SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 03 Juli 2010

L's Diary: Eps.104 - Cinta itu Dingin

wooper gifEpisode 104: Cinta itu Dingin

”Aku takkan pernah melupakannya!”
”Memangnya apa yang terjadi?” tanya Aaron tak mengerti.
”Kalian merusak kotaku hanya untuk Kyogre! Apa aku perlu mengulangnya lagi?” Raut wajah Melon mulai berkaca-kaca. ”Kalian... kalian membuat kami menderita!”
Aaron terdiam. Dia terkejut mendengar perkataan Melon. ”Aku tak tahu itu, dan aku memang belum bergabung dengan Tim Aqua. Maafkan aku.” Aaron lalu melangkah mendekati Melon.
”Berhenti! Jangan mendekatiku!” bentak Melon saat Aaron mulai dekat.
”Melon, kembalikan Orb biru itu,” pinta Aaron sambil menjulurkan tangan. ”Aku atas nama Tim Aqua meminta maaf padamu, karena itu kembalikan Orb itu. Itu Orb yang penting bagi kami, tanpa itu...”
”Justru itulah yang aku inginkan!” Melon tampak mulai menitikkan air mata. Aku bisa merasakan kesedihan yang mendalam pada setiap perkataan Melon. Aku melirik ke arah Flame dan kulihat raut wajahnya ikut berubah sedih. ”Tanpa bola ini,” lanjut Melon, ”tanpa bola ini kalian tidak akan bisa mengendalikan Kyogre, dan itu berarti kalian tidak akan berbuat kerusakan lagi.”
”Melon, mengertilah...” bujuk Aaron. Wajahnya kini ikut berkaca-kaca. ”Bila kita berhasil mendapatkan Kyogre, kita akan bisa memperluas lautan, dan bila hal itu terjadi, perdamaian akan datang!”
”Perdamaian apa?” sangkal Melon. ”Perdamaian apa yang didapat melalui pengrusakan? Perdamaian macam apa yang didapatkan dengan mengorbankan perdamaian orang lain? Takkan pernah ada perdamaian seperti itu!”
”Kalau begitu Melon...” Aaron tampak mulai putus asa. ”Kalau kau tak mau melakukannya untuk Tim Aqua, lakukanlah demi cinta kita.”
Melon tersenyum aneh. Dia tertawa kecil, kemudian tawanya berubah agak keras, namun terdengar seperti tawa yang penuh dengan kesedihan.
”Aaron sayangku...” ujarnya di sela-sela tawanya yang aneh, ”ketahuilah kalau selama ini aku tak pernah mencintaimu! Aku hanya memanfaatkanmu untuk tujuanku ini. Ketahuilah itu!”
”Lagipula...” lanjut Melon. ”Lagipula kita sudah putus setelah misi di pulau itu. Kita tak ada hubungan apa-apa sekarang...”
”Melon, tegakah kau denganku?” tanya Aaron lirih. ”Aku begitu mencintaimu, kenapa kau memperlakukanku seperti ini?”
”Aku tak punya pilihan, Aaron...” jawab Melon. Tawanya lenyap, berganti dengan kemurungan. Wajahnya menunduk, dan air mata menetes jatuh ke lantai gua. ”Aku tak suka mempermainkan perasaan orang, namun aku terpaksa melakukannya.... maafkan aku, Aaron...”
Aaron terdiam. Air mata perlahan menetes di pipinya. Sepertinya Aaron patah hati, dan pasti perasaannya sangat terluka mendengar penuturan gadis yang dicintainya itu.
”Aku menyerah... aku tak bisa berbuat apa-apa lagi...” ujarnya kemudian dengan lirih. ”Kau telah memilih, maka aku patut menghormatinya. Sekarang terserah apa yang akan kau lakukan...”
”Maafkan aku, Aaron...” Melon mengusap air matanya. Dia lalu melihat ke arah Obalie. ”Obalie, lakukan sekarang...”
Obalie kemudian menembakkan sinar putih nan dingin ke arah Aaron. Sinar itu menghempaskan Aaron, menjatuhkannya ke tanah. Seluruh tubuh Aaron membeku, namun tidak kepalanya.


Melon kemudian berjalan menghampiri tubuh Aaron yang membeku. Dia menunduk, mendekati wajah Aaron. Aaron hanya melihatnya dengan tatapan yang sangat sedih. Aku tahu, perasaannya pasti sudah sangat hancur hingga dia tak berdaya seperti itu.
”Aaron, maafkan aku...” bisik Melon lirih. Dia lalu mencium pipi mantan kekasihnya itu dan kembali bangkit berbalik. Sedetik kemudian sebuah sinar es kembali muncul, kali ini mengenai kepala Aaron dan membekukannya dengan sempurna.
Melon terdiam. Aku dan Flame juga terdiam. Kami berdua tak menyangka akan melihat drama yang menyedihkan itu, tapi itulah kenyataannya. Seorang penjahat, grunt Tim Aqua yang sangat garang pun bisa takluk, bisa menjadi tak berdaya hanya karena cinta. Cinta itu memang misterius, dan mungkin hal terakhir yang disadari oleh Aaron sebelum dia membeku adalah kenyataan bahwa.... cinta itu dingin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...