SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Kamis, 01 September 2011

L's Diary: Eps. 271 - Kepergian Profesor

SERVADA CHRONICLES: BATTLE SEASON
BAB XL
SELAMAT TINGGAL NINJASK

PhotobucketEpisode 271: Kepergian Profesor

--Not in my diary—
Di sebuah tempat, tanpa aku tahu…

Seorang gadis berambut hijau kebiruan tampak duduk santai di balik meja bar. Pandangan gadis itu sedari tadi terarah pada sebuah televisi yang diletakkan pada rak di atas, menempel pada dinding tak jauh dari langit-langit. Televisi itu sepertinya memang ditujukan agar bisa ditonton oleh para pengunjung tempat yang menyerupai rumah makan dan bar itu.
“Masih menonton televisi Nona?” tegur seorang lelaki tua membuyarkan konsentrasi menonton gadis itu. “Nona belum tidur?”
“Ah, kamu Charles,” sahut gadis itu. “Aku tidak bisa tidur, jadi kupikir lebih baik menyaksikan televisi. Ini rekaman pertarungan final liga Pokemon Ever Grande, pertarungannya menarik.”
“Oh ya? Siapa yang bertarung?” Tanya lelaki bernama Charles.
“Seorang trainer sombong bernama Erou melawan trainer pincang bernama Lunar,” jawab gadis itu. “Keduanya sama-sama kuat, tapi si pincang akhirnya kalah. Entah kenapa wajah lelaki pincang itu terlihat familiar, seperti pernah kulihat sebelumnya.”
“Aku tak menyangka Nona suka menyaksikan pertarungan Pokemon, yang kutahu Nona hanya suka acara memasak saja,” sahut Charles heran.
“Sebenarnya aku tertarik dengan pertarungan Pokemon dan berharap suatu saat nanti bisa menjadi seorang ketua gym,” jawab gadis itu pelan.
“Kalau begitu aku cuma bisa mendoakan yang terbaik untuk Nona.”
“Oh iya, bagaimana dengan rencanamu untuk berhenti bekerja? Apa kau serius?” Tanya gadis itu mengalihkan pembicaraan.
“Sebenarnya aku tidak tega meninggalkan Nona seorang diri mengurus tempat ini, akan tetapi aku juga ada urusan keluarga yang tidak bisa aku abaikan begitu saja,” jawab Charles dengan nada sedih.
“Tidak apa-apa Charles, bagaimanapun keluarga lebih penting,” hibur gadis itu.
“Tapi bagaimana dengan Nona? Apa tidak apa-apa seorang diri mengurus tempat ini?” Tanya Charles khawatir.
“Kau tak perlu mencemaskanku Charles, aku sudah memasang iklan lowongan di surat kabar dan majalah, semoga ada yang tertarik untuk bekerja di kota kita yang terpencil ini,” jawab gadis itu. Dia lalu memandang ke depan dengan tatapan nanar. “Tempat ini adalah peninggalan nenekku, bagaimanapun aku harus menjaganya dengan baik.”
“Tapi Nona tak perlu memaksakan diri, Nona juga punya kehidupan sendiri,” komentar Charles. “Nona bisa menitipkan pengelolaan tempat ini pada pihak lain yang bisa dipercaya.”
“Aku tahu Charles,” jawab gadis itu, “tapi bila aku masih bisa melakukannya, kenapa menyerahkan tanggung jawab ini pada pihak lain? Aku akan melakukan itu hanya bila aku memang harus melakukannya…”

*
Di rumah Sammon, Kota Mauville

Profesor Hurr tampak berkemas di kamar tamu dengan Sammon menunggui tak jauh darinya.
“Profesor benar akan pergi sekarang?” Tanya Sammon.
“Iya, aku harus segera kembali ke kota Metro, lagipula urusanku di kota ini sudah selesai,” jawab Profesor. “Metro System membutuhkanku, dan juga aku harus mempelajari ramalan MegaWand yang waktunya sudah mendekati.”
“Ramalan MegaWand? Apa itu?” Tanya Sammon tercengang.
“Ramalan MegaWand, sebuah ramalan kuno yang ditulis di masa lalu, yang isinya mengenai peristiwa-peristiwa penting di masa depan.”
“Wah, kedengarannya menarik,” sahut Sammon. “Apa aku boleh ikut mempelajarinya?”
“Tentu saja,” jawab Profesor Hurr. “Datanglah ke kota Metro, aku akan mengajakmu ke perpustakaan kota Mega, tempat dimana ramalan itu disimpan. Tidak semua orang bisa mengakses ramalan penting itu yang merupakan peninggalan leluhur keluarga-keluarga.”
“Leluhur keluarga?” Tanya Sammon semakin ingin tahu.
“Ah, sudahlah… Jangan kamu pikirkan hal itu,” jawab Profesor. “Nanti setelah sampai disana, aku akan menghubungimu. Oh iya, ada satu lagi yang aku ingin kamu lakukan.”
“Apa itu Profesor?” Tanya Sammon. Profesor mengeluarkan sebuah benda besi berukuran dua kali kotak rokok dari sakunya dan memberikannya kepada Sammon. Sammon mengamati benda itu dengan seksama dan terkejut begitu menyadari benda apa itu sebenarnya. “Ini kan…”
“Ya, kamu benar,” potong Profesor. “Aku ingin kamu mengirimkan benda ini kepada seseorang. Kupikir dia pantas mendapatkan hadiah ini.”
“Seseorang? Siapa?”
Profesor Hurr tersenyum dan menjawab, “Lunar Servada…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...