
”Ya, kau beruntung... karena orang itu, ada di rumahku saat ini...” ujar Sammon misterius.
”Dia... dia ada disini? Apa maksudmu?” tanyaku terkejut.
Tiba-tiba terdengar suara langkah berat di ruangan yang ada di samping laboratorium Sammon. Langkah berat itu terdengar semakin mendekati pintu laboratorium dan kemudian terdengar suara gagang pintu. Aku melihat ke arah pintu dan melihat gagang pintu bergerak seolah ada orang dibaliknya yang akan membuka pintu tersebut. Perlahan pintu itu pun terbuka dan sesosok tubuh tinggi besar muncul memasuki laboratorium.

”Iya Profesor, dia ini temanku,” jawab Sammon.
”Teman si Sam ya?” lelaki tua yang dipanggil profesor itu tampak melihat ke arahku. Dia seperti memperhatikanku dengan seksama. ”Aha, maaf membuatmu menunggu lama. Selamat datang di dunia Pokemon!”
”Mulai lagi deh...” gerutu Sammon sambil memegang dahinya.
”Sam, beginilah para profesor Pokemon memperkenalkan dirinya,” tegur lelaki tua dengan jenggot warna perak itu melihat reaksi dari Sammon.
”Oh, baiklah... baiklah... silakan diteruskan,” jawab Sammon terlihat pasrah.
”Oke. Namaku Hurricane Sanctuary, tetapi orang-orang memanggilku Profesor Hurr. Aku dikenal sebagai profesor Pokemon,” ujar lelaki tua itu memperkenalkan dirinya. Dia mengangkat tangan kirinya dan tiba-tiba keluar makhluk berwarna cokelat menyerupai tupai dari lengan panjang jubahnya. Oh, rupanya bulu tebal yang kulihat tadi itu adalah Pokemon. Pokemon itu kemudian bergerak ke bahu sang profesor.
”Di dunia ini,” lanjut lelaki yang memperkenalkan dirinya sebagai Profesor Hurr itu, ”selain kita manusia, juga hidup makhluk aneh yang disebut Pokemon. Manusia dan Pokemon hidup berdampingan dan menjadi rekan dalam kehidupan di dunia ini. Beberapa menjadikan Pokemon sebagai peliharaan, beberapa menjadikannya teman bekerja, dan beberapa melatihnya untuk menjadi kuat. Kalau aku sendiri menjadikannya sebagai objek penelitian, karena itu aku dipanggil dengan sebutan profesor, tentu saja...
”Meski begitu, masih banyak misteri yang ada pada Pokemon,” sambung profesor Hurr. ”Karena itulah kita bersama-sama akan memecahkan misteri tersebut.” Profesor Hurr berhenti bicara dan memandang ke arahku. ”Sekarang katakan padaku, Nak,” ujarnya. ”Apa kamu ini laki-laki atau perempuan?”
”Laki-laki,” jawabku datar. Kupikir terlalu banyak meneliti membuat kakek tua ini mengalami kerusakan otak sehingga tidak bisa mengenaliku sebagai laki-laki. Pertanyaan konyol macam apa itu?
”Katakan padaku Nak, siapa namamu?” tanya profesor botak itu lagi.
”Namaku Lunar,” jawabku masih datar. Ah, perkenalan ini terlalu formal. Entah mengapa aku seperti pernah mendengar perkenalan semacam ini.
”Aha, Lunar... nama yang indah untuk pemuda sepertimu,” sahut profesor Hurr. ”Baiklah Lunar, dunia yang penuh petualangan dan persahabatan terbentang luas di depanmu, menunggu untuk ditemukan olehmu. Selamat datang di dunia Pokemon!”
Bersamaan dengan kalimat terakhir profesor, mendadak suasana menjadi begitu senyap hingga kau bisa mendengar suara Taillow yang berkicau di langit. Saat itu Sammon perlahan mendekatiku seraya membisikkan sesuatu di telingaku.
”Kuharap kau maklum, profesor agak sableng gara-gara kebanyakan berpikir. Biasanya itulah kalimat perkenalan bila dia bertemu trainer baru, dan kalimat itu tak seharusnya diucapkan padamu,” bisik Sammon.
”Oh,” aku hanya bereaksi datar. Aku sangat setuju dengan ucapannya.
”Sam, apa yang kamu bisikkan?” tanya profesor penasaran. ”Kamu tidak mengatakan hal buruk tentang aku kan?”
”Ah, tidak profesor,” jawab Sammon cepat. ”Aku hanya teringat saat kami dulu sering bermain bisik-bisikan.”
”Aha, aku juga suka bermain seperti itu,” sahut profesor antusias. ”Aku jadi ingat saat masih muda dulu. Saat itu aku...”
”Ehem... boleh sekarang aku yang bicara?” tanyaku menukas. Aku sudah jengah dengan perkenalan konyol itu, sekarang saatnya aku untuk bicara.
”Aha, silakan saja nak.... siapa namamu tadi?”
”Lunar,” jawabku hampir kehabisan kesabaran. Lama-lama akan kusuruh Sandslash untuk melemparkan lelaki tua ini dengan jurus galiannya. ”Baiklah, aku tidak mau bertele-tele. Profesor Hurr, apa yang Anda ketahui tentang Groudon?”
”Oho, Groudon ya? Itu seperti Pokemon yang menciptakan kemarau,” jawab sang profesor.
”Tepat sekali.” Baru kali ini si profesor mengatakan hal yang masuk akal. ”Lalu apalagi yang Anda ketahui?”
”Tunggu dulu anak muda,” jawab profesor. ”Kenapa kamu tertarik dengan Groudon? Seingatku Groudon bukan termasuk salah satu dari tiga Pokemon starter yang sering diminta trainer yang baru melakukan perjalanan...”
”Aku tidak menginginkan Pokemon starter!” bentakku mulai hilang kesabaran. ”Yang kuinginkan adalah..... Groudon!”
wkwkwwwkwkwk,mulai game nih
BalasHapusHahahaha... iya... :D
BalasHapus