SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Minggu, 16 Oktober 2011

L's Diary: Eps.294 - Kedatangan Juara

PhotobucketEpisode 294: Kedatangan Juara

Setelah selesai berziarah ke gunung Pyre, aku dan Melona pulang kembali ke Pasifidlog. Di sepanjang perjalanan pulang aku hanya termenung menatap lautan biru luas dari punggung Wailord. Aku masih merasa sedih mengingat kepergian nona Ester...
“Jangan terus-menerus bersedih, Lunar,” hibur Melona khawatir melihat sikapku. “Kita harus bisa merelakan kepergian orang yang kita sayangi, semua orang pasti akan mengalami, aku pun demikian. Apa kau pikir aku tidak sedih saat nenekku meninggal?”
Aku diam saja tak menyahut dan terus menatap kosong hamparan laut biru di depanku.
“Kalau dipikir percuma kita bersedih, mereka tidak akan kembali,” sambung Melona kemudian. “Apa kau pikir nona Spectra ingin melihatmu bersedih seperti ini?”
“Dia ingin melihatku bahagia,” sahutku datar tanpa mengalihkan pandangan. Beberapa Wingull tampak beterbangan di depan kami. “Dia bilang dia akan bahagia bila melihatku bahagia...” sambungku. “Dia bilang dia akan selalu ada di dekatku bila aku mengenangnya...”
Melona tersenyum dan memegang punggung tanganku lembut. “Kalau begitu tersenyumlah Lunar,” ujarnya pelan. “Dia pasti bahagia bila melihatmu tersenyum.”
Aku menoleh memandang Melona dan membalas senyumannya. “Terima kasih Melona... Terima kasih...”

*

Aku dan Melona telah tiba ke Pasifidlog. Setelah mengembalikan Wailord ke dalam PokeBall, kami berdua berjalan pelan menuju ke penginapan.
“Sepertinya ada pengunjung,” kata Melona. “Padahal aku sudah memasang tulisan tutup.”
“Pengunjung?” tanyaku tak mengerti.
“Lihatlah di penginapan kita,” tunjuk Melona pada penginapan Bluesea di kejauhan.
Aku pun melihat dari kejauhan dan benar saja, ada seseorang tengah berdiri di depan pintu penginapan. Seseorang berpostur tinggi, berambut abu-abu, dengan jubah besar di tubuhnya. Tunggu dulu, sepertinya aku pernah melihat orang itu... jangan-jangan dia...
“Lama tak berjumpa... Pincang...” kata orang itu dengan angkuhnya saat aku dan Melona telah tiba di depan penginapan. “Jadi disini rupanya si Pincang bersembunyi...”
“Diakan...” Melona tercekat melihat lelaki itu.
“Erou Kernway,” potongku. “Dia si Tangguh Angkuh... juara liga Pokemon Ever Grande.”

*

“Aku tidak menyangka sang Juara mau datang ke penginapan ini,” kata Melona riang. “Sebuah kehormatan bagiku bisa melayani sang Juara...”
“Hohoho... biasa saja,” sahut Erou merendah. Kini dia duduk di kursi ruang makan penginapan sementara aku duduk di depannya. “Aku merasa tersanjung dan senang bisa menyenangkan gadis cantik sepertimu... sayang kau sudah punya pacar... dan itu si Pincang!” katanya mendelik ke arahku. “Aku heran kenapa kau bisa suka dengan si Pincang ini, maksudku dia itu pincang dan wajahnya pas-pasan dengan jerawat seperti jamur di musim hujan. Dia juga kalah denganku di liga Pokemon, aku jauh lebih baik darinya... jadi putuskanlah dia dan jadilah pacarku...”
“Hei-hei,” protesku. “Kau tiba-tiba datang kesini hanya untuk mencelaku dan merebut kekasihku? Seperti itukah sikap sang juara?”
“Aku datang kesini memang untuk mencelamu, mengolokmu dengan kejam karena kamu bersembunyi disini, menyembunyikan wajah berjerawatmu setelah kekalahanmu yang memalukan itu,” cecar Erou blak-blakan. “Terlebih lagi kamu sudah merebut porsiku di media massa dengan cerita cinta Pasifidlog... pecundang sepertimu mendapatkan pacar yang cantik!”
“Ah Erou, kau bisa saja,” kata Melona tersipu malu saat dirinya disebut cantik. “By the way, kau mau makan apa?”
“Aku ingin makan makanan berkelas yang termahal di tempat ini, yang tidak bisa dibeli oleh si miskin Lunar Servada yang pincang!” jawab Erou menatapku tajam. “Kudengar masakan nona Melona adalah yang terlezat di lautan selatan ini...”
“Ah Erou, kau pandai memuji wanita... ahahaha...” lagi-lagi Melona tersipu malu, kali ini dia memukul bahu Erou dengan gemasnya. “Tentu saja pesananmu akan segera datang, apapun untuk sang Juara yang pandai memuji wanita...” Melona pun bergerak pergi ke dapur.
“Tunggu dulu,” cegah Erou. Langkah Melona pun terhenti.
“Apa ada lagi yang kau pesan?” tanya Melona lembut.
Erou tersenyum misterius sambil memandangku. Aku benar-benar muak dengan tatapannya, ingin rasanya aku memukulnya setelah semua hinaannya dan juga rayuannya pada Melona... ups, apa aku cemburu?
“Apa yang kau inginkan Erou, sepertinya kau merencanakan hal yang jelek untukku,” kataku kesal.
“Tentu saja Lunar,” jawab Erou enteng. “Aku sang juara, akulah yang seharusnya mendapatkan popularitas, bukan kamu pecundang...”
“Lalu?” tanyaku tak sabar.
“Biarkan nona Melona yang memasak, tapi aku hanya mau dilayani oleh Lunar Servada...” jawabnya. “Kupikir aku akan menginap disini... dan berlibur di tempat ini...”
What? Apalagi ini? Si angkuh itu mau menginap disini? Yang benar saja!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...