SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Selasa, 16 Agustus 2011

L's Diary: Eps. 268 - Pertaruhan Pokemon Ninja


PhotobucketEpisode 268: Pertaruhan Pokemon Ninja

“Shadow, balaskan dendam Treas!” pekikku keras sambil melemparkan PokeBall. Ninjask, Pokemon menyerupai lebah dengan wajah bertopeng seperti ninja muncul melayang di arena. Shadow kudapatkan sebagai hadiah dari ketua ninja desa Abu karena berhasil mengalahkannya dulu.
“Sahidi, kamu berikutnya!” Erou ikut melemparkan PokeBall. Dari dalam bola monsternya itu muncul Pokemon yang belum pernah aku lihat sebelumnya, kecil tapi berpakaian seperti ninja.
“Wohooo! Terjadi pertemuan sesama Pokemon ninja pada duel kelima ini. Ninjask milik Lunar melawan Accelgor milik Erou!” seru MC memperkenalkan.
Accelgor? Aku baru dengar Pokemon itu. Kupikir hanya Ninjask yang memiliki status Pokemon ninja, ternyata ada Pokemon lain yang menyerupai ninja. Berarti ini pertarungan Pokemon ninja… sangat menarik!

“Lunar si Pincang, kini kita lihat ninja siapa yang lebih kuat!” tantang Erou bersemangat.
“Kupikir Ninjask yang lebih cepat, kali ini akulah yang tercepat!” balasku mencoba menjatuhkan mentalnya. “Sebagai Pokemon ninja, serangan bunuh diri adalah hal yang terhormat, tapi kalau kalah kecepatan juga sama saja bohong karena selain cepat, Ninjask juga memiliki kemampuan peningkatan kecepatan di setiap giliran. Bisa dibilang… Ninjask memimpin!”
“Uh-huh… sepertinya kau sudah menduga hal tersebut, akhirnya kau menggunakan otakmu juga,” cibir Erou.
“Apa katamu?!” tentu saja aku langsung berang mendengar ejekan itu. “Kau memang pandai membuat orang lain marah…. Dasar angkuh!”
“Perang urat syaraf adalah bagian dari strategi… mengertilah itu,” kata Erou tenang. Entah kenapa keangkuhannya langsung hilang begitu saja saat mengatakan hal itu. Kupikir Erou hendak menasehatiku.
“Jangan banyak omong… kita mulai saja, Shadow, poros udara!” Shadow bergerak cepat melaju menerjang Sahidi. Sahidi terlempar jauh. Ucapanku benar, kecepatan Ninjask masih unggul.

“Poros udara sangat efektif menghadapi Pokemon tipe serangga seperti Accelgor, kau beruntung Lunar,” puji Erou.
“Entah berapa kali kau mengatakan aku beruntung… pengalaman mengatakan kau selalu membuatnya imbang,” sindirku kesal.
“Tapi kali ini, aku bergantung pada keberuntungan… Sahidi, taruhan terakhir!” perintah Erou membalas.
Sahidi bergerak cepat ke arah Ninjask dan kemudian… terdengar suara benturan yang sangat keras. Shadow terpelanting jatuh, hal yang sama terjadi pada Sahidi. Bedanya Shadow dapat bangkit melayang kembali sementara Sahidi terbaring tak bergerak di arena.
“Sahidi pingsan dan tidak dapat melanjutkan pertarungan… pertarungan kelima dimenangkan oleh Lunar!” MC berseru dengan girangnya. “Akhirnya angka kemenangan pertama pada pertarungan final ini!”
“Si Pincang! Si Pincang Si Pincang!” teriak para penonton yang mendukungku sementara para penonton pendukung Erou tampak terdiam.
“Selamat Lunar… kau mendapatkan kemenangan pertama,” puji Erou datar. “Pokemon terakhirku akan menjadi penentuan… kita lihat siapa yang lebih beruntung…”
Aku tak menduga akan mendapatkan kemenangan pertama. Kali ini bisa kurasakan Erou serius dalam pertarungannya. Accelgor miliknya bertipe serangga murni, memiliki kelemahan terhadap serangan bertipe terbang yang dimiliki oleh Ninjask. Kalah dalam hal kecepatan, Erou tak punya pilihan selain melakukan serangan bunuh diri, taruhan terakhir atau Final Gambit. Seperti yang kukatakan tadi, serangan bunuh diri bagi Pokemon ninja adalah tindakan terhormat.
“Apa yang akan kau lakukan?” tanyaku pelan. Situasi seperti ini bukanlah situasi yang menyenangkan walau saat ini aku unggul. Entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang direncanakan Erou. Lelaki ini tidak bisa ditebak, dia benar-benar tangguh.
“Tentu saja aku akan mengalahkanmu, Lunar si Pincang,” jawab Erou kembali angkuh. “Aku akan mengalahkanmu telak dengan Pokemon terakhirku… Pokemon terkuatku…. Techno the Ambipom! Aku memilihmu!”
Erou mengakhiri jawaban panjangnya dengan melemparkan PokeBall terakhirnya ke arena yang langsung memunculkan Pokemon menyerupai kera berekor cabang dua, Ambipom. Kupikir Pokemon andalan Erou adalah Pokemon yang berbentuk sangar dan mengerikan, ternyata seekor Pokemon primata yang belum pernah kulihat sebelumnya. Sial, andai saja aku punya PokeDex, aku pasti bisa melihat data Pokemon ini. Seseorang tolong berikan aku computer canggih itu!
“Ambipom menjadi Pokemon terakhir Erou… mampukah Ambipom membawa Erou pada kemenangan?” komentar MC memperkenalkan.
“Ayo Tangguh… Angkuh! Tangguh… Angkuh! Kalahkan si Pincang!” para penonton pendukung Erou kini kembali bersuara memberikan dukungan pada Erou. Entah kenapa aku merasa menjadi tokoh antagonis dalam pertarungan kali ini.
“Shadow, poros udara!” perintahku cepat.
“Techno, Fake…… OUT!”

Kupikir kecepatan Shadow akan membuatnya menyerang terlebih dulu, tapi ternyata… Ambipom yang lebih dulu menyerang dengan bergerak dan menepuk keras pipi Shadow sehingga Ninjask pemberian Jiken itu terkejut, terjatuh, dan pingsan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...