
”Dian, gunakan sayatan!” Dian melompat cepat dan melayangkan sayatannya ke arah Blaziken. Sayatannya kembali mendarat tepat dan membuat Blaziken kesakitan.
”Blaziken, balas dengan tendangan ganda!” teriak Bo-Jiken. Blaziken tak mengindahkan rasa sakitnya dan langsung bergerak menerjang Sandslash dengan kakinya yang siap menghempaskan Dian, namun serangannya meleset dan dia menghantam dinding bangunan.
”Lihat sendiri kan, jurus status memang sangat berguna!” ujarku bangga.
”Jangan senang dulu,” tiba-tiba Har-Glen ikut bicara, ”rasakanlah yang ini, Medicham pukulan terfokus!”
Medicham mendadak muncul dan melayangkan pukulannya ke arah Dian. Rupanya Medicham sempat meningkatkan fokusnya dan sekarang pukulannya mendarat tepat ke arah Dian. Giliran Dian yang terlempar jauh.

”Jangan lupakan aku!” teriak Steven. ”Metang, gunakan pukulan meteor!”
Metang muncul dan menghantamkan tinju esnya pada Medicham dan Medicham kembali terjatuh.
”Giliranku!” kali ini Bo-Jiken kembali berteriak. ”Tendangan membara!”
Blaziken melompat cepat dan mendaratkan tendangannya yang berapi ke arah Metang. Metang terlempar jauh menghantam rumah dan kali ini matanya terlihat berkunang-kunang.

”Jangan pernah lupakan aku!” teriakku.
”Lagunya Nidji dong!”
”Memangnya kenapa? Aku suka banget sama Nidji,” sahutku menimpali. ”Dian, gunakan sayatan!”
Dian menerjang dan meyabetkan cakarnya ke arah Blaziken. Sayatan itu mengenai dada Blaziken dan Blaziken tampak kesakitan. Pokemon berkepala mirip ayam itu (memang dia ayam!) tampak memegangi dadanya dan meringis. Tiba-tiba dia jatuh berlutut dan kemudian benar-benar jatuh ke tanah, pingsan.
”It’s critical hit!” sorakku girang. Aku terlalu awal untuk senang karena kemudian...
”Aku juga suka Nidji, jadi jangan lupakan aku!” Oh, iya, aku melupakan Har-Glen. Pemimpin ninja rumput itu lalu memberikan perintah dan Medicham siap menyerang Dian. ”Medicham, tendangan melambung!”
Medicham melompat sangat tinggi dengan kaki yang terarah dan siap menghantam Dian. Aku harus bergerak cepat atau Dian akan pingsan. ”Dian, menyingkir... kalau kamu masih sayang kepalamu!”
Dian sepertinya masih sayang dengan kepalanya sehingga dia langsung bergerak menghindari terjangan kaki merah jambu Medicham. Tendangan Medicham pun meleset dan mendarat di tanah, tidak... bukan hanya tendangannya saja, tapi tubuh Medicham terbanting di tanah dengan sangat keras. Medicham pun terbaring di tanah sambil memegangi punggungnya yang sepertinya patah. Dia meringis kesakitan.
”Medicham, kau memalukanku!” murka Har-Glen. ”Bangkit sekarang dan gunakan pukulan terfokus!”
Gawat, pukulan terfokus adalah pukulan yang akan mendarat tepat sasaran dan memiliki efek yang mematikan apabila penggunanya sempat memusatkan perhatian terlebih dulu. Apalagi serangan itu efeknya akan berlipat bila penggunanya juga bertipe petarung. Satu-satunya cara menghentikan serangannya adalah dengan cara mengacaukan konsentrasinya, cuma itu.
”Dian, gunakan sayatan!”
Dian bergerak cepat hendak melakukan sayatan. Hanya ini cara untuk mengacaukan konsentrasinya. Apabila konsentrasinya terpecah, maka serangannya akan gagal.
Tapi... alih-alih mengacaukan konsentrasi, Dian malah jatuh terpeleset kulit pisang! Oh sial, siapa sih yang membuang kulit pisang sembarangan disini?
Mendadak kita pindah ke tempat lain...
”Hatsyiii!”
Di dalam sebuah tenda besar, di sebuah tempat duduk, seorang anak laki-laki tampak bersin dengan kerasnya hingga bergaung di dalam tenda. Bukan karena suara bersinnya lebih keras dari suara bersin normal, tapi karena tenda besar tersebut dalam keadaan kosong, tak ada seorang pun di dalamnya kecuali anak berambut ikal tersebut yang entah mengapa bisa ada di tempat tersebut.
”Huh, apa ada orang yang sedang membicarakanku ya?” ujar anak laki-laki itu sambil mengusap ingusnya dengan kain kacu. ”Dari tadi menunggu disini, tetapi sirkusnya tidak mulai-mulai, niat gak sih ngadain sirkus?”
Sementara tanpa anak itu tahu, ada seekor Pokemon menyerupai kucing yang tampak antusias memandang tulisan di pintu masuk tenda itu. Tulisannya yaitu...
Mohon maaf, sirkus terpaksa ditunda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...