SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Kamis, 01 September 2011

L's Diary: Eps.276 - Ikatan Pokemon Ninja

PhotobucketEpisode 276: Ikatan Pokemon Ninja

“SHE… DIN… JA!!!” pekik Pin-Eye.
Seekor Pokemon berwarna kecoklatan terjatuh akibat serangan sayatan angin yang harusnya mengenai Shadow. Pokemon itu sekilas terlihat seperti Ninjask, tapi warna kulitnya cokelat gelap, terlihat seperti kulit dengan lingkaran bulan sabit di atas melayang di atas kepalanya.
“Ap-apa yang terjadi?” tanyaku bingung. Orang-orang yang menonton juga terlihat bingung. Aku membuka PokeDex dan mengarahkannya pada Pokemon cokelat yang pingsan itu.

Shedinja, Pokemon ganti kulit.
Bertipe serangga dan hantu.
Pokemon aneh yang melayang di udara walaupun sayapnya tidak bergerak. Bagian dalam tubuhnya kosong dan sangat gelap.

Shedinja… Pokemon aneh? Batinku heran.

“Shedi, apa yang kamu lakukan?” teriak Pin-Eye cemas. Oh, apakah Shedinja itu adalah milik Pin-Eye?
“Ada apa ini?” tanyaku. “Apa kau mengenal Pokemon itu?”
“Iya, dia Shedinja milikku, harusnya dia ada di dalam PokeBall, tapi aku heran kenapa tiba-tiba dia keluar sendiri tanpa aku perintahkan,” jawabnya. “Dan lagi… kenapa dia melindungi Ninjask milikmu?”
Saat semua orang terbengong kebingungan dengan apa yang terjadi, Shadow perlahan bangkit dan mendekati Shedinja yang terkapar pingsan. Ninjask pemberian Jiken itu tampak mengamati Shedinja lama, membauinya, dan mendadak menggetarkan sayapnya keras.

“Apa benar Shedinja itu milikmu, Nona?” Tanya kak Lydia pada Pin-Eye. Pin-Eye mengangguk. Kak Lydia kemudian melihat ke arahku dan bertanya, “Lunar, bukankah kamu pernah bercerita kalau Shadow adalah Ninjask hadiah pemberian dari ketua ninja desa Abu?” Aku mengangguk mengiyakan. Pandangan kak Lydia kembali ke Pin-Eye. “Dan apa kau berasal dari desa ninja Abu?” tanyanya pada Pin-Eye. Pin-Eye mengangguk lagi. Kak Lydia kemudian menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan. “Maka sudah jelas,” lanjutnya. “Antara Ninjask dan Shedinja ini pastilah ada hubungannya. Mereka memiliki ikatan Pokemon ninja.”
“Ikatan Pokemon ninja?” tanyaku semakin tak mengerti.
“Begini lho Lunar bodoh,” jawab kak Lydia, membuatku langsung mengernyit kesal karena dipanggil bodoh. “Shedinja adalah Pokemon yang unik, yang sebenarnya diragukan apakah dia Pokemon atau tidak. Pokemon ini konon muncul atau terlahir saat Nincada berevolusi menjadi Ninjask. Saat itu dari tubuh Nincada yang tengah berevolusi muncul lapisan kulit yang kemudian hidup dan menjadi Pokemon yang terpisah dari Ninjask yaitu Shedinja. Bisa dibilang Nincada berevolusi menjadi dua Pokemon secara bersamaan, Ninjask dan Shedinja. Berasal dari satu Pokemon yang sama, keduanya tentu saja memiliki ikatan misterius yang disebut ikatan Pokemon ninja.”
“Ja…jadi…”
“Satu bagian yang hidup, sementara bagian lainnya mati….” Kata Pin-Eye menyambung. “Ninjask adalah wujud dari evolusi yang berhasil, sementara Shedinja adalah kulit dari Nincada yang terlepas saat berevolusi… yang secara misterius mampu hidup… seperti arwah.”
“Oh….” Sahutku dengan mulut membentuk huruf O besar.
“Sudah jelas?” Tanya kak Lydia memastikan.
“Belum… ini membuatku semakin bingung…” jawabku polos.
GUBRAK!!!! Kak Lydia dan orang-orang yang menonton langsung jatuh dengan lebay mendengarnya.
“Nih, baca buku ini,” Pin-eye menyodorkan sebuah buku kumal ke padaku. Aku membaca sampulnya yang bertuliskan “Ikatan Pokemon Ninja”. “Ayahku yang mengarang buku itu,” lanjutnya. “Aku hanya tak menyangka hal ini ternyata benar…”
“Apa ada yang ingin kau ceritakan?” tanyaku menyelidik.
Pin-Eye melangkah mendekati Shedinja yang terbaring tak berdaya. Dia menunduk dan memegang kepala Shedinja dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya memegang kepala Shadow yang melayang rendah di samping tubuh Shedinja.
“Saat aku masih kecil dulu,” Pin-Eye mulai bercerita, “aku sering bermain dengan Nincada bernama Kage, yang merupakan Pokemon milik ayahku. Saat itu adalah masa perang ninja di Hoenn, sehingga para prajurit ninja di desa kami bepergian untuk berperang. Hal ini membuatku kesepian karena sering ditinggal pergi.
“Ayah kemudian meminjamkan Nincada miliknya untuk menemaniku,” Pin-Eye terus bercerita. “Aku merasa senang sekali karena mendapatkan teman, walaupun itu hanya seekor Nincada bernama Kage. Kage begitu lucu, imut, dan sangat bersahabat. Kami banyak bermain bersama, menghabiskan waktu bersama-sama dan selalu seperti itu hingga aku tidak merasa kesepian lagi. Akan tetapi suatu hari…”

“Akan tetapi apa?” tanyaku tak sabar.
“Dengarkan baik-baik kalau seorang gadis sedang bercerita,” tegur kak Lydia padaku yang ternyata ikut menyimak. “Jangan menyela.”
Pin-Eye terdiam. Kulihat matanya berkaca-kaca seperti ingin menangis. “Suatu hari…” lanjut Pin-Eye dengan suara berat. “Ayah datang dan mengambil Kage dariku. Katanya Kage akan ikut perang. Aku pun berpisah dengan Kage dan hari-hariku kembali hampa… aku kembali kesepian, setiap hari menangis merindukan Kage.”
“Huwaaa…. Menyedihkan sekali!!!” kak Lydia tampak menangis sedih mendengar kisah Pin-Eye dan dia beberapa kali memeras sapu tangannya yang penuh dengan air mata. Well, ceritanya memang sedih ditambah lagi gaya bercerita Pin-Eye yang sangat drama queen, tapi nangisnya gak selebay itu kaleee…
“Lalu?” tanyaku mencoba menahan air mata. Jujur saja, Pin-Eye benar-benar pencerita yang hebat. Aku menengok ke sekitarku dan ternyata orang-orang yang menonton pertarungan kami pun tampak menangis, walaupun tak selebay kakakku.
“Lalu satu bulan kemudian…” sambung Pin-Eye, “… saat aku sedang sendiri di gazebo, ada Pokemon yang mengamatiku dari dalam hutan. Ternyata itu seekor Shedinja yang sejak saat itu selalu mengikuti dan menemani kemana pun aku pergi. Tapi dia begitu dingin… Aku memang tidak lagi kesepian, walaupun aku juga tidak terhibur. Shedinja pun menjadi bagian dari tim Pokemonku. Hingga…”
“Hingga?” Tanya kak Lydia dan orang-orang yang terbawa ke dalam jalinan cerita sedih Pin-Eye serempak ibarat paduan suara.
“Hingga ayah dikalahkan oleh seseorang berinisial L, yang kemudian mendapatkan Kage…. Dan orang berinisial L itu adalah… kamu Lunar Servada!!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...