SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Jumat, 16 April 2010

L's Diary: Eps. 64 - Pertempuran Kota Fortree Dimulai!

wooper gifEpisode 64: Pertempuran Kota Fortree Dimulai!


Aku dan Fadli kemudian keluar dari dalam rumah. Suasana mencekam langsung menerpa kami berdua. Banyak pasang mata yang menyambut kami. Penerangan lampu dan juga sinar bulan yang malam ini purnama menjadikan kami bisa melihat sekilas sosok-sosok yang mengamati kami.

”Akhirnya kau keluar juga, Fadli!” terdengar suara keras tak jauh dari tempat kami berdiri. ”Mari selesaikan hal ini dengan damai. Tinggalkan kota ini secepatnya!”

”Kalianlah yang seharusnya pergi!” teriak Fadli menjawab perintah suara tersebut. ”Ini kota kami, tak ada alasan bagi kami untuk pergi.”

”Kalian telah membakar desa kami, apa itu bukan alasan?” jawab suara itu lagi.

”Sudah berapa kali kubilang kalau bukan kami yang membakar desa kalian!”

”Omong kosong!” tiba-tiba saja di hadapan kami muncul seorang lelaki berpakaian serba hijau dengan cadar yang menutupi wajahnya. Yang membuatku heran adalah... lelaki itu melayang di udara!

”Glen!” Fadli terperanjat melihat sosok di depannya.



”Ya, kau benar sekali anak muda,” jawab lelaki yang dipanggil Glen tersebut. ”Aku, Har-Glen, ketua ninja desa Rumput.... akan menuntut balas!” tiba-tiba lelaki itu lenyap dari pandanganku kami.

”L, waspadalah...” bisik Fadli panik. ”Dia... dia akan melakukan serangan... dan itu bisa darimana saja!”

”Keluarlah, Ninjask!” aku melemparkan pokeball Ninjask. Ninjask pun keluar melindungiku.

”Keluarlah Swellow!” Fadli ikut melemparkan pokeball dan keluarlah Swellow yang menolongku tadi.

”Kecleon, jatuhkan mereka!” terdengar suara keras memberikan perintah. Tiba-tiba saja muncul Pokemon hijau yang tadi menyerangku. Kali ini Pokemon itu menyerang Swellow milik Fadli. Beruntung Swellow dapat menghindarinya.

”Itu Kecleon. Pokemon berubah warna!” Fadli memperingatkan. ”Kau harus berhati-hati.”

”Aku tahu,” jawabku. ”Ninjask, tim ganda!” Aku sengaja menggunakan tim ganda pada Ninjask agar tingkat hindarannya menjadi tinggi. Dengan kondisi seperti, aku tak tahu darimana musuh akan menyerang, karena itu akan lebih baik bila hindaran Ninjask semakin cepat.

”Kecleon, pukulan beruntun!” terdengar lagi suara dan kemudian seekor Kecleon muncul di depan Ninjask. Seperti yang aku duga, serangan tersebut meleset. Kemampuan peningkatan kecepatan dan tim ganda bekerja sama dengan baik.

”Kecleon, psybeam!” kali ini Kecleon muncul di depan Swellow dan langsung menembakkan sinar aneh yang mendarat tepat di tubuh Swellow. Swellow terjatuh. Matanya tampak berkunang-kunang.

”Oh, tidak!” erang Fadli. ”Psybeam telah membuat Swellow pusing. Swellow takkan bisa bertahan.”

”Serahkan padaku,” sahutku percaya diri. Aku sudah pernah melawan kelompok ninja sebelum ini sehingga aku cukup bisa menguasai medan.

”Swellow masih bisa bertarung, tapi kemungkinan serangannya akan melukai dirinya sendiri.”

”Jangan kau paksakan dia bertarung,” tukasku cepat. ”Aku akan mencoba menjatuhkan Kecleon itu.”

”Apa kau yakin bisa?” tanya Fadli tak percaya.

”Ya, aku yakin bisa,” jawabku. ”Biarpun aku baru mendapatkan satu lencana gym, tapi aku sudah pernah melawan kelompok ninja seperti ini. Dan lagi, Ninjask milikku ini bukan sembarang Ninjask. Ninjaskku ini adalah pemberian Jiken, pemimpin ninja desa Abu.

”Entah kenapa aku percaya padamu,” ujar Fadli. ”Aku tak punya pilihan, aku harus mengembalikan Swellow ke dalam pokeball untuk menyembuhkannya. Selama itu kau yang mengambil alih, aku akan membantumu bila kau terjepit.”

Aku dan Ninjask kemudian bersiaga penuh. Lawan kami tak terlihat, karena itulah kami harus bisa berhati-hati menghadapi serangan lawan yang datang tiba-tiba.

”Kecleon, psybeam!” sebuah sinar langsung mengarah ke Ninjask. Namun tembakannya meleset dan mengenai ranting pohon.

”Kau takkan bisa menyerangku!” teriakku keras.

”Siapa kau dan apa urusanmu dengan kota Fortree?” tanya suara Glen.

”Namaku L, dan aku disini untuk membantu warga kota mempertahankan kota mereka dari tangan kalian.”

”Jangan ikut campur, dasar orang asing!” bentaknya.

”Aku tak bisa diam saja, Fadli temanku dan aku akan membantunya bagaimanapun juga!” jawabku tanpa menunjukkan rasa takut. Aku tahu, menunjukkan rasa takut hanya akan melemahkan diriku dan menguatkan lawan. ”Glen, aku menantangmu pertarungan Pokemon satu lawan satu!”

Tiba-tiba saja Glen kembali muncul di hadapan kami. Dia melayang di udara, sama dengan saat pertama kali memunculkan dirinya.

”Aku terkesan,” ujarnya kemudian. ”Kau anak muda yang pemberani, berani menantang pemimpin ninja terhebat di Hoenn tengah. Kau pasti punya kelebihan yang membuatmu berani menantangku. Baiklah, aku sebagai pemimpin ninja desa Rumput, pantang untuk menolaknya!”

Aku tersenyum. Sudah kuduga Glen tidak akan menolaknya. Sama seperti yang terjadi pada saat aku menantang Jiken. Pemimpin Ninja memang memiliki gengsi yang sangat tinggi.

”Kuberikan syarat, kalau kau menang, aku takkan ikut campur urusan kalian. Tapi kalau aku menang, kalian harus pergi dari kota ini dan melupakan keinginan kalian untuk menguasainya.”

Glen tersenyum jahat mendengar syarat yang aku berikan. Dia kemudian mengangkat tangan kanannya ke udara dan kemudian langsung dijatuhkannya ke bawah. Seketika itu beberapa pasang mata yang mengawasi kami dari seluruh penjuru langsung menghilang. Tidak, mereka tidak menghilang, tapi mereka berpindah ke bawah dengan cepat! Sekarang di sekeliling kami telah berdiri banyak ninja berpakaian serba hijau. Pasukan ninja desa Rumput!

”Kawan-kawanku,” ujar Glen kemudian. Kupikir dia berkata pada para ninja yang mengelilinginya sekarang. ”Tampaknya keinginan kita akan sedikit tertunda. Biarkan aku memberi pelajaran pada tikus kecil ini, dan kota ini akan menjadi milik kita!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...