SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Kamis, 01 Desember 2011

L's Diary: Eps.325 - Melawan Tentacruel Raksasa

PhotobucketEpisode 325: Melawan Tentacruel Raksasa

“Melona AWASSS!” aku mleompat menerjang Melona hingga kami berdua tenggelam di laut. Aku lalu menariknya ke permukaan. “Apa yang kau lakukan Melona? Kau nyaris mati!” bentakku berusaha menyadarkan Melona yang masih shock menyadari kenyataannya. “Ini bukan salahmu! Kau tidak salah apa-apa!”
“Tapi Aku… kalau saja aku tidak membalas dendam pada Tim Aqua… ini pasti tidak akan terjadi…”
“Lupakanlah yang telah berlalu, ini bukan salahmu!” kataku keras berusaha terus meyakinkan. “Sekarang hadapilah apa yang tengah terjadi, apa kau mau diam saja melihat kotamu saat ini?”
Melona menegakkan kepalanya melihat wajahku. Dia mengangguk pelan. “Kau benar Lunar, aku tak bisa diam saja melihat kotaku dihancurkan oleh Pokemon itu,” kata Melona dengan nada tegas. “Kotaku mungkin tenggelam dan hancur, tapi aku tak boleh diam saja melihatnya. Paling tidak aku telah berusaha sekuat mungkin… untuk mempertahankannya!”
Aku tersenyum. “Itu baru Melona yang aku kenal,” kataku menghibur.
Melona balas tersenyum. Dia lalu memandang tajam ke arah Tentacruel. “Jadi Tentacruel raksasa itu yang telah menenggelamkan kotaku, aku tak bisa membiarkannya bertindak lebih jauh meracuni lautan Pasifidlog,” geram Melona marah. “Keluarlah Vaporeon!” Melona melemparkan PokeBall ke udara, memunculkan Pokemon biru laut yang anggun. Aku pun langsung melihat datanya di PokeDex.

Vaporeon, Pokemon jet gelembung. Bertipe air.
Pokemon ini mengalami mutasi spontan sehingga tumbuh sirip dan insang di tubuh mereka yang memungkinkan mereka untuk hidup di dalam air. Mereka memiliki kemampuan untuk mengendalikan air secara bebas.

Pokemon yang bisa mengendalikan air? Menarik…
Melona memerintahkan Vaporeon menyerang Tentacruel. Namun serangan tembakan airnya tampaknya tak berefek apa-apa pada Pokemon bertentakel itu.
“Serangan tipe air tidak mempan melawan Pokemon tipe air,” kataku menjelaskan. “Kau harus menggunakan serangan tipe lain.
Melona menggeram. Dia tampak kesal serangan Vaporeonnya tak efektif. “Jangan hanya bisa berkomentar! Kau juga bantu aku! Kita harus segera melumpuhkan Pokemon ini untuk menyelamatkan yang tersisa dari kota ini!”
“Oh… maaf,” sahutku kikuk. Entah kenapa pikiranku kacau, tidak fokus saat ini. “Aku memilihmu, Mangrove!” Kukeluarkan NestBall dan melemparkannya ke udara, memunculkan Wooper pemberian kak Lydia. Pokemon tipe racun lemah terhadap serangan bertipe tanah, dan dalam kondisi seperti ini Pokemon yang bisa kuandalkan adalah Wooper yang memiliki serangan tembakan lumpur. Aku tidak bisa mengeluarkan Guardian, Sandslash andalanku karena dia benci air. Dia juga tidak bisa menggunakan jurus galian dalam kondisi seperti ini.
“Mangrove, tembakan lumpur!” perintahku. Mangrove melompat dan menembakkan lumpur-lumpur padat ke arah Tentacruel raksasa. Tentacruel tampak kesakitan dan bulatan merah di kepalanya terlihat menyala. Entri PokeDex ternyata benar.
“TEENTAAA!”
Tiba-tiba Tentacruel raksasa menggerakkan tentakel-tentakelnya, menepuk-nepukkannya di permukaan air menimbulkan gelombang air yang menghantam Mangrove. Mangrove terlempar ke air, namun dia langsung bangkit dan berenang mengitari Tentacruel.
“Mangrove, serang lagi! Tembakan lumpur!” perintahku lagi. Mangrove kembali melompat dan menembakkan lumpur-lupur padat ke arah Tentacruel. Tentacruel mengerang kesakitan dan kali ini langsung menyabetkan salah satu tentakelnya ke arah Mangrove. Mangrove terpukul dan langsung terjatuh masuk ke dalam air.
“CRUUUUL!!!” erang Tentacruel keras. Dua bola merah di kepalanya bersinar menyala-nyala. Sepertinya saat ini Tentacruel sedang marah.

“Mangrove, cepat keluar dari air, lawan dia!” teriakku memberi perintah. Namun Mangrove tak muncul juga dari dalam laut.
“Kini giliranku beraksi Lunar, bagaimanapun aku juga seorang trainer,” kata Melona menunggangi Vaporeon miliknya. “Takkan kubiarkan Aaron menang begitu saja. Vaporeon, selancar!” perintahnya. Berikutnya Vaporeon bergerak berselancar dengan gelombang yang muncul dari bawah. Gelombang itu membawanya tinggi mendekati kepala Tentacruel. “Vaporeon, melompat!” berikutnya Vaporeon melompat membawa tubuh Melona ke atas kepala Tentacruel. “Sekarang aku mengandalkanmu, Mawile!” Melona melemparkan PokeBall lain dan memunculkan Mawile, Pokemon anggun berkepala rahang besar. “Mawile, serang dia dengan kepala besi!”
Mawile meluncur cepat dari udara dan menghantamkan kepala berahangnya yang bersinar berkilauan pada kepala Tentacruel. Tentacruel kembali mengerang kesakitan. Salah satu tentakelnya terjulur ke atas dan menangkap tubuh Mawile, mengikatnya dengan ketat. Tentacruel kemudian membanting Mawile dalam satu kali kibasan, melemparkannya menghantam air laut seperti batu kecil yang sering dimainkan di sungai.
“Mawile!!!” teriak Melona histeris. Melona dan Vaporeon masih berada di udara dan akan menjejak laut saat tiba-tiba tentakel yang lain bergerak melayang hendak menghantamnya.
“Melona AWASS!” seruku memperingatkan. Melona langsung menyadari gerakan tentakel itu, akan tetapi terlambat baginya untuk menghindar. Tentakel itu pun menghantam tubuhnya dan menjatuhkannya bersama Vaporeon. Beruntung Melona terjatuh di laut sementara Vaporeon miliknya menghantam atap rumah.
“Melona!” pekikku panik. “Keluarlah Polar!” aku melemparkan PokeBall memunculkan Polar, Walrein pemberian Melona. Aku tidak bisa bergerak dengan cepat di air, karena itulah aku mengeluarkan Polar. Langsung saja kutunggangi Polar dan dengan selancar aku bergerak menghampiri Melona. Namun saat aku hampir mencapai tempat Melona terjatuh, Tentacruel menghantamkan beberapa tentakelnya sekaligus ke laut, memunculkan gelombang besar yang menghalangi gerakan Polar. Saat gelombang itu hilang, kulihat salah satu tentakel Tentacruel membelit tubuh Melona yang tak sadarkan diri. Tentakel itu terangkat ke udara dan ujungnya bergerak ke… ke mulut Tentacruel!
Oh tidak, Tentacruel itu akan memakan Melona! Aku harus bertindak cepat…
“Mangrove, cepat keluar dari air! Serang dengan tembakan lumpur!” perintahku putus asa. Aku tahu Mangrove belum muncul dari dalam laut, tapi aku berharap saat ini dia mendengar perintahku dan…
PYUK-PYUK-PYUK….
Suara air gemericik… itu pasti Mangrove!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...