“Sungguh pertarungan yang
luar biasa… peperangan strategi yang hebat!” seru Flame terpana melihat
duel Treas melawan Ludicolo. Tidak hanya Flame, para penonton juga
terlihat menyaksikan dengan serius. Mereka beberapa kali berseru saat
kedua Pokemon di arena itu saling menyerang.
“Ayo Cradily!”“Ayo Ludicolo!”
“Ayo Pincang!”
“Ayo Guy!”
Teriakan-teriakan itu terus terdengar diikuti acungan tangan yang terus terlihat. Kedua Pokemon memang saling mengeluarkan kemampuan terbaiknya!
Akan tetapi toh pada akhirnya keduanya mencapai batas masing-masing setelah melakukan begitu banyak serangan. Baik Ludicolo maupun Treasure, keduanya kini tampak kelelahan sembari mengerang saat efek status bekerja. Meskipun Hit Point mereka meningkat di setiap giliran, toh pada akhirnya itu tidak cukup untuk membuat mereka bertahan. Tak pelak bila kemudian…
BLUK!
BLUK!
Berturut Ludicolo dan Treasure jatuh terjerembab di lantai. Keduanya pingsan dengan mata berkunang-kunang.
“Kembali terjadi hasil imbang! Ludicolo dan Cradily sama-sama pingsan!” ujar Flame saat Ludicolo dan Treas jatuh pingsan. Teriakan penonton pun langsung serempak membahana, menjadikan pertarungan smakin seru. “Kini tiba saatnya untuk Pokemon terakhir…. Pokemon apa yang akan menjadi pemungkas laga ini? Siapa yang akan meraih tiket kedua ke semifinal?”
“Pincang! Pincang! Pincang!”
“Guy! Guy! Guy!”
Aku dan Guy saling pandang. Tanpa suara kami memasukkan Pokemon kedua kami yang telah pingsan ke dalam PokeBall, menggantikannya dengan PokeBall berisi Pokemon terakhir kami. Kalian pasti sudah bisa menebak Pokemon apa yang akan kukeluarkan menjadi Pokemon terakhirku, apa lagi kalau bukan Guardian si Sandslash. Serangan Solar waktu itu cukup melukainya, kuharap keadaannya sudah membaik saat ini setelah diobati di Pokemon Center. Tidak ada yang perlu kuragukan dari Pokemon andalanku ini, yang telah banyak memenangkan pertarungan bersamaku. Sekarang yang menjadi perhatianku adalah Pokemon apa yang akan dikeluarkan oleh Guy. Guy begitu tenang dan penuh strategi, kupikir Pokemon terakhirnya pastilah Pokemon yang hebat dengan strategi hebat pula.
“Apa kau siap untuk mengakhiri pertarungan ini?” tanya Guy melempar-lemparkan PokeBall di tangan kanannya santai.
Aku mengangguk mengiyakan. “Ya, aku siap untuk semifinal,” jawabku mantap seraya menunjukkan PokeBall ke depan.
“Kalau begitu ayo kita akhiri!”
*
Sementara itu di suatu tempat di Battle Frontier…
Volta tengah duduk menyaksikan siaran pertarungan Lunar melawan Guy di sebuah kafe Battle Frontier. Lelaki berambut pirang itu tampak menyaksikan pertarungan mantan rekannya itu pada televisi layar besar yang ada disana dengan seksama. Tapi keasyikannya terganggu saat sebuah bayangan muncul d atasnya. Volta tersenyum menyadari siapa yang tengah berdiri di belakangnya.
“Kupikir kamu tidak mau tahu mengenai dia,” kata sebuah suara bergetar di belakangnya. “Ternyata disini pun kamu mengamati pertarungannya.”
Volta mendengus lalu bangkit berdiri dalam satu hentakan. “Aku ingin melihat sampai dimana kemampuan si Pincang itu,” katanya tanpa berbalik dan tetap menatap layar. “Aku berharap bisa melawannya di final. Semoga saja dia bisa memenangkan pertarungan ini.”
“Kamu begitu percaya diri, kamu sendiri belum tentu bisa mencapai final,” sahut sosok di belakangnya.
“Kukatakan padamu, Reaper…” Volta berbalik memandang sosok berpakaian jubah hitam yang menutup seluruh tubuh yang berdiri di depannya. “Semua lawanku disini payah, kecuali mungkin dirimu,” lanjutnya. “Aku terkejut melihat gaya bertarungmu tadi, benar-benar di luar dugaan.”
“Kamu lihat sendiri kan bagaimana kemampuanku? Bagaimana mungkin kamu bisa berharap bertemu Lunar bila dia terlebih dulu kukalahkan di semifinal? Akulah yang akan kamu hadapi di final,” cecar Reaper. “Lagipula tidak usah jauh-jauh memikirkan itu. Pikirkan pertarungan ini dulu… Kenapa kamu bisa yakin kalau dia yang akan memenangkan pertarungan ini?”
“Kalau itu…” Volta terdiam. Dia menunduk ragu, seakan mencoba mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan Reaper. Seolah telah mendapat jawaban, dia lalu mendongak dan menatap wajah hitam Reaper yang tertutup bayangan tudungnya. Dia tersenyum dan menjawab, “Aku yakin dia bisa menang dalam pertarungan ini. Aku pun yakin dia bisa mengalahkanmu, sekuat apapun dirimu… karena dia adalah… sahabatku.”
BAB LVI Selesai
Keterangan Alih Bahasa:
~Naga – Dragon
~Tanah – Ground
~Tembakan Sinar Surya – SolarBeam
~Terbang - Fly
~Daun-Daun Ajaib – Magical Leaf
~Nafas Naga – DragonBreath
~Serangan Pemingsan – Faint Attack
~Tarian Hujan – Rain Dance
~Mengutuk – Curse
~Kekuatan Purbakala – AncientPower
~Luncuran Batu – Rock Slide
~Gelombang Lumpur – Sludge Wave
~Angin Es - Icy Wind
~Keracunan – Poisoned
~Terbakar – Burned
~Lumpuh – Paralyzed
~Batu Lembab – Damp Rock
~Piring Hujan – Rain Dish
~Bola Energi – Energy Ball
~Bicara dalam Tidur – SleepTalk
~Scald – Air Mendidih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...