Episode 488: Tim Voltase Dikalahkan
“Pokemon brutal, juga harus
dihadapi dengan serangan yang brutal,” tutur Max, berdiri angkuh menatap tajam
ke arah Tim Voltase, membuat Bochel dan Curie langsung bergidik. Sementara satu
persatu Tauros dan Bouffalant lenyap, tinggal menyisakan masing-masing satu
yang asli.
Melihat hal tersebut Arbud
langsung meluncurkan capture disk-nya, membebaskan Tauros dan Bouffalant dari
pengaruh jahat Tim Voltase. Setelah proses capture berhasil, kedua Pokemon itu
lantas pergi begitu saja.
Bochel dan Curie saling pandang.
Keduanya sudah kehabisan Pokemon. Mereka tak menyangka empat Pokemon yang
dilipatgandakan menjadi empat ratus tak mampu mengalahkan ranger yang hanya
menggunakan satu Pokemon saja dalam setiap pertempurannya.
“Kami mengakui kehebatanmu, Max,”
puji Curie, terdengar terpaksa. “Bos punya alasan yang tepat kenapa
mengkhawatirkanmu.”
“Ya, dan sekarang karena kami sudah
kehabisan Pokemon,” sambung Bochel, “izinkan kami untuk undur diri. Pestanya
sudah selesai tuan-tuan dan nona,” ujarnya dengan nada politis.
“Heh, enak saja!” sentak Max.
“Kalian harus mempertanggungjawabkan perbuatan jahat kalian di depan pengadilan.
Itulah tugas kami, Pokemon Ranger untuk menangkap setiap penjahat yang berbuat
onar.”
“Maaf, tapi kami tak punya agenda untuk itu,”
jawab Curie santai. Sedetik kemudian, muncul Alakazam berteleportasi di
depannya. Demi melihat hal tersebut, Max langsung berlari mengejar Tim Voltase.
“Kawan-kawan, hentikan mereka!”
serunya, membuat Luna dan Arbud langsung berlari menyusul Max.
“Terlambat, tuan dan nona
ranger,” kata Bochel santai. Dia dan Curie lalu memegang Alakazam, dan sedetik
kemudian mereka menghilang dari hadapan para ranger.
“SIAL!” umpat Max seraya
menghentikan langkahnya. “Padahal sedikit lagi.”
“Wah... mereka langsung pergi
begitu saja,” kata Arbud tatkala tiba di samping Max, diikuti Luna di
belakangnya.
“Akan kukejar...”
“Tak usah Luna,” Max memotong
kalimat Luna. Dia lantas melihat ke arah jauh, ke bangunan tertinggi yang ada
di Battle Frontier, Battle Tower. “Volta.... aku pasti akan merebut kembali
Rayquaza!” ujarnya penuh dendam.
*
-- Di Battle Tower –
Alakazam muncul di ruangan
tertinggi Battle Tower, membawa serta Bochel dan Curie tepat di depan Volta
yang tengah duduk di sebuah kursi. Melihat sang bos berada tepat di depan
mereka, kedua anggota Tim Voltase tersebut langsung berlutut di depan Volta.
“Maafkan kami, Tuan Volta,” ujar
Curie pelan. “Ranger itu sangat kuat.”
“Benar, bahkan dengan kekuatan
khusus pun, kami tak bisa mengalahkannya. Kami mengaku payah,” sambung Bochel.
Baik Curie dan Bochel menundukkan kepala melihat ke lantai, tak berani melihat
Volta.
Volta tersenyum kecut. Dia kesal,
tapi diakuinya Max memang seorang ranger yang kuat. Dia teringat pertempuran di
Rawa Besar yang tak dia menangkan, walaupun dia juga tidak kalah dalam duel
tersebut.
“Sudahlah, lupakan saja,” kata
Volta kemudian, membuat Bochel dan Curie langsung mengangkat kepalanya
memandang lelaki berambut pirang tersebut.
“Benarkah Bos?” tanya Bochel dan
Curie bersamaan.
Volta mengangguk, lalu bangkit
berdiri, membelakangi keduanya. “Kuperintahkan kalian untuk segera pergi dari
sini. Karena sekarang..... ini bukan urusan kalian lagi...”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...