Episode 472: Kemarahan Elite Four
“KURANG AJAR!!!” Flint berteriak sangat keras, mengejutkan Cameron. Namun Cameron langsung tersenyum sinis memandang Flint yang mencoba bangkit berdiri. “Kamu… tidak, kalian… kalian KURANG AJAR!!!” Flint kembali berteriak keras. Nada amarah begitu terasa dari teriakannya itu.
Susah payah salah satu anggota Elite Four Sinnoh itu bangkit dari lantai. Kini dia sudah berhasil berdiri, walaupun masih tampak terhuyung, dengan tangan kiri tak lepas dari dadanya. “Tak bisa kumaafkan…. Aku tak bisa memaafkan apa yang telah kalian perbuat!” seru Flint seraya mendongakkan kepalanya, menatap tajam wajah Cameron dengan penuh kebencian.
“Huh, akhirnya kamu menyadarinya,” sahut Cameron tenang. “Akhirnya kamu tahu apa yang kumaksud. Bahwa kami, Ten Godfather Paciolo Mafioso, adalah yang terkuat. Bahkan Elite Four tak bisa menandingi kami….”
“KALIAN IBLIS!” sergah Flint. “Kalian tak pantas hidup!”
“Well, well… silakan caci kami semaumu. Kubiarkan itu agar kamu senang di penghujung hidupmu. Karena tidak lama lagi, kamu akan menyusul wanita itu…”
“DIAM!” bentak Flint. “Kalian…. Kalian tidak akan kumaafkan!”
“Terserah kamu saja,” jawab Cameron. “Sepertinya aku terlalu membuang waktu denganmu. Lebih baik segera kuselesaikan ini. Mencatatkan kematian Elite Four lainnya di tangan kami. Apa ada permintaan terakhir?”
“Ya, ada,” jawab Flint tampak menenangkan dirinya. Namun sikap tenangnya itu hanya sekejap, karena tiba-tiba dia menggerakkan tangannya cepat, menunjuk ke arah Cameron dengan tatapan tajam. “TERBAKARLAH DI NERAKA!”
Bersamaan dengan itu Infernape milik Flint bergerak cepat, berlari ke arah Rhyperior. Kali ini Infernape menerjang dengan tubuh diselimuti api.
“Hoo…. Roda api ya. Apa kamu mulai putus asa? Apa kamu lupa tipe Rhyperior adalah batu, yang mampu menahan api?”
“Aku tak peduli,” jawab Flint. “Yang kupedulikan adalah, bagaimana membakar kalian di neraka!”
Infernape menghantam Rhyperior, membuat Pokemon bercula itu terseret mundur ke belakang. Namun Rhyperior masih bertahan, malahan tampak menggerakkan tubuhnya, hendak membalas serangan Infernape.
“Rhyperior, sudahi duel ini. Hajar dengan Penghancur Batu!”
Tiba-tiba di tangan Rhyperior sudah ada batu besar, yang langsung dihujamkannya ke arah Infernape. Pokemon api itu tak mampu menghindar, batu besar itu mengenainya dengan sangat keras, menimpa punggungnya dan menghempaskannya ke lantai.
“ARRGGH!!”
Semburat merah darah kembali terlihat. Flint kembali muntah darah. Kali ini dia merasakan punggungnya begitu berat. Seakan tak mampu menahan sakit di punggungnya, Flint terjatuh, tengkurap di lantai. Dia meringis kesakitan.
“Apa… apa memang harus sampai di sini… “ Flint tampak putus asa. Dia sudah mengerahkan seluruh kemampuannya, namun lawannya begitu tangguh, bahkan tak bergeming sedikit pun.
“Sudah selesai? Kenapa kamu begitu berjuang? Kamu tidak akan menang,” ejek Cameron.
Flint terdiam. Matanya berkaca-kaca. Dia tak percaya dirinya harus kalah, bahkan mungkin harus mati dalam pertarungan ini. Menyadari hal tersebut, perlahan air mata menetes di pipinya. Air mata yang selama ini tak pernah sekalipun muncul, kini menetes…
“Maafkan aku… Flame… maafkan aku…” lirihnya. Wajah kekasihnya itu kini muncul dalam benaknya. Kekasih yang begitu dicintainya. Perempuan yang juga berambut merah seperti dirinya… yang begitu menaruh kepercayaan kepada dirinya. Flame Evers.
“Kumohon…. Jagalah Flame. Kupercayakan dia padamu…”
Flint terkejut. Tiba-tiba dia mendengar sebuah suara. Bukan, dia bukan mendengar suara. Itu adalah ingatannya, saat bertemu seorang lelaki di pulau ini. Lelaki yang memberikan kepercayaan kepadanya, kepercayaan untuk menjaga Flame.... lelaki bernama Lunar Servada....
BAB LXVIII PERTARUNGAN KEMATIAN PART I
SELESAI
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...