SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 01 Februari 2012

L's Diary: Eps.346 - Battle Dome

PhotobucketEpisode 346. Battle Dome

Aku berbaring di kamar hotel Battle Frontier setelah sebelumnya berkeliling Battle Frontier bersama Scott, Flame, dan Flint. Kamarku terletak di lantai delapan yang diperuntukkan bagi para peserta Frontier Festival. Aku penasaran apakah si Angkuh Erou Kernway juga ada di lantai ini.
“Setidaknya kita berhasil tiba di Battle Frontier,” kataku pada Pokemon-Pokemonku yang sengaja kukeluarkan semua dari PokeBall. “Ini semua berkat bantuanmu Mangrove,” lanjutku sambil mengelus Wooper pemberian kak Lydia.
“WOOP!” balas Mangrove tampak girang. Aku tersenyum lalu melihat ke arah Guardian dan Treasure, sementara Solar sendiri kubiarkan terbang di luar hotel.
“Aku bergantung pada kalian dalam turnamen ini,” kataku pada mereka, berharap mereka mengerti maksud ucapanku. “Dian, kamu adalah andalan utamaku dan Treasure, kali ini kupastikan kamu akan beraksi,” lanjutku pada Sandslash dan Cradily milikku itu. Dian tampak mengendus sementara Treas mengangguk-anggukkan kepalanya. Well, kupikir mereka mengerti maksudku.
“Ah… besok turnamen ini akan dibuka… hari ini aku rasanya ingin bermalas-malasan saja di kamar ini,” kataku seraya berbaring membentangkan kedua tangan lebar. “Aku harap aku bisa memenangkan turnamen ini dan memenangkan hadiah-hadiahnya… pasti sangat menyenangkan… iya kan Mangrove?”
“WOOP!”
Aku tersenyum melihat senyum lebar Mangrove. Kemudian kusadari mataku terasa berat hingga perlahan aku pun mulai tertidur karena lelahnya…

*

“UWAAAHHH! Kesiangan lagi!!!” seruku berlari pincang di jalanan Battle Frontier. Pagi ini akan ada pembukaan Frontier Festival di Battle Dome dan aku hanya punya waktu lima menit untuk tiba disana tepat waktu! Ugh, kenapa sih aku bisa bangun kesiangan seperti ini? Apa mungkin karena terlalu lelah? Aku bisa saja sih terbang dengan Solar, Tropius milikku itu. Tapi masalahnya Solar belum juga kembali ke hotel sejak kulepaskan kemarin. Duh, main kemana sih tuh bocah? Apa dia kesasar? Mungkin juga sih, mengingat wilayah Battle Frontier yang begitu luas dan kompleks.
“Butuh tumpangan, Tuan Pincang?” seorang laki-laki tiba-tiba muncul di sampingku dengan menunggangi Kabutops miliknya. Dia menggunakan Aqua Jet Kabutops untuk bergerak lebih cepat. Wajah lelaki itu tampaknya taka sing dan setelah kuperhatikan dengan seksama ternyata dia adalah… Darko Monsta!
“Darko? Kamu ikut juga?” tanyaku terkejut.
“Sudahlah, naik saja dulu,” katanya mempersilakanku naik di atas Kabutopsnya. Aku pun naik ke atas Kabutopsnya yang begitu keras dan licin.
“Gak apa-apa nih Kabutops membawa dua orang?” tanyaku khawatir.
“Jangan cemas L, maksudku Lunar…” jawab Darko. “Seperti Pokemon tipe batu lainnya, Kabutops memiliki ketahanan dan kekuatan yang hebat, dua manusia seperti kita tidak jadi masalah untuknya,” tambahnya. “Baiklah, pegangan yang erat karena kita akan melaju cepat. Kabutops, Aqua Jet!”
Pokemon cokelat bersabit itu lalu memunculkan kumparan air di sekitar tubuhnya dan melesat cepat bak meteor. Kami pun tiba di depan Battle Dome tepat waktu. Darko lalu memasukkan kembali Kabutops ke dalam PokeBall dan mengajakku masuk ke dalam Dome. Battle Dome adalah bangunan besar luas berbentuk kubah yang ada di bagian wilayah belakang Battle Frontier. Ruangan di dalamnya seperti arena pertandingan bola basket, dengan lapangan di bagian tengahnya dikelilingi deretan kursi di sekitarnya. Ruangan itu sudah terisi banyak orang yang memenuhi bangku-bangku penonton. Beruntung Darko menemukan bangku kosong dan kami pun duduk disana.

“Wah… meriah sekali sepertinya,” kataku kagum melihat keramaian di dalam stadion… eh, di dalam Dome.
“Tentu saja ramai, ini turnamen bergengsi,” sahut Darko berkomentar. “Dan seperti yang sudah kuduga, aku pasti bertemu dengan si Pincang disini.”
“Jadi kamu juga ikut dalam turnamen ini?” tanyaku kemudian.
Darko mengangguk. “Tentu saja, aku butuh biaya untuk memperbesar X-Nin, klan ninjaku itu,” jawabnya santai.
“Bagaimana kabarnya Trio Termenung? Apa mereka masih suka menjahili orang?” tanyaku teringat pada tiga anak nakal yang dulu mengerjaiku di hutan Petalburg.
“Mereka sudah tidak berani melakukan hal itu lagi,” jawab Darko. “Bila mereka ketahuan menjahili orang, aku takkan segan-segan menggantung mereka dengan kepala di bawah selama satu minggu penuh.”
Aku tersenyum. Saat itu adalah saat yang berkesan karena saat itulah aku mengizinkan Parmin ikut bersama denganku. Andai Trio Termenung tidak menyerangku saat itu, mungkin aku tidak akan berpartner dengan Parmin yang telah banyak membantuku hingga aku akhirnya berhasil mendapatkan Groudon. Aku penasaran apa yang dilakukan Parmin saat ini. Dimanapun dia berada sekarang, kuharap dia baik-baik saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...