Episode 205: Pertarungan Gym Mossdeep
”Ayo buruan... jadi tarung tidak? Kalau tidak jadi kami pergi nih...” ancam Tate melihatku masih diam saja. Gimana tidak diam? Masa’ aku melawan ’percil-percil’ macam mereka?
”Oke, baiklah... aku akan bertarung... aku percaya kalian ketua gym ini... karena itu aku tidak akan memberikan kesempatan sekecil apapun!” jawabku dengan gagah berani. Hehehe, tentu saja aku yakin... anak-anak ini akan dengan mudah aku kalahkan, percaya deh sama aku, Lunar Servada.
”Kalau begitu peraturannya pertarungan ganda dengan maksimal empat Pokemon. Petarung yang kehabisan Pokemon dinyatakan kalah,” kata Liza dengan suara imutnya. Duh, tuh bocah menggemaskan sekali.... untung aku bukan pedhofil (memangnya kenapa?).
”Baik, siapa takut!”
Entah mungkin hanya perasaanku saja, tapi tiba-tiba aku merasakan aura yang begitu kuat seolah-olah ada banyak mata menatapku. Gym ini adalah spesialis Pokemon sihir atau Psychic, mungkin ini adalah bagian dari strategi mereka berdua kalaupun benar-benar ketua gym kota ini. Sekilas aku melihat ke arah dua anak itu dan kini mereka menampakkan wajah tersenyum namun bukan sembarang senyum melainkan senyum misterius yang menyeramkan. Hiyyy!
”Keluarlah Dian, keluarlah Shadow!” kukeluarkan dua Pokemon andalanku dari PokeBall yaitu Dian si Sandslash dan Shadow si Ninjask. Bersamaan dengan itu dua anak itu juga melemparkan Pokeball mereka...
”Keluarlah Claydol!” teriak Tate dan kemudian muncul Pokemon cokelat besar dengan mata dan lengan yang banyak sama seperti yang dimiliki Steven.
”Keluarlah Xatu!” teriak Liza memunculkan Pokemon burung hijau bersayap putih dengan motif indian di badannya.
”Ayo kak L... berusahalah!” teriak Parmin memberikan semangat.
”Ayo kita selesaikan ini dengan cepat!” teriakku tak kalah bersemangat. ”Dian, gunakan sayatan pada Xatu dan Shadow gunakan bola bayangan pada Claydol!”
”Claydol, perisai cahaya!” perintah Tate.
”Xatu, pandangan masa depan!” perintah Liza.
Dian berlari cepat dan melayangkan sayatannya pada Xatu. Serangan itu mendarat tepat pada sayap Xatu, tapi kupikir tidak terlalu efektif. Xatu sendiri tampak melihat jelas ke arah Dian tanpa melakukan serangan apapun. Liza bilang pandangan masa depan? Serangan macam apa itu?
Sementara itu aku yakin bola bayangan akan dengan cepat menjatuhkan Claydol mengingat Pokemon sihir macam Claydol lemah terhadap serangan bertipe hantu seperti bola bayangan. Namun yang terjadi membuatku tercengang. Serangan itu memang mengenai Claydol namun Claydol masih tampak bertahan melayang dengan yakinnya. Bukankah bola bayangan harusnya efektif?
”Itulah gunanya perisai cahaya,” ujar Tate seolah membaca pikiranku. ”Perisai cahaya akan melemahkan kekuatan serangan spesial macam bola bayangan. Walaupun serangan itu super efektif, tapi kekuatannya menjadi berkurang terlebih karena Claydol memiliki pertahanan yang kuat baik terhadap serangan fisik maupun serangan spesial.”
Jadi begitu ya... Sial! Kalau seperti ini serangan super efektif pun jadi percuma saja. Kalau begitu aku akan menggunakan dua serangan sekaligus pada Claydol.
”Dian gunakan sayatan dan Shadow gunakan bola bayangan... serang Claydol!”
Aku mengambil resiko tak menghiraukan Xatu karena untuk menjatuhkan Claydol dengan cepat butuh dua serangan beruntun. Dian pun menyayat Claydol sementara Shadow menembakkan bola bayangannya untuk kali kedua. Meski begitu Claydol tak bergeming juga. Sial!
”Claydol, sekarang gunakan perisai reflek!” perintah Tate.
”Xatu, gunakan pikiran tenang!” perintah Liza.
Claydol kembali membentuk perisai, namun agak berbeda dengan perisai cahaya sebelumnya. Sementara itu Xatu tampak diam berkonsentrasi dengan jurus pikiran tenangnya. Tunggu dulu... aku pernah melihat jurus itu sebelumnya saat kontes di Slateport. Kalau tidak salah jurus itu meningkatkan kekuatan serangan spesial. Bila kekuatan serangan spesial Xatu bertambah, maka bisa berbahaya bagiku. Saatnya merubah strategi!
”Shadow, bola bayangan... Dian, sayatan... serang Xatu!”
Kali ini aku memerintahkan Dian dan Shadow untuk menyerang Xatu bersamaan. Kupikir Aku harus menjatuhkannya sebelum dia sempat melakukan serangan karena akan berbahaya bila dia melakukan serangan yang kekuatannya berlipat akibat pikiran tenang.
Dian sudah melayangkan sayatannya dan Shadow sudah melemparkan bola bayangan, namun Xatu sama saja seperti Claydol... Pokemon itu tetap berdiri tegak seolah tidak terjadi apa-apa... seolah seranganku tidak mempan sama sekali!
”Ayo buruan... jadi tarung tidak? Kalau tidak jadi kami pergi nih...” ancam Tate melihatku masih diam saja. Gimana tidak diam? Masa’ aku melawan ’percil-percil’ macam mereka?
”Oke, baiklah... aku akan bertarung... aku percaya kalian ketua gym ini... karena itu aku tidak akan memberikan kesempatan sekecil apapun!” jawabku dengan gagah berani. Hehehe, tentu saja aku yakin... anak-anak ini akan dengan mudah aku kalahkan, percaya deh sama aku, Lunar Servada.
”Kalau begitu peraturannya pertarungan ganda dengan maksimal empat Pokemon. Petarung yang kehabisan Pokemon dinyatakan kalah,” kata Liza dengan suara imutnya. Duh, tuh bocah menggemaskan sekali.... untung aku bukan pedhofil (memangnya kenapa?).
”Baik, siapa takut!”
Entah mungkin hanya perasaanku saja, tapi tiba-tiba aku merasakan aura yang begitu kuat seolah-olah ada banyak mata menatapku. Gym ini adalah spesialis Pokemon sihir atau Psychic, mungkin ini adalah bagian dari strategi mereka berdua kalaupun benar-benar ketua gym kota ini. Sekilas aku melihat ke arah dua anak itu dan kini mereka menampakkan wajah tersenyum namun bukan sembarang senyum melainkan senyum misterius yang menyeramkan. Hiyyy!
”Keluarlah Dian, keluarlah Shadow!” kukeluarkan dua Pokemon andalanku dari PokeBall yaitu Dian si Sandslash dan Shadow si Ninjask. Bersamaan dengan itu dua anak itu juga melemparkan Pokeball mereka...
”Keluarlah Claydol!” teriak Tate dan kemudian muncul Pokemon cokelat besar dengan mata dan lengan yang banyak sama seperti yang dimiliki Steven.
”Keluarlah Xatu!” teriak Liza memunculkan Pokemon burung hijau bersayap putih dengan motif indian di badannya.

”Ayo kita selesaikan ini dengan cepat!” teriakku tak kalah bersemangat. ”Dian, gunakan sayatan pada Xatu dan Shadow gunakan bola bayangan pada Claydol!”
”Claydol, perisai cahaya!” perintah Tate.
”Xatu, pandangan masa depan!” perintah Liza.
Dian berlari cepat dan melayangkan sayatannya pada Xatu. Serangan itu mendarat tepat pada sayap Xatu, tapi kupikir tidak terlalu efektif. Xatu sendiri tampak melihat jelas ke arah Dian tanpa melakukan serangan apapun. Liza bilang pandangan masa depan? Serangan macam apa itu?
Sementara itu aku yakin bola bayangan akan dengan cepat menjatuhkan Claydol mengingat Pokemon sihir macam Claydol lemah terhadap serangan bertipe hantu seperti bola bayangan. Namun yang terjadi membuatku tercengang. Serangan itu memang mengenai Claydol namun Claydol masih tampak bertahan melayang dengan yakinnya. Bukankah bola bayangan harusnya efektif?
”Itulah gunanya perisai cahaya,” ujar Tate seolah membaca pikiranku. ”Perisai cahaya akan melemahkan kekuatan serangan spesial macam bola bayangan. Walaupun serangan itu super efektif, tapi kekuatannya menjadi berkurang terlebih karena Claydol memiliki pertahanan yang kuat baik terhadap serangan fisik maupun serangan spesial.”
Jadi begitu ya... Sial! Kalau seperti ini serangan super efektif pun jadi percuma saja. Kalau begitu aku akan menggunakan dua serangan sekaligus pada Claydol.
”Dian gunakan sayatan dan Shadow gunakan bola bayangan... serang Claydol!”
Aku mengambil resiko tak menghiraukan Xatu karena untuk menjatuhkan Claydol dengan cepat butuh dua serangan beruntun. Dian pun menyayat Claydol sementara Shadow menembakkan bola bayangannya untuk kali kedua. Meski begitu Claydol tak bergeming juga. Sial!
”Claydol, sekarang gunakan perisai reflek!” perintah Tate.
”Xatu, gunakan pikiran tenang!” perintah Liza.
Claydol kembali membentuk perisai, namun agak berbeda dengan perisai cahaya sebelumnya. Sementara itu Xatu tampak diam berkonsentrasi dengan jurus pikiran tenangnya. Tunggu dulu... aku pernah melihat jurus itu sebelumnya saat kontes di Slateport. Kalau tidak salah jurus itu meningkatkan kekuatan serangan spesial. Bila kekuatan serangan spesial Xatu bertambah, maka bisa berbahaya bagiku. Saatnya merubah strategi!
”Shadow, bola bayangan... Dian, sayatan... serang Xatu!”
Kali ini aku memerintahkan Dian dan Shadow untuk menyerang Xatu bersamaan. Kupikir Aku harus menjatuhkannya sebelum dia sempat melakukan serangan karena akan berbahaya bila dia melakukan serangan yang kekuatannya berlipat akibat pikiran tenang.
Dian sudah melayangkan sayatannya dan Shadow sudah melemparkan bola bayangan, namun Xatu sama saja seperti Claydol... Pokemon itu tetap berdiri tegak seolah tidak terjadi apa-apa... seolah seranganku tidak mempan sama sekali!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...