SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 01 Februari 2012

L's Diary: Eps.343 - Makan Malam di Kapal

PhotobucketEpisode 343: Makan Malam di Kapal

“Ceritakan tentang dirimu Lunar,” tanya Flint setelah menelan steak Bouffalant yang terhidang di meja. Saat ini aku memang sedang duduk bersama dengan Flame dan Flint menghadap meja panjang dalam berisi rupa-rupa makanan dalam acara makan malam di ruang makan kapal. Flame mengajakku makan malam dengannya. Awalnya aku ingin menolak, tapi melihat wajah Flame membuatku mengiyakan keinginannya. Entah kenapa aku tidak mau mengecewakannya.
“Ada apa Lunar? Apa ada sesuatu yang mengganggumu?” tanya Flint lagi setelah pertanyaan pertamanya tak terjawab olehku yang sedang melamun.
“Ma... maaf Flint,” kataku cepat. “Melihat makanan sebanyak ini membuatku teringat saat aku bekerja di penginapan dan rumah makan dulu. Aku biasa melihat makanan seperti ini.”
“Jadi kamu bekerja di rumah makan? Wah, kamu pasti bosan melihat pemandangan seperti ini,” simpul Flint mencoba ramah.
“Ya, itu dulu... sekarang aku sedang menganggur,” sahutku sambil mengambil setusuk sate Stantler dan menggigitnya untuk memisahkannya dengan tusuknya. “Itulah kenapa aku terpikir untuk ikut Battle Frontier untuk mendapatkan banyak hadiah. Kamu sendiri bagaimana? Apa pekerjaanmu Flint?”
“Flint ini adalah anggota Elite Four di provinsi Sinnoh,” kata Flame ikut bicara. Dia mengunyah nasinya dengan pelan. “Dia spesialis Pokemon bertipe api.”
Anggota Elite Four? Ini membuatku terkejut...
“Ah iya, benar yang dikatakan Flame,” kata Flint mengangguk. “Karena itulah kami bertemu, dia mewakili gym kota Cinnabar dalam konferensi Pokemon api. Kamu tahu tidak, Flame itu awalnya pemalu banget.”
“Flint... jangan mulai lagi deh...” desis Flame sambil melirik ke arah Flint.
“Dia sangat pendiam saat aku pertama kali melihatnya hingga kemudian dia bicara banyak ketika kami berbicara tentang Pokemon api. Kamu tahu Lunar, kalau bicara Pokemon api, Flame pastilah yang paling bersemangat,” urai Flint panjang lebar.
“Biasa saja Lunar, Flint hanya melebih-lebihkannya,” kata Flame merendah. “Hal itu tidak sebanding dengan Flint, dia itu trainer Pokemon api yang hebat.”
“Yeah, aku memang yang terkuat... bahkan Pokemon air tidak bisa mengalahkan Pokemonku,” sahut Flint tersenyum sembari mengibas-ngibaskan rambut kribonya.
“Tuh kan, baru dipuji begitu saja sudah besar kepala,” ledek Flame mencubit kedua pipi Flint. “Aku hanya menggodamu Flint... seperti biasa...”
“Ya, dan kau memenangkan liburan ini karena hal itu.”
“Menang?” tanyaku tak mengerti.
Flint tersenyum. “Yup, aku dan Flame merencanakan sebuah liburan. Sebenarnya aku tidak mau pergi ke Battle Frontier Hoenn, karena kupikir sama saja dengan Battle Frontier di Sinnoh. Tapi Flame memaksamu dengan berkali-kali memujiku... aku tidak punya pilihan lain kecuali menuruti keinginannya.”
“Begitukah?” tanyaku melihat ke arah Flame.
Flame mengangguk. “Iya, aku memang sangat ingin pergi ke Battle Frontier Hoenn. Tempat itu pastilah menyenangkan, melihat banyak pertarungan Pokemon sembari mengasah kemampuanku.”
“Aku sudah menawarkannya untuk pergi ke Sinnoh saja, tapi dia bilang terlalu jauh dari Cinnabar. Dan memang terlalu jauh sih...”
“Hahaha...” aku tergelak mendengar cerita sepasang kekasih ini. Flint dan Flame yang melihatku tiba-tiba tertawa pun menjadi heran.
“Apa ada yang lucu?” tanya Flame penasaran.
“Bukan Flame... bukan... hahaha...” aku berusaha menghentikan tawaku. “Aku tertawa karena aku tadi juga bertemu pasangan kekasih seperti kalian... mereka sama persis seperti kalian.” Setelah beberada detik akhirnya aku berhasil menghentikan tawaku yang sementara Flint dan Flame masih memandangku dengan heran. Aku lalu menceritakan pertemuanku dengan Henry dan Lavender. Flint dan Flame pun kini ikut tertawa, namun tawanya biasa-biasa saja, tidak seperti tawaku yang memalukan.
“Sepertinya itulah yang selalu dipikirkan wanita,” kata Flint berkomentar.
“Enak saja... itu lebih baik dari pikiran kalian para lelaki yang selalu ngeres,” sahut Flame tidak terima. Kami pun kembali tertawa bersama dibuatnya.
Ah, sudah lama aku tidak tertawa seperti ini. Entah kenapa rasanya begitu menyenangkan. Sebenarnya aku cemburu melihat Flame bersama lelaki lain, tapi entah mengapa aku merasa bahagia melihatnya tertawa seperti itu. Aku memang mencintai Flame, tapi kalau Flame bahagia dengan lelaki lain, aku rela memendam perasaanku ini selamanya. Flame, senang melihatmu kembali... Senang melihat tawa bahagiamu itu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...