SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Minggu, 16 Januari 2011

L's Diary: Eps. 206 - Percaya Diri yang Hilang

wooper gifEpisode 206: Percaya Diri yang Hilang

”Ke... kenapa begini?”
Tate tersenyum mengejek melihat ekspresiku. ”Jadi sekarang kau percaya kalau kami ini benar-benar ketua gym?”
Aku tak punya pilihan untuk mempercayainya. Kedua bocah ini benar-benar kuat... aku tak menyangka akan seperti ini. Mereka benar-benar... ketua gym!
”Asal kau tahu, perisai cahaya dan perisai reflek tidak hanya berguna bagi Pokemon yang memunculkannya, melainkan juga bagi seluruh anggota tim. Selain itu pikiran tenang juga tidak saja meningkatkan kekuatan serangan bertipe spesial, tapi juga meningkatkan pertahanan terhadap serangan spesial.”

”Ba... bagaimana kalian bisa mengetahui jalan pikiranku?” tanyaku tercekat. Mereka seolah membaca pikiranku... ini... ini tidak baik.
”Karena kami adalah...” kini Liza yang bicara, ”.... ketua gym spesialis Pokemon sihir! Sekarang saatnya menyerang! Xatu serangan sihir!”
”Claydol, tembakan es!” sambung Tate.
Xatu mengeluarkan sinar violet yang langsung terarah pada Shadow sementara Claydol menembakkan sinar putih membekukan yang sudah sering sekali kulihat, tembakan es ke arah Dian!
Serangan-serangan mereka mengenai tepat pada sasaran membuat Dian langsung terjengkang akibat tembakan es yang super efektif sementara Shadow terjatuh menggelepar di atas tanah. Shadow pingsan, namun Dian masih bertahan. Mungkin health pointnya tinggal sedikit sekarang.
”Dian, bertahanlah!” teriakku memberikan semangat.
Dian berusaha keras untuk berdiri tegak setelah tembakan es membuatnya sempoyongan. Dia baru saja berhasil berdiri di kedua kakinya saat tiba-tiba sebuah sinar violet muncul dan menghantamnya. Dian langsung terjatuh dan kali ini dia pingsan menyusul Shadow.
”Serangan tadi itu adalah pandangan masa depan yang tadi dikeluarkan Xatu di awal pertarungan,” terang Liza. ”Pandangan masa depan adalah serangan yang menyerang pada giliran-giliran berikutnya di masa depan, memang tidak bisa ditebak.”
”Sekarang kupikir kau tidak meremehkan kami,” ledek Tate. ”Mana kepercayaan dirimu yang tadi muncul? Mana?”
Aku tak bisa menjawab pertanyaan itu... aku benar-benar tidak percaya! Dua Pokemonku takluk sekaligus dan bisa dibilang serangan-seranganku tadi tidak mempan... ini akan jadi sulit... aku tak menyangka akan menjadi sesulit ini!
”Ayo, sekarang keluarkan dua Pokemonmu yang lain,” tantang Tate. Geez... bocah itu benar-benar menyebalkan! Ingin rasanya kupukul wajahnya yang sok itu, tapi aku tidak bisa melakukannya karena dia itu masih anak-anak. Aku pasti akan langsung dipanggil Komnas anak asuhan kak Seto bila melakukannya. Selain itu saat ini kami sedang bertarung Pokemon, jadi jalan terbaik adalah menyelesaikannya dengan pertarungan Pokemon.
”Kak L, pikirkan baik-baik Pokemon yang akan kau pilih!” teriak Parmin.
Parmin benar, aku memang harus memikirkan baik-baik Pokemon yang akan kupilih. Ada tiga Pokemon yang tersisa di sakuku, aku harus bisa memilih dua di antaranya yang terbaik, yang paling bisa menghadapi Pokemon-Pokemon sihir ini. Baiklah Lunar... pikirkanlah baik-baik... jangan sampai kalah lagi...
”Polar, Treas.... aku memilih kalian!” akhirnya aku memutuskan dan melemparkan dua PokeBall ke udara, memunculkan Obalie pemberian Melon dan Lileep pemberian Steven. Dua-duanya Pokemon pemberian orang, menunjukkan seolah-olah aku tidak bisa menangkap Pokemonku sendiri. Shadow juga pemberian orang yaitu dari Jiken. Duh, sebagai seorang pelatih Pokemon kok kayaknya aku gak modal banget ya? Masa’ tiga Pokemon yang kumiliki semuanya pemberian orang? Terus ngapain aja aku sebagai pelatih Pokemon?
Oke, lupakan itu... itu sudah melenceng terlalu jauh. Sekarang kita kembali ke arena pertarungan. Aku sengaja mengeluarkan Treas karena kupikir serangan batunya akan efektif untuk Xatu yang selain bertipe sihir juga bertipe terbang. Sementara itu aku memilih Polar karena tembakan es atau serangan airnya bisa melumpuhkan Claydol. Kuharap pilihanku tepat.
”Obalie dan Lileep... keduanya Pokemon yang belum berevolusi penuh, tentunya statistiknya tidak terlalu kuat bahkan bisa dibilang lemah... sepertinya kau terlalu percaya diri menantang kami,” komentar Tate pongah melihat dua Pokemon yang kukeluarkan.
”Kita buktikan melalui pertarungan!” sahutku mencoba membangun semangat yang mulai luntur setelah jatuhnya Dian dan Shadow. Polar dan Treas, mungkin kalian belum berevolusi penuh, tapi kali ini aku sangat mengandalkan kalian!
”Polar, tembakan es pada Claydol!” perintahku dan Polar langsung menembakkan tembakan yang tadi digunakan Claydol untuk menjatuhkan Dian. ”Treas, gunakan kutukan!”
Tembakan es menghantam Claydol, namun sama seperti bola bayangan Shadow yang super efektif, serangan tembakan es yang super efektif dari Polar juga tidak terlalu berpengaruh. Meski begitu kulihat terbentuk kristal-kristal es di sekujur tubuh Claydol dan Claydol kemudian terjatuh ke tanah. Pokemon itu membeku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...