SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Minggu, 17 Mei 2020

Eps. 529: Tragedi Cinta Lunar Servada


Episode 529: Tragedi Cinta Lunar Servada


Aku sedang ada di rumahku, di ruang tamu, menyaksikan serial drama Korea “World of Married”. Tetapi meski televisi menyala dan mataku memandang ke layarnya, aku sama sekali tidak menyimaknya. Pikiranku bepergian jauh ke mana-mana, memikirkan apa yang akan kulakukan setelah semua ini.
Kepergian Melona yang begitu mendadak membuatku kehilangan semangat hidup. Ya kami memang berpura-pura berpacaran, tetapi kedekatanku dengannya selama ini, memunculkan perasaan suka yang sesungguhnya kepadanya. Walaupun sebenarnya aku berusaha keras untuk tidak mengakuinya.
Kini, setelah dia pergi begitu saja, bahkan tanpa ada kalimat perpisahan yang layak, aku merasa sangat patah hati. Aku merasa sangat sedih. Entahlah, seolah dunia runtuh. Aku tak tahu perasaan ini, tetapi itu sangat menggangguku. Itu membuatku seperti orang gila, membuatku mengurung diri di rumah dalam beberapa hari belakangan, tanpa melakukan sesuatu yang berarti.

Ya, ketika Volta akhirnya terkalahkan dan para mafia berhasil dilumpuhkan, semestinya aku merasa lega ketika kembali ke Battle Frontier. Tetapi nyatanya, ketika aku mendaratkan kakiku di Battle Frontier, bukan kebahagiaan yang kudapatkan. Melainkan, sebuah kabar buruk, Melona hilang ditelan lubang hitam. Aku masih ingat betapa bergetarnya lututku, membuatku jatuh begitu saja ke tanah.
Ah, andai saja aku tidak pergi melawan Volta, mungkin hal ini tidak akan terjadi. Andai saja waktu itu aku melawan para sintesa keparat itu terlebih dahulu…. 
Lamunanku terhenti ketika kurasakan sesuatu yang tajam menyentuh kulitku. Rupanya Guardian, dia tampak memandangiku, membuatku merasa bersalah.
“Maafkan aku Dian, aku tidak bermaksud mengabaikanmu. Aku hanya….”
Masa-masa bersama Melona kembali muncul dalam ingatanku. Pertemuan pertamaku saat dia menjadi anggota Tim Aqua, kemudian pertemuanku kembali di Pacifidlog, tepatnya di Penginapan Bluesea…. masa-masa itu….
Dan entah kenapa memoriku tiba-tiba bergerak ke masa lebih jauh lagi, ketika aku bersama dengan Nona Ester. Sang anggota Elite Four Hoenn yang meninggal dunia dalam tugasnya. Perempuan manis itu adalah kekasihku, yang sayangnya hubungan kami hanya berlangsung dengan sangat singkatnya. Menyedihkan sekali….
Seakan belum cukup sedih, memoriku kembali bergerak ke masa-masa saat aku masih menjadi anggota Tim Magma. Pertemuanku dengan Flame Evers, keponakan dari pemimpin Tim Magma, Maxie. Persahabatanku dengannya di masa-masa itu, yang kuakui menumbuhkan benih-benih cinta dalam hatiku…. yang tak kusangka ternyata juga tumbuh pada diri gadis berambut merah itu. 
Tetapi perempuan cinta pertamaku itu nyatanya akan segera menikah, dengan Elite Four asal Sinnoh, Flint. Dan dia mencintai lelaki itu. Bagaimanapun, aku, Lunar Servada, selamanya hanya akan berada dalam zona pertemanan saja dengannya. Ya, dia sahabatku, takkan lebih dari itu.
Kenapa… kenapa kisah cintaku selalu berakhir sedih seperti ini? Kenapa Ya Tuhan?!! Tak bisakah aku juga mendapatkan kebahagiaan, seperti Flame yang akan menikah dengan Flint, atau seperti kakakku yang sudah menemukan pria idamannya di Castelia sana?
Dalam kondisi seperti ini, ingin rasanya aku menyanyikan lagunya The Rock…
“Tuuuuuhan kirimmmmmkanlahhhhh aku…. kekasih yang baik hatiiiiiii…. yang mencintaaaaai aku…. apa aaaaadanyaaaaaa!!!!”
“LUNAR! BUKA PINTUNYA!”
Tiba-tiba terdengar suara Noah berteriak yang begitu mengagetkanku. Kulihat Guardian geleng-geleng melihatku tergesa-gesa bangkit dari sofa menuju ke pintu rumah. Segera kubuka pintu dan kulihat Noah berkacak pinggang di sana.
“Mau sampai kapan kamu berpura-pura tidak mendengar suara orang mengetuk pintu?” cecarnya kesal.
“Ma… maaf Noah. Aku tadi menonton televisi, memangnya ada apa sih?”
“Menonton televisi? Kudengar tadi ada seseorang yang bernyanyi….” sahut Noah dengan raut wajah kesal. “Lupakan saja, aku hanya mau memberi tahu kalau ada mencarimu.” Dia lalu menunjuk seseorang di belakangnya. Pria gendut berkacamata hitam….
“Tuan Scott…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...