SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 03 Juli 2010

L's Diary: Eps.105 - Teluk Perpisahan

wooper gifEpisode 105: Teluk Perpisahan

”Ini untuk kalian,” ujar Melon sambil mengulurkan bola berwarna biru yang tak lain adalah Orb biru itu. Kami bertiga sekarang telah berada di luar gua, di tepi teluk. ”Kupikir bola ini akan aman di tangan kalian, sebagaimana Kyogre di tangan Tim Magma. Aku percaya Tim Magma takkan menggunakan Kyogre, maka aku pun percaya bola ini juga takkan pernah digunakan.”
”Apa kau serius?” tanyaku terkejut.
Melon mengangguk. ”Iya, aku serius. Tim Aqua telah merebut Orb merah kalian, maka kalian pantas mendapatkan ini. Kupikir setelah penculikan Flame, Tim Aqua tidak berani lagi melakukan pertukaran dengan kalian.”



Aku menerima bola yang bersinar biru itu dan memandanginya. Aku tak menyangka bisa memegang bola yang misterius itu. ”Terima kasih, Melon,” ucapku berterima kasih pada teman baru kami itu. ”Awalnya kami kesini untuk menyelidiki gua yang penuh Zubat tadi, namun tak menyangka kalau kami bisa mendapatkan bola yang sangat berharga ini.”
Melon tersenyum. ”Percayalah, hanya ada Zubat dan Zubat di gua itu, tak ada yang lain.”
”Berarti dugaan Paman Maxie tentang gua Terra itu salah besar?” tebak Flame.
”Tentu saja salah,” jawabku sambil mengangguk. ”Tapi kupikir pamanmu itu akan senang setelah mengetahui apa yang kita dapatkan ini.” Aku kemudian melihat ke arah Melon. ”Kau sendiri bagaimana Melon? Apa yang akan kau lakukan setelah ini?”
Melon mengeluarkan sebuah PokeBall lalu melemparkannya ke arah laut. Tiba-tiba seekor Pokemon raksasa yang kuketahui sebagai Wailord muncul di teluk. Pokemon itu berukuran sangat besar, tak heran bila didaulat sebagai Pokemon paling besar.
”Aku akan pulang ke Pasifidolg. Aku akan memulai hidup baru disana dan menjaga kotaku itu dengan baik dari tangan-tangan orang yang hendak merusaknya.” Melon berhenti bicara. Dia memandang Wailord di depannya, lalu melihat ke arahku. Dia mengeluarkan sebuah PokeBall dan memberikannya kepadaku.
”Apa ini?” tanyaku tak mengerti saat Melon memaksakan tanganku menerima PokeBall itu.
”L, kumohon kau mau menerima hadiahku ini,” jawab Melon. ”Aku merasa berhutang budi padamu. Obalie ini adalah pemberian dari Shelly, aku tak mau teringat saat-saat bergabung dengan Tim Aqua apabila aku melihatnya. Lagipula sepertinya Obalie menyukaimu.”
”Kau... kau bercanda bukan?” tanyaku tak percaya. ”Aku tak bisa menerimanya begitu saja. Paling tidak aku akan melakukan pertukaran.”
Melon menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. ”Itu tak perlu, terima saja Pokemon ini. Aku akan sangat senang.”
”Sudahlah L, terima saja...” bujuk Flame. ”Lagipula dia ini kan sangat menyukaimu. Bukankah kau tak mau berpisah dengan Obama kecil anak Menteng yang menggemaskan ini?” godanya lagi.
”Memangnya presiden Amerika?” gerutuku menanggapi leluconnya. ”Flame, aku tidak bisa....” aku berusaha menyanggah, namun Flame menatapku dengan tajam seolah memaksaku untuk menerimanya. ”Oh, baiklah... aku menerimanya. Terima kasih Melon.”
Melon tersenyum dia lalu melihat kami berdua dengan tatapan bersahabat. ”Baiklah kalau begitu, sekarang saatnya aku pergi. Aku senang bisa bertemu dengan kalian berdua. Entah apa yang terjadi bila kalian tak datang ke gua itu. Sekarang aku merasa sangat lega. Aku harus berterima kasih pada kalian.”
”Kamilah yang seharusnya berterima kasih,” elakku. ”Kau telah banyak membantu kami, padahal kami ini orang asing bagimu. Kau telah menyelamatkan Flame, kami berhutang banyak karena itu. Sekarang, kau memberikan Orb biru pada kami.”
”Itulah gunanya teman, harus saling menolong,” jawab Melon. ”Aku berharap kalian berhenti dari kegiatan kalian ini. Kalian orang baik, tak pantas melakukan hal seperti ini, menjadi bagian dari tim penjahat, itu sangat berbahaya bagi kalian.”
”Terima kasih atas nasehatnya Melon,” sahutku. ”Tapi kami punya tujuan, dan kami harus mencapainya.”
”Terserah kalian, kuharap kalian mendapatkan yang terbaik dari yang kalian inginkan, tentunya tanpa merugikan orang lain.” Melon menatap kami berdua cukup lama. Dia lalu berkata, ”L dan Flame, kalian pasangan serasi. Aku berharap bisa bertemu kalian berdua lagi. Sampai jumpa...”
Usai mengatakan itu, Melon berbalik dan berjalan mendekati Wailord yang merapat di bibir pantai. Wailord yang melihat nyonya-nya itu datang menghampiri, langsung membuka mulutnya yang besar.
”Melon!” panggil Flame. Melon menoleh. ”Hati-hati di jalan!” lanjut Flame. ”Jaga dirimu baik-baik...”
Melon tersenyum. ”Kalian juga, jaga diri kalian baik-baik.”
Flame lalu melambai-lambaikan tangannya, ”Melon, sampai jumpa lagi! Senang bisa bertemu denganmu!”
Melon kemudian berbalik menatap Wailordnya dan melangkah masuk ke dalam mulut Wailord yang besar. Wailord menutup mulutnya dan berbalik, mulai bergerak di lautan, dan berenang meninggalkan kami berdua.

*

Di sebuah rumah terapung di kota Pasifidlog, tanpa kami ketahui

Siang itu Melon tengah membersihkan teras rumah saat neneknya memanggilnya. Melon kemudian meletakkan sapu dan berjalan menuju ruang keluarga, tempat neneknya duduk santai menonton televisi.
”Ada apa Nek?” tanya Melon setibanya di ruang keluarga.
”Coba kau lihat berita di televisi ini,” jawab sang Nenek.
Melon kemudian melihat ke arah televisi. Rupanya televisi sedang menayangkan acara berita kriminal Patroli. Melon pun menyimaknya dengan seksama.
”Pihak kepolisian telah menangkap tiga orang anggota Tim Aqua di depan gua di rute 103,” ujar pembaca berita di televisi. ”Yang mengherankan adalah, keduanya ditemukan dalam keadaan tangan terikat, seorang lagi dalam keadaan membeku. Entah siapa yang menangkap mereka, namun kepolisian menyatakan ada seseorang yang menghubungi polisi dan memberitahukan lokasi ketiga penjahat tersebut. Siapakah pahlawan itu?”
”Kau lihat Nak, kejahatan akan menemukan jalannya sendiri,” komentar sang Nenek. ”Dendam hanya akan melahirkan dendam yang baru. Itulah kenapa nenek selalu melarangmu untuk membalas perlakuan mereka pada kota ini. Nenek senang akhirnya kau pulang juga setelah menjadi pelatih Pokemon.”
Melon terdiam. Diamatinya wajah salah satu anggota Tim Aqua yang ditayangkan di televisi, wajah seseorang yang pernah dilukainya.
”Aaron...” batinnya kemudian. ”Aku mencintaimu, dan inilah caraku menunjukkan rasa cintaku terhadapmu....maafkan aku....”

Bab XV: Gadis Pelarian
Selesai....


Keterangan alih bahasa:

Orb biru - Blue Orb
Gua misterius - Altering Cave
Obalie - Spheal
Semburan air - Water Spout
Menyelam - Dive
Bola es - Ice Ball
Ombak - Surf
Tembakan es - Ice Beam
Perlindungan - Protect
Gigitan - Bite
Sayatan - Slash
Galian - Dig

2 komentar:

Anda sopan, Sandslash pun segan...