
Aku dan Flame kembali ditugaskan bersama. Kali ini kami menyelidiki sebuah gua bernama gua Granit yang ada di kota Dewford. Kota ini cukup tenang dengan penduduk yang ramah dan sangat trendi. Pantainya indah dan banyak orang yang memancing ikan disana.
Setelah mendaratkan helikopter, kami pun bergegas menuju gua Granit yang disebutkan oleh Maxie. Jujur saja, aku malu sekali pada Flame karena selalu dia yang mengemudikan helikopter sepeninggal Volta. Mau bagaimana lagi, aku memang belum bisa mengendarai kendaraan itu.
”Maafkan aku Flame, harusnya aku yang menerbangkannya,” sesalku.
”Tidak apa L,” jawab Flame sambil tersenyum manis. ”Kau tak punya waktu yang cukup untuk belajar menerbangkannya bukan? Kita ini memang sedang sibuk.”
”Tapi kan...”
”Sudahlah, serahkan masalah ini padaku. Kau jadilah penumpang yang baik,” begitu katanya saat itu.
Aku dan Flame sudah berada di depan gua yang konon sangat gelap itu. Beruntung aku memiliki Ninjask yang telah mempelajari kilatan cahaya sehingga nantinya akan berguna untuk menerangi gua.

Saat akan memasuki gua, entah kenapa aku merasakan firasat yang tidak enak. Entah kenapa aku merasa ada seseorang yang sedang membuntuti kami berdua. Aku menoleh ke belakang namun tak menemukan siapapun.
”Ada apa, L?” tanya Flame melihat kegelisahanku.
”Entahlah, aku hanya merasa seperti ada yang membuntuti kita,” jawabku seadanya.
”Mana?” Flame melihat sekeliling. ”Tidak ada siapa-siapa kok, kau pasti berkhayal.”
”Mungkin kau benar...” jawabku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
Kami berdua mulai memasuki gua. Pada lantai pertama cahaya masih memasuki gua tersebut, namun saat kami beranjak ke lantai kedua, tiba-tiba kegelapan langsung meliputi kami.
”Ninjask, kilatan cahaya!” perintahku cepat. Ninjask yang sedari tadi sudah ada di luar langsung mengeluarkan cahaya yang menerangi jalan kami. Walaupun cahaya itu tidak terlalu terang, namun cukuplah bagi kami untuk melihat isi gua. Beberapa ekor Zubat muncul dan beterbangan di sekeliling kami. Mereka hendak menyerang, tapi Repel yang disemprotkan oleh Flame membuat mereka hanya melintas di dekat kami saja. Repel adalah semprotan yang bisa menyingkirkan Pokemon dari kita sehingga saat berada di alam liar, tidak ada Pokemon liar yang bisa menyerang kita.
”Sebenarnya apa maksud pamanmu menyuruh kita pergi ke gua ini? Memangnya ada apa di dalam gua ini?” tanyaku penasaran. ”Apakah pamanmu masih mencari keberadaan gua Terra itu?”
”Aku tidak tahu. Paman hanya memerintahkan kita menyelidiki gua ini, tidak ada penjelasan lainnya,” jawab Flame. ”Mungkin dugaanmu benar, Paman masih mencari gua Terra yang legendaris itu.”
”Bukankah cuaca di sekitar gua ini biasa saja? Tak ada kemarau seperti yang dikatakan,” aku menebak lagi.
”Entah, yang terpenting kita menjalankan tugas, itu saja. Bisa saja perubahan cuaca tidak terjadi.”
Tiba-tiba suara bergemuruh terdengar keras. Aku dan Flame langsung menegok ke asal suara saat tiba-tiba dua deburan air yang sangat deras meluncur ke arah kami.
”Flame, awas!” aku berteriak memperingatkan. Aku, Sandslash, dan Ninjask berhasil menghindari deburan itu, namun tidak bagi Flame dan Flareonnya. Mereka berdua terhempas akibat dorongan kuat deburan air itu hingga menabrak tembok gua dengan keras. Keduanya lalu jatuh ke tanah.
”FLAME!” teriakku keras hingga bergaung di seisi gua. Aku berlari cepat ke arah Flame dan mendapatinya pingsan tak sadarkan diri. Melihat itu kemarahanku memuncak. Mataku langsung bergerak mencari asal serangan.
”Ah, sial! Meleset satu,” terdengar suara seorang lelaki. ”Padahal meriam hidro tadi sudah sangat kuat.”

”Keluar kau kalau berani!” bentakku marah. ”Dasar pengecut!”
”Baiklah kalau itu yang kau mau,” tiba-tiba muncul seorang lelaki berambut pirang dengan seragam hitam bertuliskan huruf R di dada sebelah kanannya. Seekor Pokemon menyerupai kura-kura raksasa tampak berjalan dengan kedua kakinya di samping lelaki itu. Di punggung kura-kura itu terlihat dua buah meriam.

”Siapa kau?” tanyaku kasar. ”Kenapa kau menyerang kami?”
”Namaku Bima, tapi orang-orang memanggilku Rocket Bima. Aku admin Tim Rocket di provinsi Hoenn,” jawab lelaki itu memperkenalkan dirinya dengan angkuh.
”Tim Rocket?” aku terkejut. ”Kenapa bisa?”
”Aku melihat dua orang berseragam Tim Magma memasuki gua Granit, jadi aku tertarik mengikuti mereka,” jawab lelaki yang mengaku bernama Bima itu. ”Ada lagi yang ingin kau tanyakan?”
”Kenapa kau menyerang kami? Kita tak punya urusan, kita tak punya masalah!”
Aku sedikit tahu mengenai Tim Rocket dari Tabitha. Tim Rocket adalah tim penjahat yang menggunakan Pokemon untuk melakukan kejahatan dengan tujuan menguasai dunia. Mereka tidak ada beroperasi di Hoenn, lalu kenapa mereka bisa ada disini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...