
“Ninjask milik Lunar jatuh dan tak bisa melanjutkan pertarungan… Ambipom milik Erou memenangkan duel ini dan akhirnya kita sampai pada… pertarungan penentuan!” MC berseru keras sekali disusul sorakan para penonton. “Kini saatnya bagi Lunar untuk memunculkan Pokemon terakhirnya ke arena…”
“Ayo Pincang! Ayo buktikan kehebatanmu!” teriak salah seorang penonton.
“Kau yang terhebat di Verdanturf, kau pasti bisa mengatasinya!” dukung yang lainnya.
Aku terdiam. Kini pertarungan penentuan yang diinginkan Erou akan segera terjadi. Kini giliranku untuk mengeluarkan Pokemon terakhirku di arena, yang tak lain adalah Pokemon andalanku, Pokemon pertama yang aku dapatkan… Pokemon kesayanganku…..
“Aku memilihmu dengan sepenuh hati… majulah Guardian!” aku melemparkan PokeBall terakhir ke arena, yang memunculkan Pokemon berduri cokelat ke arena, Sandslash.
“Akhirnya Sandslash andalan Lunar muncul… pertarungan penentuan ini akan menjadi sangat seru! Siapakah yang akan memenangkannya? Apakah si Angkuh Tangguh Erou Kernway dengan Ambipom miliknya… ataukah si Pincang Lunar Servada dengan Sandslash miliknya? Kita akan segera tahu!”

Erou menyeringai. “Ya, aku menginginkan hal ini,” katanya angkuh. “Bagiku, pertarungan Pokemon terakhir ini adalah penentuan, untuk membuktikan siapa yang terkuat di antara kita berdua.”
Suasana mendadak menjadi hening. Para penonton yang dari tadi bersorak mendukung salah satu dari kami kini terdiam. Mereka tampaknya tengah menantikan gerakan pertama yang akan dilakukan oleh Pokemon kami. Seperti kata Erou, ini adalah pertarungan penentuan dan itu artinya, aku harus memikirkan strategi dengan sangat baik.
“Guardian, sayatan!” perintahku cepat.
“Techno, tendangan sapuan!” perintah Erou tak kalah cepat.

“Wow! Serangan pertama dari masing-masing Pokemon! Sangat sengit!” komentar MC. “Entah kenapa udara disini terasa sangat panas…. Inilah duel sesungguhnya!”
“Dian, sayatan!”
“Techno, tendangan sapuan!”
“Dian, pukulan penghancur batu!”
“Techno, pukulan ganda!”
“Dian, gelindingan!”
“Techno, babatan beruntun!”
Guardian dan Techno saling serang. Keduanya sama kuat, sejauh ini belum ada yang unggul.
“Kau punya Sandslash yang tangguh, Lunar,” puji Erou.
“Ambipommu juga sangat tangguh,” balasku ikut memuji.
“Pertarungan ini benar-benar menarik,” kata Erou. “Mari kita teruskan, pukulan berganda!”
Techno melompat dan memukul Dian dua kali berturut-turut dengan ujung ekornya yang besar. Dian tergelincir, namun dia masih bertahan.
“Dian, balas dengan galian!” perintahku membalas. Dian menggali tanah dan dengan cepat hilang dari pandangan. “Sekarang!”
Bersamaan dengan pekikanku, Dian muncul dari dalam tanah menghantam Techno yang langsung melemparkan Pokemon andalan Erou tersebut.
“Dian teruskan dengan…”
“Techno, balas budi!” potong Erou memerintah. Techno mendadak bergerak cepat menghantam Dian. Hantamannya begitu kuat, sangat kuat hingga kudengar suara keras erangan Dian. “Kena kau Lunar Servada!”

“Dian, cepat berdiri!” teriakku cepat. Dian tampak berusaha menuruti perintahku, dia mencoba berdiri dengan susah payah. Pada akhirnya dia berhasil berdiri juga. “Bagus, kau memang hebat! Sekarang tarian pedang!”
“Tarian pedang? Ini akan jadi bahaya,” komentar Erou.
Dian bergerak-gerak cepat seperti menari. Cakar-cakarnya kini terlihat bersinar seperti baru saja diasah.
“Apa kau siap dengan serangan terakhir?” tantangku penuh percaya diri. Kupikir inilah kesempatan terakhirku untuk menjatuhkan Ambipom, karena serangan balas budi tadi pasti sudah sangat menguras health point Dian. Aku tak boleh menyia-nyiakan kesempatan sedikit pun, dan tarian pedang akan sangat membantu. Ini peluang terakhir!
“Serangan terakhir? Kalau begitu aku juga akan memberikan serangan terakhir!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...