SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Jumat, 16 Desember 2011

L's Diary: Eps.330 - Dikeroyok Sableye

PhotobucketEpisode 330: Dikeroyok Sableye

“Lunar cepat lari!!!”
Patung-patung Sableye itu mendadak hidup dan bergerak cepat ke arah kami. Mereka ada banyak dan datang dari berbagai sisi!
“Siapa tadi yang punya ide masuk ke menara ini?!” tanyaku sambil berlari cepat ke seberang ruangan.
“Tanyakan itu nanti saja!” jawab Melona ikut berlari di sampingku.
Kami berdua berlari cepat namun dari arah yang kami tuju pun terdapat Sableye yang berlarian ke arah kami. Mengetahui itu aku dan Melona pun langsung berhenti. Kami saling membelakangi satu sama lain, menatap ngeri Pokemon-Pokemon kerdil ungu yang mengelilingi kami, seolah siap memangsa kami hidup-hidup.
“Melona, sekarang kita harus bagaimana?” tanyaku panik.
“Harusnya aku yang bertanya padamu, kamukan laki-laki,” jawab Melona terdengar panik pula. “Ternyata menara ini dijaga oleh Pokemon, harusnya aku tahu kita tidak akan bisa dengan mudah memasukinya.”

“Sekarang sudah terlambat mengatakannya,” sahutku bingung. Sableye-Sableye itu sepertinya merasa berhasil mengepung kami sehingga gerakan mereka melambat. Mereka kini melangkah perlahan mendekati kami berdua. Oh tidak, habis sudah riwayatku... mati dimangsa Sableye hidup-hidup... tapi tunggu dulu... kalau aku mati sekarang berarti cerita ini akan berakhir dan...
“Sabl---Sabl---Sabl...” desis Sableye-Sableye itu semakin mendekati kami.
“Lunar!!! Kumohon lakukan sesuatu!” teriak Melona panik. Dia terdengar ketakutan. “Aku sudah kehabisan Pokemon dan aku tidak mau mati seperti ini...”
Kehabisan Pokemon? Tunggu dulu... bukankah aku ini seorang pelatih Pokemon? Tentu saja aku punya Pokemon. Bodohnya aku, bisa-bisanya aku lupa di saat-saat seperti ini.
“LUNARRR!!!”
“Aku memilih kalian semua, keluarlah Guardian dan Treas!” pekikku sambil melemparkan dua PokeBall bersamaan ke udara. Guardian, Sandslash andalanku dan Treasure, Cradily andalanku pun muncul. “Dian, serang mereka semua yang ada di depan... Treas, lindungi Melona!”
Guardian yang awalnya terkejut dikelilingi oleh Sableye langsung bergerak cepat dan menyayatkan cakar tajamnya ke berbagai arah. Namun serangan itu sama sekali tak menyentuh Sableye-Sableye kelaparan yang mengepung kami. Oh tidak, aku lupa kalau sayatan adalah serangan bertipe normal yang artinya tidak mempan menghadapi Pokemon tipe hantu seperti Sableye.
“Kalau begitu, gunakan galian!” perintahku mengganti strategi. Dian pun menghantam-hantamkan cakarnya ke lantai marmer untuk menggali, namun lantai itu tak hancur sedikit pun. Aduh! Marmer kan keras seperti batu dan tentu saja tidak bisa dihancurkan dengan digali. Lagipula kami sekarang berada di lantai tiga yang artinya kalaupun Dian bisa menggali, dia akan langsung jatuh ke lantai dua. Ah, sekarang aku terjepit.
“Dian, kembalilah!” kataku mengembalikan Dian ke dalam PokeBall. Aku tak punya pilihan lain kecuali memasukkannya kembali ke dalam bola monster.
“Lunar!!! Tolong aku!!!” teriak Melona. Aku langsung berbalik dan melihat Melona sudah dikeroyok oleh banyak sekali Sableye begitu pun Cradily milikku. “AW! Mereka mencakarku!”
“Melona, tenanglah... jangan panik!”

“Tenang katamu? Bagaimana aku bisa tenang kalau dikeroyok seperti ini!” kata Melona sambil menyingkirkan Sableye-Sableye yang menempel di tubuhnya. Seekor Sableye bahkan melingkar di lehernya dan menggigiti pipinya. “AW! Lunar tolong aku!” jeritnya kesakitan.
“Treas, lakukanlah sesuatu! Kamu tidak bisa diam saja!” teriakku pada Treas yang tampak kesulitan bergerak karena begitu banyak Sableye menginjak tubuhnya.
“Bagai...mana dia bis...sa melakukan sesu... atu kalau ti... dak kamu perin...tah!” Melona tampak kesulitan bicara karena Sableye-Sableye itu menempel di wajahnya. “AW!!! LUNAR!!!”
“I... iya!” sahutku asal. “Treas, gunakan luncuran batu!” perintahku pada Treas kemudian. Tapi tampaknya sudah terlambat karena Treas sudah tenggelam dalam lautan Sableye yang menginjak-injaknya. “Treas, bergeraklah... kamu pasti bi...”
Perkataanku terputus saat tiba-tiba kurasakan dorongan kuat di belakang tubuhku, membuatku langsung terjatuh ke lantai. Ternyata Sableye-Sableye itu melompat menerjangku dari belakang dan kini giliranku yang diinjak-injak!
“Wadaw! Ugh! Argh! Erk! $^**%#@$#$%^%77!” erangku sambil mengumpat tidak karuan. Sableye-Sableye itu menginjak punggung juga kepalaku dengan keras dan itu rasanya sakit sekali!
Oke, kupikir ini sudah keterlaluan. Tidak seharusnya manusia diinjak-injak seperti ini oleh Pokemon, apalagi Pokemon kerdil. Ini namanya pelecehan!
“AKU SUDAH TIDAK TAHANNNN!!! SOLARRR!!!”
Sebuah sinar terang lalu muncul dan langsung menyingkirkan Sableye-Sableye itu dari atas tubuhku... Solar, Tropius milikku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...