SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 01 Februari 2012

L's Diary: Eps.344 - Kekasih yang Baik Hati

PhotobucketEpisode 344: Kekasih yang Baik Hati

Hari telah malam di atas kapal SS. Tidal, tapi aku belum juga bisa tidur di kabinku. Akhirnya aku memutuskan untuk keluar menyaksikan pemandangan langit malam di luar kapal. Aku bersandar di pagar tepian kapal, menatap bintang-bintang yang bertaburan di langit malam yang begitu hitam. Melihat langit seperti ini membuatku teringat pada Melona. Di malam sebelum Pasifidlog tenggelam, inilah yang kami lakukan di atas atap penginapan Bluesea, memandang langit malam bertemankan suara riak gelombang yang berpecahan kesana kemari. Aku ingin tahu bagaimana keadaannya sekarang... apa yang dilakukannya saat ini setelah penginapan Bluesea tenggelam.
“Susah tidur?” seseorang berambut kribo tiba-tiba menghampiriku dan ikut melihat ke langit. Aku menoleh dan mengangguk pelan. “Kalau begitu kita sama,” katanya lagi.
“Apa Flame sudah tidur?” tanyaku berbasa-basi.
“Ya, dengan sangat nyenyak,” jawab Flint. “Dia makan cukup banyak hari ini, sepertinya merasa sangat senang sekali. Aku heran, tidak seperti biasanya dia seperti ini. Sebelum-sebelumnya dia selalu murung, membuatku merasa serba salah.”
“Wanita memang selalu seperti itu,” sahutku berargumen.
“Tidak Lunar, itu karena dirimu,” kata Flint kemudian mengejutkanku.
“Aku? Apa hubungannya denganku?” tanyaku tak mengerti.
Flint menghembuskan nafas panjang. “Flame pernah bercerita bahwa dulu dia memiliki dua teman lelaki yang sangat berarti baginya. Dia bilang dia ingin bisa bertemu kembali dengan dua temannya itu. Kupikir salah satunya adalah dirimu... Apa itu benar?”
“Aku tidak tahu,” jawabku terus terang. “Memang Flame dulu memiliki dua teman lelaki, diriku dan seorang lagi saat dia masih bergabung dengan...” aku langsung berhenti bicara. Aku tidak mungkin mengatakan kalau Flame dulu...
“Aku sudah tahu Lunar,” sambung Flint seolah mengerti keresahanku. “Flame pernah bergabung dengan Tim Magma, organisasi penjahat yang beroperasi di Hoenn yang bertujuan mendapatkan Groudon. Tapi itu sudah lewat dan aku bisa menerimanya.”
“Jadi kau sudah tahu?” tanyaku retoris.
Flint mengangguk. “Flame yang cerita sendiri. Dia bilang dia diajak Maxie, pamannya untuk bergabung dengan Tim Magma. Dia bilang dia merasa sangat senang selama bergabung dengan kelompok yang dipimpin pamannya itu hingga kemudian dia dikeluarkan dari kelompok itu.”
“Flame... dikeluarkan?” tanyaku terkejut. Seingatku hanya aku yang dikeluarkan sementara Flame hanya diturunkan jabatannya dari anggota elit menjadi grunt biasa. Bagaimana bisa Flame dikeluarkan? Bukankah dia itu keponakannya Maxie?
Flint mengangguk. “Katanya Flame membakar Magmarine, kapal selam Tim Magma dengan kemampuannya yang tidak biasa tak lama setelah dia kembali dari merayakan ulang tahunnya,” kisah Flint. “Maxie mengirimnya kembali ke Cinnabar hingga kemudian dia bertemu denganku saat menggantikan Blaine di konferensi.”
Flame dikeluarkan? Flame membakar Magmarine? Dan itu terjadi setelah dia kembali dari merayakan ulang tahunnya? Saat itukan...
“Apa kau tahu mengenai kemampuan tubuh api yang dimiliki Flame?” tanya Flint kemudian.
“Ya, PokeHuman,” jawabku. “Maxie yang menceritakannya padaku saat itu.
“Kalau begitu kau pasti tahu bagaimana kisah hidupnya,” lanjut Flint. “Aku tak heran bila itu membuatnya sering murung atau bersedih... karena itulah aku senang saat malam ini dia kembali tertawa... dia terlihat sangat bahagia.”
Ternyata Flint juga menyadari kebahagiaan Flame itu, kupikir hanya aku saja. Sepertinya Flint adalah lelaki yang baik, kupikir ini saatnya merelakan Flame bersama dengan lelaki lain. Bila Flame bahagia bersama Flint, maka tidak ada hal lain yang bisa kulakukan. Melihat Flame bahagia adalah apa yang selama ini aku inginkan terjadi padanya. Flint lelaki yang baik dan peduli, itu sudah cukup baginya.
“Flint, maukah kau berjanji padaku?” tanyaku kemudian.
“Janji? Janji apa? Kita bahkan baru bertemu,” sahut Flint heran.
Aku terdiam sejenak, menundukkan kepala pelan lalu mendongakkannya cepat memandang langit. Kuhirup angin lautan yang segar, memejamkan mataku sekejap lalu melihat ke arah Flint.
“Flint, bagiku Flame lebih dari sekedar teman. Dia adalah sahabatku,” kataku pelan. “Aku ingin kau menjaganya dengan baik. Berjanjilah padaku untuk tidak mengecewakannya. Berjanjilah padaku untuk selalu membuatnya bahagia... karena sudah terlalu lama Flame hidup dalam penderitaan yang tak seharusnya dialami gadis sebaik dia. Kumohon...”
Flint tersenyum. “Tentu Lunar, tentu saja,” katanya. “Tanpa kamu minta pun aku akan melakukan hal itu. Aku ini kekasihnya, aku mencintainya. Tak ada yang paling membahagiakan bagiku selain senyumannya. Aku bahkan rela berdandan seperti Ronald McDonald untuk membuatnya tertawa... percayalah padaku...”
“Tunggu... kau bilang apa tadi? McDonald?”
“Iya, dan kau tahu apa yang terjadi saat aku mengejutkannya seperti itu?”
“Apa?”
Flint tersenyum. “Dia tersenyum. Memang hanya seulas senyuman kecil, tapi bagiku itu segalanya...”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...