
Tiga orang grunt berseragam Tim Aqua berdiri di depan sebuah gua. Salah satunya adalah Aaron. Mereka memandangi gua tersebut dengan ragu-ragu.
”Mungkin dia disini,” ujar salah seorang dari mereka.
”Kau benar, tak ada salahnya kita masuk dan mencari,” sahut Aaron. ”Bagaimanapun Orb biru itu lebih berharga. Melon juga pasti takkan lari jauh, kita berhasil melukainya tadi.”
Ketiganya pun masuk perlahan ke dalam gua. Mereka menjelajah gua dengan hati-hati. Kira-kira setelah agak jauh, tiba-tiba sebuah sinar menyilaukan muncul.
”Starmie, perlindungan!” teriak Aaron cepat. Sinar itu pun luput darinya, namun mengenai dua orang grunt di belakangnya. Aaron menengok ke belakang dan mendapati dua rekannya tampak kebingungan dan linglung. Salah satunya menabrak tembok gua hingga pingsan sementara yang lainnya jatuh begitu saja. ”Sinar membingungkan? Siapa yang melakukan ini!”
”Apa perlu aku memperkenalkan diri?” tiba-tiba Flame muncul. Di samping kepalanya tampak seekor Crobat yang terbang melayang.

”Kau lagi! Memangnya belum puas kau kukalahkan waktu itu?” seru Aaron melihat penyerangnya.
”Tentu aku tidak puas kalau kalah, karena itu saat ini aku akan membalaskan kekalahanku itu,” jawab Flame angkuh. Kedua tangannya disilangkan di depan tubuh dengan pandangan menantang.
”Baiklah, aku akan meladeni dengan cepat, karena saat ini aku tidak ada waktu untuk bermain-main,” ujar Aaron tersenyum jahat. ”Matilah kau! Starmie, tembakan es!”
Starmie mengeluarkan sinar putih nan dingin ke arah Crobat. Crobat berhasil menghindar sehingga sinar itu mengenai dinding gua dan membekukannya.
”Crobat, gigitan!” Flame balas memberi perintah. Crobat lalu bergerak cepat ke arah Starmie.
”Starmie, perlindungan!” Aaron kembali memberi perintah. Starmie kembali membentuk perisai perlindungan membuat serangan Crobat menjadi sia-sia.
”Perlindungan ya? Kau beraninya pakai perlindungan!” umpat Flame kesal.
”Haha... memang itulah ciri khasku, nona manis!”
”Dan perkenalkan ciri khasku, Sandslash... galian!” teriakku tiba-tiba.
Mendadak tanah di bawah Starmie bergetar disusul kemudian muncul Sandslash dari bawahnya langsung menghantam Starmie. Starmie terlempar jatuh. Aku pun muncul di hadapan Aaron.
”Apa? Kalian curang!” Aaron tampak marah. ”Kalau berani satu lawan satu!”
”Kita ini kan sama-sama penjahat, memangnya kenapa kalau berbuat curang?” sanggah Flame.
”Sial! Baiklah, kalau itu mau kalian, Starmie-ku saja cukup menjatuhkan dua Pokemon kalian itu. Starmie, tembakan es!”
”Sandslash, sayatan!”
”Crobat, gigitan!”
Secara bersamaan Sandslash dan Crobat bergerak ke arah Starmie. Keduanya sama-sama menyerang Pokemon Aaron tersebut, namun Starmie juga mengeluarkan tembakan es. Sandslash dan Crobat memang terkena tembakan es, namun sebelum itu mereka masih sempat menjatuhkan serangan. Sandslash terjatuh, Crobat terjatuh, dan Starmie pun terjatuh. Ketiga Pokemon tersebut pingsan dan tak dapat melanjutkan pertarungan.
”Tanpa Pokemon pun aku masih bisa bertahan,” kata Aaron sambil memasukkan Starmie ke dalam Pokeball. Aku dan Flame pun melakukan hal yang sama pada Pokemon kami. ”Terus terang saja, aku sedang tidak tertarik berurusan dengan kalian, Tim Magma!”
”Kupikir kalian mengikuti kami yang sedang menyelidiki gua ini,” sahutku. ”Apa kalian ingin menculik kami untuk tebusan Kyogre.”
”Idemu bagus, tapi kami kesini untuk mencari pengkhianat yang telah membawa kabur Orb biru, tak ada urusan dengan kalian. Karena itu mohon jangan ganggu kami. Kami akan meladeni kalian setelah kami mendapatkan Orb itu.”
”Ho, tak kusangka ada juga pengkhianat di tempat kalian,” sahutku dengan nada mengejek. ”Inilah pembalasan bagi kalian karena telah merebut Orb merah dari kami. Bila kami kehilangan Orb merah, maka pantas bagi kalian untuk kehilangan Orb biru!”
”Aku tak ada waktu berbincang dengan kalian,” sungut Aaron mulai kesal. ”Katakan saja kalau kalian kesal karena ternyata pengkhianat yang mencuri Orb merah itu adalah teman kalian sendiri!”
”Jangan bawa-bawa nama dia!” sentakku marah.
”Harusnya kalian tahu dari awal kalau teman kalian itu adalah keponakan dari Tuan Archie,” ledek Aaron.
”Dan harusnya kau tahu kalau mantan kekasihmu adalah seorang pengkhianat!” tiba-tiba terdengar suara wanita di belakang Aaron. Aaron menoleh dan mendapati Melon berdiri disana dengan Obalie miliknya.
”Melon!” teriak Aaron. ”Cepat kembalikan Orb biru itu. Kau tak mau mengecewakan kami bukan?”
”Aku takkan pernah menyerahkannya pada kalian,” jawab Melon.
”Melon, kenapa kau lakukan hal ini? Kenapa kau khianati kami? Kenapa kau khianati aku?” cecar Aaron dengan wajah sedih. ”Apa karena Tim Magma sialan ini?”
Melon tersenyum sinis. ”Aku melakukannya bukan karena Tim Magma, aku bahkan tak kenal mereka. Aku melakukannya agar kalian tak berbuat kerusakan lagi!”
”Berbuat kerusakan? Apa maksudmu?”
”Apa kalian lupa dengan apa yang kalian lakukan pada kota Pasifidolg?” jawab Melon. ”Ah, mungkin kau lupa atau mungkin kau belum bergabung dengan Tim Aqua saat itu, tapi yang pasti aku takkan pernah melupakannya!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...