidak punya pilihan,” ujarnya. “Lagipula ini juga membawa nama keluarga kita bukan? Asal kamu tidak mengingkari apa yang telah kita sepakati.”
Nanta terdiam, lantas berbalik dan masuk ke dalam kamar. Volta mengikutinya masuk. Nanta lalu mengambil sesuatu dari dalam lemari. Diperhatikannya benda menyerupai alat elektronik berwarna kuning itu lekat-lekat, lalu menyerahkannya pada Volta. “Ini, Electirizer. Kamu membutuhkannya untuk final nanti.”


“Ya, kamu benar,” Volta menjawab singkat. Dia menyentakkan tangannya cepat, memunculkan sebuah PokeBall di udara. Sejurus kemudian, PokeBall itu bersinar dan memunculkan Pokemon kuning andalannya, Electabuzz.
Volta mengambil benda bernama Electirizer itu, lalu memberikannya pada Electabuzz. Pokemon bergaris hitam itu menerima benda itu dengan dua tangannya. “Electabuzz-ku membutuhkannya. Dia akan menyusul Magmar, mendapatkan kekuatan baru,” sambung Volta.
Sedetik kemudian, muncul sinar kuning menyilaukan dari Electabuzz. Sinar itu semakin membesar, namun Volta dan Nanta tampak tenang, seolah tahu apa yang terjadi.
Ketika sinar kuning itu bilang, tampak seekor Pokemon besar dan tinggi di tempat Electabuzz berdiri tadi. Pokemon itu seperti Electabuzz, tapi lebih besar, lebih tinggi, namun tetap berwarna kuning dengan garis-garis hitam. Hanya corak garis hitamnya yang berubah.
Volta tersenyum puas. Dia tampak senang melihat Pokemon di depannya. Perlahan dia berkata, “Inilah Pokemon utamaku… untuk melawan si Pincang itu!”

*

Sementara itu di lautan biru nan luas, tanpa kutahu…

Seekor Pokemon biru berbentuk kuda laut raksasa tampak bergerak cepat menyusuri lautan. Seorang lelaki berambut hijau dengan seragam berwarna biru merah terang menunggangi Pokemon itu. Ekspresi wajahnya tampak serius menatap ke depan, dengan kepalan tangan tergenggam erat. Seakan, tak sabar mencapai tujuan.


“Ayo Kingdra, kita ambil kembali apa yang telah direbut dari kita,” katanya pada Pokemon yang ditungganginya, Kingdra. Pokemon itu tampaknya mengerti dengan apa yang dikatakan lelaki itu, karenanya gerakan selancarnya di atas laut menjadi semakin cepat.
Melihat semangat yang ditunjukkan Kingdra, lelaki berambut hijau itu tersenyum.“Kali ini akan kutunjukkan siapa diriku sebenarnya. Akulah… sang lucky ranger… ranger yang beruntung!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...