SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Selasa, 01 Februari 2011

L's Diary: Eps.215 - Tindakan Bodoh

wooper gifEpisode 215: Tindakan Bodoh

”Dian, hentikan!” teriakku mencoba mencegah luncuran terakhir Dian. Tapi Dian tak mengubris perintahku. Aku mengerti karena memang luncuran menggelinding tidak bisa dihentikan bahkan oleh Pokemon itu sendiri apabila jurus itu sudah digunakan. Luncuran menggelinding baru akan berhenti setelah luncuran terakhir yang paling kuat. Kalau seperti ini aku tidak punya pilihan lain kecuali...
”ARGHH!” aku menjerit kesakitan saat tubuh Dian yang berduri menabrakku sangat keras hingga aku terpelanting jauh. Dian berhenti bergerak dan terkejut melihat serangannya justru mengenai diriku. Ya, satu-satunya cara menghentikan gelindingan Dian adalah dengan menghadangnya menggunakan tubuhku sendiri... tidak ada cara lain karena akulah yang menyuruh Dian melakukan serangan itu dan aku pulalah yang harus bertanggung jawab.
”Lunar!” teriak Profesor panik. ”Apa yang kamu lakukan?” Profesor langsung menghampiriku. Aku sendiri terbaring lemah dengan rasa sakit yang sangat hingga aku tidak bisa merasakan tubuhku. Itulah hal terakhir yang aku rasakan karena kemudian semuanya terasa gelap....

*

Aku terbangun di sebuah gua yang lembab. Kepalaku terasa sangat pusing dan kemudian kurasakan hal yang sama di seluruh tubuhku. Ugh, luncuran dari Dian tadi benar-benar menyakitkan...
”Aku mengkhawatirkanmu Lunar... apa yang kamu lakukan?” tanya Profesor yang duduk di sampingku.
”Dimana Flygon itu? Apa dia baik-baik saja?” tanyaku tanpa memedulikan rasa menyengat di tubuhku. Meskipun begitu rasa sakit itu terus mendera dan aku bahkan menangis karenanya.
”Kamu bodoh atau apa sih? Sebenarnya apa maksud kamu menghalangi luncuran menggelinding Sandslash? Itu sama saja dengan bunuh diri!” Profesor tampak menatapku tajam. ”Aku butuh penjelasan mengenai hal ini...”
”Umm... itu....” aku terdiam. Aku sendiri tidak tahu apa yang aku lakukan.... tapi entah mengapa aku merasa ada yang salah....
”Lunar jawab aku!” Profesor terlihat sangat marah. ”Aku tak mau kamu terluka, apalagi dengan cara konyol seperti tadi. Apa kamu tahu kalau Sandslash merasa sangat sedih? Dia merasa telah menyakiti tuannya sendiri... coba kamu lihat sendiri...” kepala Profesor bergerak ke arah pintu gua. Aku lalu melihat ke arah yang ditunjukkannya. Tampak Dian duduk menatapku di kejauhan dengan tatapan sedih. ”Kamu lihat? Dia bahkan tidak berani mendekatimu karena takut menyakitimu lagi,” lanjut Profesor.
Aku tertegun. Aku tak menyangka Dian sampai merasa seperti itu... aku benar-benar jahat, membuatnya merasa seperti itu... kini aku merasa bersalah...
”Dian... kemarilah... ” panggilku lembut. Dian tampak mengamatiku lama. Dia tampaknya ragu untuk mendekatiku. ”Ayolah, kenapa kau harus takut dengan pelatihmu sendiri?” panggilku lagi. Dia lalu tersenyum dan bergerak mendekatiku, langsung menjilati wajahku. Ah, kenapa mereka suka sekali menjilat sih? Apa itu tanda mereka percaya dan senang pada pelatihnya?
Profesor tersenyum melihat keakraban kami. Dia lalu berkata, ”Nah, kalau seperti inikan bagus... aku senang melihat persahabatan manusia dan Pokemon seperti ini.”
”Lalu apa yang terjadi dengan Flygon?” aku mengulangi pertanyaanku sebelumnya.
”Setelah kamu pingsan, Sandslash tidak melakukan serangan apa-apa demikian juga Flygon. Flygon mendekatimu dan kemudian langsung terbang begitu saja meninggalkan kita. Ya, itu saja dan aku membawamu kesini.”
Flygon itu benar-benar misterius... entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang... yang... aku sendiri tidak tahu tentang Flygon tersebut. Ada apa sebenarnya? Kenapa Flygon itu bisa membuatku melakukan hal gila seperti tadi? Aku benar-benar tak habis pikir... yang kurasakan adalah perasaan aneh dan juga seperti melihat Flygon itu... menangis?
”Baiklah, sepertinya kamu sendiri tidak tahu kenapa melakukan hal bodoh seperti tadi... oke, aku tidak akan memaksamu. Kita akan keluar dari gurun ini setelah kamu sehat benar. Bagaimanapun lukamu sangat parah, beruntung kamu bersama seorang dokter sepertiku...”
”Dokter? Profesor seorang dokter?” tanyaku terkejut.
”Hei, aku mendapat panggilan Profesor karena aku seorang dokter,” jawab Profesor. ”Sudahlah, beristirahatlah dulu... kamu membutuhkan tenaga untuk bisa keluar dari gurun yang ganas ini.”
Aku tersenyum. Entah mengapa aku merasa sangat beruntung bertemu dengan Profesor Hurr, seorang Profesor yang sangat baik.


BAB XXXI Selesai....

Keterangan alih bahasa:

Sayatan – Slash
Reruntuhan Gurun – Desert Ruins
Gelombang Panas – Heat Wave
Selubung Pasir – Sand Veil
Tembakan Es – Ice Beam
Serangan Biadab – Outrage
Luncuran Menggelinding - Rollout

2 komentar:

Anda sopan, Sandslash pun segan...