SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Minggu, 16 Januari 2011

L's Diary: Eps. 207 - Todoggler

Episode 207: Todoggler

Claydol membeku dan tidak bisa bergerak... ini kesempatanku!
”Polar, gunakan tembakan.....”
Belum sempat aku melanjutkan perintahku, mendadak sebuah sinar violet kembali muncul, kali ini menghantam Polar hingga berguling-guling dengan tubuhnya yang bulat. Rupanya Xatu melepaskan serangan sihirnya pada Polar. Kuharap Polar baik-baik saja karena serangan sihir tadi pastilah berlipat kekuatannya.
”Aha... sepertinya kau kehilangan satu Pokemon lagi,” ujar Liza sumringah.
Sial... ini tidak boleh terjadi. Obalie masih berguling-guling kesakitan, namun dia belum juga berhenti atau pingsan. Peluangnya memang kecil, tapi aku berharap Polar masih bisa bertahan karena mengandalkan Treas saja takkan mungkin untuk mengalahkan dua bocah ini.
Kenyataannya Polar tak juga pingsan, kini justru muncul sebuah sinar terang dari tubuhnya. Tate dan Liza yang melihatnya tampak terkejut, apalagi aku sebagai pelatihnya. Perlahan sinar yang menyelimuti tubuh Polar menghilang dan si kecil Polar sudah tidak ada lagi disana... tergantikan oleh Pokemon biru menyerupai anjing laut dengan kumis putihnya yang lebat. Polar, Obalie milikku telah berevolusi!

”Todoggler... Obalie itu telah berevolusi menjadi Todoggler...” tiba-tiba terdengar suara laki-laki di pinggir arena. Aku menoleh dan melihat seorang lelaki tua dengan rambut jambul putih serta kumis tipis berpakaian jas biru klasik berdiri di samping Parmin. Parmin sendiri tampak terkejut menyadari tiba-tiba ada seorang bapak-bapak berdiri di sampingnya.
”Todoggler?” tanya Parmin polos.
Lelaki itu mengangguk. ”Todoggler, Pokemon bola berputar, evolusi dari Obalie. Todoggler memiliki hidung yang sangat sensitif dan dia akan menyelidiki benda-benda di sekitarnya menggunakan indera penciumannya yang menakjubkan itu.”
”Kalau diperhatikan sekilas, wajahnya mirip dengan wajah Paman ya?” komentar Parmin poloss.
”Hei, kumisku tidak setebal itu,” sanggah lelaki berjambul putih itu.
”Master!” panggil Tate dan Liza bersamaan pada lelaki di samping Parmin.
”Teruskan pertarungan kalian, aku hanya sekedar berkunjung,” balas lelaki yang oleh Tate dan Liza dipanggil Master itu.
”Master? Siapa dia?” tanyaku penasaran.
”Dia guru kami, namanya Master Juan,” jawab Tate.
”Dan dia juga gurunya kak Wallace,” sambung Liza.
Wallace? Siapa pula itu?
”Mari kita lanjutkan pertarungannya,” ujar Tate kemudian. ”Kau beruntung karena Obalie justru berevolusi, seharusnya dia sudah pingsan tadi.”
”Ah, ternyata karena Focus Sash!” teriak Liza menunjuk pada seutas tali yang entah kenapa ada di samping Polar. Aku mengenalinya sebagai Focus Sash, sebuah benda yang bisa membuat Pokemon yang mengenakannya bertahan dalam satu serangan mematikan yang bisa langsung menjatuhkannya, bertahan hanya dengaan satu Health Point saja. Hei, sejak kapan Pokemonku itu membawa benda itu? Terakhir kali menggunakannya bertarung di gym Mauville dia juga membawa Quick Claw... sebenarnya darimana sih Polar mendapatkan benda-benda itu? Sebagai pelatihnya aku merasa tidak pernah memberikannya barang-barang seperti itu untuk dibawa.
(Komentar Polar, ”Aku menemukannya di pantai, umm... lebih tepatnyaa mengambil dari seseorang yang sedang berjemur di pantai... Kelihatannya keren sih, jadi kubawa saja!”)
”Baiklah Polar, sekarang giliran untuk membalas... gunakan tembakan es!” perintahku tak tinggal diam. Tapi bukannya menembakkan sinar putih membekukan, Todoggler itu malah memejamkan matanya dan kemudian kudengar suara dengkurannya yang keras. ”Hei! Bukan saatnya untuk tidur!” teriakku kesal.
(Komentar Polar, ”Maaf bos, tapi aku ngantuk berat... aku tidur sebentar aja ya?”)
”Hahahaha... sepertinya setelah berevolusi Todoggler milikmu tidak mau patuh, kau sedang sial,” ledek Tate. Huh, kenapa sih bocah itu suka sekali meledek?
”Xatu, jatuhkan Pokemon yang tidur itu!” perintah Liza. ”Serangan sihir!”
Xatu kembali menembakkan sinar violet ke arah Polar membuatnya kembali terguling-guling lalu jatuh namun tidak pingsan karena masih kulihat balon kecil keluar dari hidungnya.
”WOY! Bangun! Bukan waktunya untuk tidur!” teriakku pada Polar yang masih tertidur. ”Kalau tidak bangun kamu akan segera pingsan!”
”Hahahaha... sepertinya dia akan pingsan sebelum sempat terbangun karena Xatu akan kembali menyerangnya dengan...” perkataan Liza terputus saat tiba-tiba Sebuah batu besar bergerak menghantam Xatu. Xatu terlempar keras dan jatuh di tanah dengan mata yang berputar-putar, pingsan.
”Apa?!” Liza tampak terkejut melihat Pokemonnya terkapar di tanah. Well, aku juga terkejut dan segera mencari asal serangan dimana aku menemukan ternyata Treas yang melayangkan batu besar itu dengan kepala bunganya.
”Kerja bagus Treas!” pujiku girang. Aku sama sekali lupa kalau ada Treas di arena!
(Komentar Treas, ”Nah, berhentilah memperhatikan Todoggler yang sedang ngorok itu... jangan lupa kalau aku juga ada di arena ini!”)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...