SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Senin, 16 Juli 2012

L's Diary: Eps.403 - Berpikir Lama

PhotobucketEpisode 403. Berpikir Lama

“Ayo Pincang! Ayo serang!”
“Ayo Guy! Kenapa kau tidak menyerang!”
“Hei, sampai kapan kalian akan berdiri saja disana!”
Teriakan-teriakan tidak sabar sudah terdengar bersahutan dari berbagai arah tribun penonton. Mereka sepertinya kesal karena baik diriku maupun Guy belum juga memberikan perintah berikutnya kepada Pokemon kami untuk melanjutkan pertarungan. Aku menghadapi jalan buntu, membuatku berpikir keras untuk menemukan strategi tepat demi memenangkan giliran terakhir ini. Sementara Guy, dia pastilah menungguku memberikan perintah serangan karena sudah merencanakan memerintahkan Houndoomnya melakukan pukulan penghisap.
“Hei, apa kalian sudah bosan bertarung?” tanya Flame menyadari situasi yang mulai kacau di tribun penonton. “Mereka datang kesini bukan untuk melihat kalian diam saja berdiri disana, mereka ingin melihat kalian bertarung.”
“Kau dengar itu Lunar? Semua menunggu perintahmu,” kata Guy memicingkan matanya yang sipit ke arahku. “Apa kau tidak punya strategi yang lain? Apa kau benar telah terkunci dalam permainanku? Huh, ternyata mudah sekali menggiringmu masuk ke dalam strategi hebatku.”
“Aku punya strategi lain kok,” sahutku menyanggah. “Aku hanya sedang memikirkannya sekarang.”
“Oh ya? Lalu sampai kapan kami akan menunggu? Sampai para penonton mulai melemparkan botol minuman ke dalam arena seperti yang dilakukan suporter timnas Indonesia?” sungut Flame kesal.
“Kau dengar sendiri kan Lunar? Kita tidak punya banyak waktu,” kata Guy dengan senyum mengejek.
Aku terdiam melihat keributan di bangku penonton. Disana sudah bergitu ramai dengan suara yang saling bersahutan. Flame dan Guy benar, aku tidak punya banyak waktu. Tapi situasi ini… Ah, andai saja ada saran untukku, aku pasti akan… tunggu sebentar, bukankah tadi Groudon memberikan saran?
(Komentar Groudon, “Yeah, tadi aku sudah memberikan saran. Kalau kamu lupa, baca lagi di episode sebelumnya. Dasar pelupa! Padahal itu baru saja!”)
Kalau tidak salah Groudon mengatakan padaku untuk menyatukan kemampuan Pokemon dengan kemampuan yang aku miliki. Baiklah, mari kita pikirkan hal itu dengan jernih, siapa tahu ada jalan keluar. 
…………………………………………………………………………………………….
“AHA!” seruku menjentikkan jari cepat setelah memikirkan masak-masak ucapan Groudon. Ya, kini aku tahu apa yang dimaksud oleh Groudon. Aku tahu apa yang harus aku lakukan dalam situasi seperti ini. Aku harus menyatukan kemampuanku dengan kemampuan Guardian… karena itulah hakikat sebenarnya dari trainer Pokemon!
“Jadi apakah kau sudah menemukan strategimu? Lama sekali…” protes Guy mendengar seruanku.
Aku mengangguk mantap. “Ya, aku sudah menemukannya. Dan akan kuhancurkan strategimu itu, Tuan Sok Tenang!”
“Kalau begitu aku menunggu!”

*

Di waktu yang sama, di dalam pikiranku…

Aku berdiri di dalam ruangan luas sebuah gua dengan danau lahar merah membara di sekelilingku. Di danau lahar terbesar yang ada di dalam gua tersebut, tampak seekor Pokemon raksasa dengan tubuh merah berkilat tengah berkubang di dalamnya. Sinar terik tampak terpancar dari tubuh besarnya, menciptakan hawa panas di seisi ruangan.

Jadi kamu sudah tahu apa yang harus dilakukan?” tanya Pokemon yang tak lain adalah Groudon itu.
Aku mengangguk pelan. “Ya, RedClaw,” jawabku memandang Groudon bernama RedClaw yang kudapatkan di Gua Terra itu. “Aku sudah mengetahui maksud dari kemampuan Pokemon dan kemampuan milikku. Maaf membuatmu menunggu, tapi aku tidak bisa berpikir jernih mengenai kemampuan yang kumiliki. Selain karena aku lupa, kemampuan itu juga tidak bisa kukelu…”
Kalau mengenai hal itu serahkan saja padaku,” potong RedClaw sang Groudon. “Kemampuanmu telah menutup kemampuanku, sebagaimana yang telah kukatakan padamu waktu itu di Gua Terra. Aku tahu kamu belum bisa mengendalikan kemampuan itu dengan baik, tapi kemampuan itu sendiri telah keluar beberapa kali saat kamu berada dalam posisi terdesak, menunjukkan bahwa sebenarnya kamu telah memiliki kendali atasnya.
“Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?”
Tidak perlu khawatir, kamu pasti akan bisa menguasainya secara alamiah,” jawab RedClaw Groudon. “Tapi untuk saat ini aku yang akan membantumu. Kemampuanmu mungkin telah menyegel kemampuanku, tapi aku masih bisa mengeluarkan kemampuanku yang akan mengaktifkan kemampuanmu. Sebenarnya aku tidak berharap melakukan ini padamu, karena rasanya pasti akan sangat sakit.
“Rasa sakit adalah hal yang biasa… dan aku bersedia melewatinya demi mencapai keinginanku… sesakit apapun itu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...