SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Jumat, 16 April 2010

L's Diary: Eps. 62 - Kesedihan Fadli

wooper gifEpisode 62: Kesedihan Fadli


”Winona, tolong kau obati gadis itu,” perintah Fadli. Wanita bernama Winona itu lalu mengangguk dan membawa Flame masuk ke sebuah kamar. Kini tinggal aku dan Fadli yang berada di ruang tamu. ”Winona cukup pintar dalam hal pengobatan, selain itu kami memiliki stok obat-obatan, jadi kau tak perlu khawatir mengenai temanmu itu.”

”Terima kasih, Tuan Fadli,” ujarku mengucapkan terima kasih. Tak terasa air mata menetes perlahan di pipiku. Entah mengapa aku meneteskan air mata, mungkin karena aku lega akhirnya Flame mendapatkan pengobatan atas luka-lukanya setelah hari berat kami. Aku segera mengusap air mataku, tak ingin Fadli melihatnya.

”Panggil saja Fadli,” sahut Fadli. ”Aku tak setua itu untuk dipanggil Tuan.” Fadli kemudian memberikanku segelas air. ”Ini, minumlah,” tawarnya. ”Sepertinya kalian mengalami hari yang berat.”

”Ya, terima kasih banyak.” Aku langsung menenggak air itu sampai habis. Baru kusadari kalau aku sehaus ini.

”Siapa kalian, dan apa yang kalian lakukan di kota ini?” tanya Fadli kemudian.

”Aku dan temanku sedang dalam perjalanan saat kami terkena serangan Pokemon,” jawabku berbohong. Mana mungkin aku menceritakan kalau kami ini anggota Tim
Magma. Sepertinya Fadli tak mengenal Tim Magma, karena seharusnya dia langsung tahu kalau kami ini anggota Tim Magma dari seragam yang kami pakai. ”Kupikir aku bisa mengobati temanku di rumah sakit di kota ini, tapi rumah sakitnya tutup.”

Fadli terdiam. Raut wajahnya berubah sedih. ”Kau benar L, rumah sakit memang tutup, dan itu sudah berlangsung selama kurang lebih satu minggu semenjak serangan ninja desa Rumput.”

Ninja desa Rumput? Sudah kuduga, memang ada ninja di kota ini.

”Apa yang terjadi?” tanyaku ingin tahu.

”Desa Ninja Rumput terletak di sebelah barat kota ini. Kami hidup damai dan memiliki hubungan yang baik dengan desa tersebut. Tapi hubungan kami itu menjadi rusak akibat ulah orang-orang yang tak bertanggung jawab?”

”Maksudmu?”

”Sebulan yang lalu...” Fadli mulai bercerita. ”...sebulan yang lalu kebakaran besar menimpa desa Ninja Rumput. Desa Ninja Rumput yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari rerumputan tinggi dan juga padang ilalang terbakar dengan hebat. Sampai saat ini belum diketahui jelas apa penyebab kebakaran tersebut, namun desa Ninja Rumput menuding kami, warga kota Fortree-lah yang menyebabkan kebakaran tersebut. Mereka menuduh kami berniat merebut wilayah desa Ninja Rumput dan menganeksasinya dan memaksa mereka pergi dengan cara membakar desa tersebut. Tapi semua itu hanya fitnah tak berdasar! Kami tak pernah berniat merebut desa Ninja Rumput.

”Kami melakukan penyelidikan mengenai kebakaran ini, namun sampai saat ini hasilnya nihil, kami belum bisa menemukan apa atau siapa yang menyebabkan kebakaran di desa Ninja Rumput. Tak ada Pokemon tipe api di desa itu, jadi mustahil bila kebakaran ini disebabkan oleh Pokemon liar. Pasti ada unsur kesengajaan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang ingin memperkeruh hubungan antara kota Fortree dengan desa Ninja Rumput. Siapapun orangnya, takkan aku ampuni.”

”Lalu ninja Rumput menyerang kota ini, begitu?” terkaku.

”Benar.” Fadli menarik nafas panjang. ”Seminggu yang lalu mereka menyerang kota ini dan berniat merebut kota ini. Kebakaran yang terjadi terus-menerus di desa Ninja Rumput membuat mereka terancam kehilangan tempat tinggal dan berniat merebut kota ini sebagai ganti dari desa mereka yang terbakar. Mereka menganggap kami harus bertanggung jawab atas kebakaran di desa mereka. Entah darimana mereka bisa berpikir kalau kamilah penyebab dari kebakaran yang melanda desa mereka.”

Jadi itu penyebab kota ini menjadi lengang? Dan itu pula penyebab aku merasakan keberadaan ninja di sekitarku?



”Dewan kota Fortree kemudian memutuskan untuk menyelamatkan warga dari amukan ninja Rumput. Sebagian dari warga mengungsi ke rumah sanak-saudara mereka di kota lain sementara warga yang tidak memiliki sanak-saudara di kota lain tetap tinggal di kota ini. Demi keamanan, kami terpaksa mematikan semua listrik dan penerangan di kota ini agar ninja Rumput mengira bahwa kota ini telah ditinggalkan. Namun mereka tahu bahwa kota ini masih berpenghuni dan mereka terus mengamati dari kejauhan untuk merebut kota ini.

”Kami, warga kota Fortree takkan membiarkan begitu saja kota kami jatuh ke tangan ninja desa Rumput, karena itulah aku dan Winona, dan juga warga-warga pemberani yang akan membela kota ini masih tinggal di kota ini. Rumahku ini kemudian aku jadikan sebagai pusat pertahanan terakhir kota Fortree, sampai ninja-ninja itu memutuskan melakukan serangan terakhir untuk melumpuhkan kami semua. Kabarnya serangan terakhir akan dilakukan besok pagi dini hari, sehingga aku pun berjaga ekstra keras hingga aku melihat kalian berdua di luar sana.”

Begitu rupanya... sekarang aku tahu apa yang terjadi di kota ini. Tapi sepertinya aku pernah mendengar tentang kebakaran yang melanda sebuah kota sebelum ini, tapi dimana ya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...