SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Rabu, 15 September 2010

L's Diary: Eps.140 - Berunding dan Sepakat

wooper gifEpisode 140: Berunding dan Sepakat

Aku kembali berada di ruang tamu rumah Sammon. Di depanku duduk profesor nyentrik berkepala botak.
”Jadi begitu ceritanya?” ujar profesor Hurr setelah mendengarkan semua ceritaku.
Aku mengangguk. ”Ya, untuk itulah aku ingin mendapatkan Groudon.”
Profesor Hurr terdiam. Dia tampak berpikir. ”Lunar, ketahuilah,” ujarnya kemudian. ”Groudon adalah salah satu legenda Hoenn. Keberadaannya memunculkan bencana kemarau, apalagi bila dia bertemu dengan Kyogre. Hal ini telah terjadi enam bulan yang lalu saat Tim Magma dan Tim Aqua memunculkan mereka berdua. Menangkap Groudon adalah sebuah kesalahan.”
”Aku tahu itu profesor,” sahutku. ”Tetapi, kupikir hanya dengan cara itu aku bisa menolong temanku.”
”Hmm, aku mencoba percaya padamu, mencoba menerima kalau niatmu adalah untuk menolong temanmu itu tanpa ada niat lainnya,” lanjut profesor. ”Tetapi takdir tetaplah takdir, terkadang kamu hanya bisa membiarkannya saja.”
”Jadi Profesor tidak mau menolongku?” tanyaku menyimpulkan.
”Bukan begitu Lunar, aku hanya mencoba mengerti situasimu. Pengalaman berkata lain, apa kamu mau bencana terulang kembali di Hoenn?”
”Tapi pasti ada cara untuk mengendalikan Groudon agar dia tidak memunculkan bencana,” sanggahku kukuh. ”Kita pasti bisa mengendalikannya dan menggunakannya untuk kebaikan.”
Profesor Hurr terdiam. Dia kembali terlihat seperti sedang berpikir. ”Ya, walaupun kelihatannya mustahil, tetapi itu masih bisa terjadi,” kata profesor. ”Bahkan Tim Magma tidak bisa mengendalikannya, kamu berharap kamu bisa mengendalikannya?”
Aku mengangguk. ”Karena itulah aku meminta bantuan profesor. Apa profesor bersedia membantuku?”
”Lunar, jujur saja aku sangat tertarik akan ilmu pengetahuan dan segala sesuatu yang belum ditemukan oleh manusia.” Profesor membelai lembut Furret yang duduk di pangkuannya. Furret adalah Pokemon menyerupai tupai yang tadi bersembunyi di lengan kiri profesor. ”Groudon adalah salah satu sumber pengetahuan. Kamu tahu kenapa aku mengatakan hal itu?” Aku menggeleng. Profesor menarik nafas panjang kemudian melanjutkan, ”Kemampuan yang dimiliki Gorudon, yaitu memunculkan kemarau adalah kemampuan yang bila diteliti lebih jauh dan dilihat dari sudut pandang berbeda akan sangat berguna bagi kehidupan manusia.”


”Apa maksud profesor?” tanyaku tak mengerti.
”Sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia, itulah tujuan dan fungsi dari ilmu pengetahuan,” jawab profesor. ”Groudon memiliki itu. Pikirkan ini, dengan kemarau yang dimilikinya, Groudon membuat matahari bersinar sangat terik, sangat panas hingga bisa mengeringkan lautan, menciptakan daratan baru. Bila itu terjadi maka kehidupan manusia akan terancam. Tetapi...”
”Tetapi apa?”
”Tetapi bila kita bisa memanfaatkan sinar dari kemarau yang terik ini, kita bisa menjadikannya sebagai energi alternatif.”
”Energi matahari?” terkaku.
”Ya, tepat sekali,” sahut profesor. ”Dengan sinar matahari yang begitu banyak, kita bisa menciptakan generator listrik kekuatan tinggi dan bukan mustahil energi itu akan menjadi bahan bakar utama di dunia ini, menggantikan bahan bakar fosil. Itu adalah pemikiran yang sangat jenius. Itulah kenapa aku tertarik meneliti Groudon.”
”Jadi tujuan profesor meneliti Groudon adalah karena ingin menciptakan energi baru?” aku kembali menebak.
Profesor mengangguk. ”Ya, tepat sekali. Sebagai seorang ilmuwan, menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia adalah puncak prestasi. Itulah yang selalu dikejar dan ingin dicapai oleh ilmuwan sejati.”
”Baiklah, aku tidak suka bertele-tele,” sahutku mulai bosan. ”Jadi apa kesimpulannya? Apa profesor mau membantuku?”
”Kamu sangat tidak sabaran Lunar,” jawab profesor. ”Kukatakan aku tertarik untuk meneliti Groudon, tetapi yang bisa dilakukan lelaki tua ini hanyalah melakukan penelitian di dalam laboratorium, bukan penelitian lapangan. Untuk itulah aku meminta bantuan Sam dalam penelitian ini. Tetapi sejak Sam ketakutan setelah pertarungan besar di kota Sootopolis, dia memutuskan berhenti membantuku. Kupikir penelitianku akan berakhir disini, tak kuduga muncul orang sepertimu yang sangat tertaik dengan Groudon. Aku membutuhkan rekan dalam penelitianku dan kupikir aku sudah menemukannya sekarang.”
”Jadi?” aku mulai tak sabar. Sudah kukatakan jangan bertele-tele tetapi profesor ini tak juga mengerti.
”Baiklah,” jawab profesor sambil mengangguk. ”Aku akan mulai membuka kembali berkas penelitianku tentang Groudon. Aku akan membantumu, dan kamu pasti bersedia membantuku.”
”Tentu saja, tentu saja aku bersedia membantumu,” seruku girang. ”Terima kasih banyak Profesor! Terima kasih banyak!” Aku menjabat tangan profesor erat. ”Kalau begitu kapan kita bisa memulai penelitian kita?”
”Hei, kenapa terburu-buru?” sahut profesor terkejut. ”Kita bisa perlahan-lahan bukan? Lagipula semua data-data penelitianku tidak ada disini.”
”Kita harus bergegas profesor,” bujukku. ”Kita harus bergegas karena....karena Groudon sudah menunggu kita disana!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...