SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Minggu, 16 Oktober 2011

L's Diary: Eps.298 - Situasi yang Terulang

PhotobucketEpisode 298: Situasi yang Terulang

“Ini masalah pribadi kita... tak ada penonton tidak masalah!” seru Erou keras. “Techno, pukulan berganda!”
“Ap-Apa?” aku terkejut dengan serangannya yang mendadak, demikian pula Guardian. Techno bergerak cepat dan memukulkan ‘tangan’ di ekornya dua kali pada Guardian, membuat Sandslash milikku kesakitan.
“Hei, itu tidak adil!” protesku. “Aku sedang tidak fokus.”
“Aku tak peduli, sekarang terimalah serangan kedua!” lanjut Erou tanpa mengindahkan protesku.
“Hei semuanya! Mereka sudah kembali bertarung!” teriak Melona Bluesea membuat orang-orang langsung berhamburan dari dalam penginapan dan kembali mengambil tempat menonton seperti sebelumnya.
“Ayo Erou... Ayo Angkuh! Tangguh!” teriak pendukung Erou.
“Ayo Pincang... Pincang! Pincang!” teriak pendukungku. Well, sampai kapan mereka akan memanggilku pincang? Itu sama sekali bukan pujian... tapi mau bagaimana lagi?
“Guardian, sayatan!” perintahku membalas Erou. Dian bergerak cepat dan menyayatkan cakarnya yang panjang pada Techno. Kini ganti Ambipom milik Erou yang kesakitan.
“Sialan... Techno, kekuatan!”
“Dian, sayatan!”
“Techno, tendakan sapuan!”
“Dian, sayatan!”
Sama seperti final liga Ever Grande, lagi-lagi Sandslash dan Ambipom saling serang dengan jurus andalannya. Tak ada yang unggul, keduanya sama-sama kuat. Penonton pun terpana melihat pertarungan seru dua Pokemon andalan itu.
Guardian dan Techno sudah tampak kelelahan. Tampaknya health point mereka tinggal sedikit dan itu artinya... serangan terakhir.
“Sekarang saatnya serangan terakhir,” kata Erou seperti membaca pikiranku. “Dan pertarungan ini pun akan berakhir sama seperti waktu itu... kali ini Sandslashmu lebih menyedihkan karena tidak bisa melakukan galian... Hahaha...”

Sial, situasinya benar-benar sama seperti waktu itu. Bedanya kali ini kami bertarung di atas tubuh Waikord yang artinya seperti yang dikatakan oleh Erou, aku tidak bisa memerintahkan Guardian melakukan galian. Mana mungkin Dian menggali di tubuh Wailord? Bisa-bisa aku dicekik Melona bila nekat melakukannya. Aku benar-benar kehabisan ide... kalau seperti ini aku bisa kembali kalah karena kutahu serangan balas budi atau Return dari Techno sangatlah kuat, Dian akan langsung pingsan hanya dalam satu kali serangan saja. Oh, apakah aku memang ditakdirkan selalu kalah dari Erou?

“Darah... Darah... Darah...”

Tiba-tiba terdengar suara bergetar entah darimana datangnya, tapi aku bisa mendengarnya jelas. Berikutnya kurasakan kepalaku terasa sangat sakit. Oh tidak, sakit kepala ini datang lagi! Keadaan bisa jadi lebih buruk.
“Kenapa Lunar? Apa kamu sakit kepala membayangkan kekalahanmu yang memalukan?” desis Erou angkuh, seperti biasa.
“Apa maksudmu? Kenapa bilang darah?” tanyaku sambil memegangi kepalaku berusaha menahan sakit yang sangat.
“Darah? Aku tak mengerti... aku tak bilang darah,” sangkal Erou bingung. Dia lalu tersenyum meremehkan. “Oh, apa karena akan kembali kalah lalu kamu berpura-pura kehilangan akal agar kekalahanmu bisa dimaklumi? Kamu memalukan sekali, dasar pincang!”
“Kepa... kepalaku sakit sekali...aku... aku tak pura-pura...” jawabku terengah-engah sambil terus menahan sakit di kepalaku. Kenapa ini, kenapa sakit ini terjadi lagi di saat genting seperti ini?
“Masa bodoh Lunar, akan kuakhiri ini dengan cepat! Techno serangan pemungkas... balas budi!!!” seru Erou sangat bersemangat. Dia tampak tidak sabar. “Hahaha... kemenangan absolut adalah milikku Lunar, sampai kapanpun kau takkan bisa mengalahkanku!” katanya penuh kemenangan. Techno mematuhi perintah Erou dan mulai bergerak hendak menerjang Guardian yang berdiri diam menunggu perintahku.
Sungai.... pasir...
Mendadak muncul debu-debu pasir di sekitar tubuhku. Debu-debu itu terus bertambah dan mulai mengelilingi Guardian, membuatnya terlihat samar dalam kepulan debu pasir itu.
“Apa? Badai Pasir?” Erou terkejut. Techno terus bergerak ke arah Guardian, tapi debu-debu pasir membuatnya tak bisa melihat Guardian dengan jelas sehingga serangannya meleset. “Sial! Kemampuan selubung pasir Sandslash!” umpat Erou menyadari serangannya meleset. “Kenapa bisa?”
“Guardian... Gempa Bumi!!!
Yang terjadi berikutnya adalah getaran keras yang menggetarkan Wailord, membuat perairan di bawahnya bergejolak keras seakan akan terjadi tsunami. Penonton langsung panik dan berhamburan. Getaran keras itu sendiri langsung menghempaskan Techno jauh, jatuh ke laut.
Entah kenapa aku menyeringai dan berkata, “Aku menang... pecundang!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...