SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Minggu, 27 Oktober 2019

Eps. 489: Kekesalan Nanta

Episode 489: Kekesalan Nanta

--Di Battle Tower --


Nanta berdiri  di sebuah ruangan luas dengan cahaya remang-remang. Seekor Pachirisu bertengger di bahu kanannya. Di depannya, terdapat delapan sosok berdiri berjauhan, masing-masing memiliki jarak yang teratur satu sama lain. Remangnya cahaya membuat sosok-sosok tersebut tak terlihat jelas, lebih menyerupai siluet.
Cameron jatuh, dia dikalahkan Elite Four,” kata salah seorang di antara mereka.
“Ya, dia jatuh,” jawab Nanta sekenanya. “Karenanya aku butuh bantuan kalian. Tempat ini akan menjadi markas baru kita.

Dari awal kami menentang rencanamu, Nanta,” jawab sosok yang lain. “Kami tak ingin menampakkan diri kami ke publik.”
Kami dengar para ranger melawan dengan hebat ya,” tanya sosok lainnya. “Kamu memang cari sensasi, Nanta.
Yang disebut terdiam, menunduk sejenak, lantas melihat sekeliling, pada sosok-sosok tersebut. “Ini adalah upayaku sebagai pemimpin Paciolo Mafioso. Apa kalian tak melihat pergerakan dari kelompok-kelompok yang lain?” ujarnya kemudian.
Kami tahu Nanta, karena itu kami tak ikut campur,” jawab salah satu sosok. “Selama ini kita kan selalu berada di belakang layar. Kenapa sekali kamu ingin menunjukkan eksistensi kita?”
“Itu karena dia haus pujian,” tiba-tiba seseorang muncul dan berjalan ke samping Nanta.
”Volta, kamu jangan ikut campur,” sergah Nanta menyadari sosok di sampingnya.
Biarkan dia ikut campur, Nanta, dia bagian keluarga kita juga,” sahut salah satu sosok, yang bertubuh paling jangkung. “Malahan kamu harus berterima kasih padanya karena posisimu sekarang juga berkat Volta.”
Terima kasih Paman Archie,” kata Volta memandang ke sosok yang bicara. Sementara Nanta menggeram mendengarnya.
Kami pikir cukup Cameron yang jadi korban ambisimu, Nanta. Kami tak ikut campur. Semoga beruntung dengan rencanamu.”
“Tapi...”
Kudengar kamu menyewa penjahat bayaran itu kan? Kami rasa mereka sudah lebih dari cukup. Ingat Nanta, ada banyak grunt mafia yang kamu gunakan. Kalau kita kalah, itu kehilangan besar.”
“Karena itu aku membutuhkan ka...” belum sempat Nanta melanjutkan ucapannya, mendadak kedelapan sosok di ruangan tersebut hilang. Rupanya kedelapan sosok tersebut hanya hologram. Nanta lantas tertunduk. Dia merasa sangat kesal.
“Sudahlah Nanta, masih ada aku kan?” Volta mencoba menghibur.
“Diam kamu Volta!” sentak Nanta langsung memandang tajam Volta, membuat Volta langsung terdiam. “Ingat ya, kita punya perjanjian, dan aku mau itu kamu selesaikan sampai akhir dalam peperangan ini.”
“Baiklah,” jawab Volta. “Aku takkan ingkar, karena aku juga punya kepentingan dalam rencanamu ini,” sambungnya. “Aku hanya ingin menginformasikan kalau timku sudah kalah.”
“Hoo... jadi Tim Voltase yang kamu banggakan itu sudah kalah oleh ranger?” sahut Nanta. Baiklah, sepertinya aku tak punya pilihan lagi selain mengeluarkan senjata rahasia ki.....”
Nanta tiba-tiba terdiam. Pun demikian dengan Volta. Keduanya merasakan sebuah aura yang mengerikan, yang terasa begitu dingin dan hampa. Sampai-sampai Pachirisu langsung meringkung menyembunyikan wajahnya.
Kami merasa dipanggil...,” tiba-tiba terdengar sebuah suara, “... dan kami sudah sangat tidak sabar...” sambung suara dengan nada bergetar itu.
Nanta tersenyum, lantas berbalik melihat dua sosok yang telah ada di depannya. Dua sosok yang menjadi senjata rahasianya dalam peperangan ini. Lantas dia berkata pelan, “Selamat bertugas... Y & M....”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...