SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Jumat, 15 Oktober 2010

L's Diary: Eps.154 - Blaziken dan Medicham


wooper gifEpisode 154: Blaziken dan Medicham

Di kejauhan kami melihat dua Pokemon menyerupai manusia saling beradu. Keduanya saling serang dan tak jarang keduanya terlempar menghantam gedung hingga tembok gedung menjadi hancur lebur. Meski begitu kedua Pokemon tersebut masih bisa bangkit dan kembali saling menyerang.
”Kau yakin mereka pemimpin dari para ninja tersebut?” tanya Steven.
Aku mengangguk, ”Aku belum pernah melihat mereka memakai dua Pokemon tersebut, tetapi aku yakin merekalah pemimpin dari dua kelompok ninja itu.”
”Kalau begitu kita tahu apa yang akan kita lakukan. Mari kita mulai!”


*

Blaziken menjatuhkan tendangannya dengan telak pada Medicham, sementara Medicham mendaratkan tendangan melambungnya pada Blaziken. Keduanya terjatuh di tanah dengan begitu keras hingga tanah menjadi hancur.
”Medicham, bangkit sekarang!” teriak Har-Glen. Medicham tampak mendengarkan perintah itu dan langsung berdiri.
”Blaziken, jangan menyerah!” teriak Bo-Jiken. Sama seperti Medicham, Blaziken juga langsung bangkit dan kini menatap tajam ke arah Medicham.

”Sekarang serang!” kedua pemimpin kelompok ninja itu sama-sama berteriak memberi perintah. Blaziken dan Medicham baru saja melompat untuk menyerang saat tiba-tiba...
”Pukulan meteor!”
”Sayatan!”
Metang muncul dan mendaratkan sebuah pukulan putih ke arah Medicham. Medicham langsung terlempar jauh dan menghantam tiang listrik. Sementara itu Sandslash mendaratkan sayatannya hingga Blaziken terjatuh ke tanah.
”Siapa itu?” teriak Bo-Jiken dan Har-Glen bersamaan. ”Siapa yang berani mengganggu pertarungan kami?”
”Perkenalkan...” tiba-tiba Steven muncul dengan gagahnya. Sial, dia keren banget! Oh, andai aku wanita, aku pasti langsung jatuh hati melihat penampilannya yang keren sekali itu. ”Namaku Steven Stone, dan aku akan memastikan kalian pergi dari kota ini.”
”Steven... Stone?”
”Ya,” kini giliranku muncul, berharap bisa sekeren Steven. ”Namaku Lunar, dan aku akan mengalahkan kalian sekali lagi!”
Bo-Jiken dan Har-Glen tampak terkejut melihat kemunculanku. Aku tak heran, mengingat aku pernah mengalahkan dua orang tersebut dan menggagalkan rencana mereka.
”Kau lagi...” Bo-Jiken menatap tajam ke arahku. ”Apa belum cukup Ninjask yang kuberikan agar kau tidak mengganggu kami?”
”He, kau kenal bocah sok tahu itu?” Har-Glen menoleh ke arah Bo-Jiken.
”Memangnya kau juga kenal?” Bo-Jiken balik bertanya.
”Ya, dia menggagalkan rencanaku merebut kota Fortree,” jawab Har-Glen. ”Apa yang dia lakukan padamu?”
”Dia menggagalkan rencanaku merebut pemandian air panas kota Lavaridge.”
”Jadi dia sama-sama pernah mengalahkan kita?”
Dengan cepat keduanya menoleh ke arahku. ”Kami takkan kalah kali ini bocah!” ujar mereka bersamaan. Rupanya mereka bisa kompak juga. ”Kita bereskan para pengganggu ini lalu kita lanjutkan pertarungan kita! Bagaimana?” tanya Har-Glen pada Bo-Jiken. Bo-Jiken menganggu setuju dan kedua langsung mengambil kuda-kuda siap untuk menyerang.
”Baiklah, terserah kalian,” jawabku sambil tersenyum. ”Tapi kami berdua akan mengakhiri ini dengan cepat, benar kan Steven?” aku menoleh ke arah Steven, tapi lelaki tampan itu tidak ada di tempatnya berdiri. ”Steven, dimana kau?”
”Aku disini,” jawab Steven. Aku menoleh dan mendapati Steven duduk berjongkok membelakangiku di sudut gedung sambil memainkan kotoran dengan sebatang kayu kecil.
”Apa yang kau lakukan disitu?” tanyaku heran.
”Tidak apa-apa,” tiba-tiba Steven langsung berdiri dan memasang wajah ceria. ”Aku hanya... kau tahu... bermain-main sebentar...”
”Bermain-main sebentar?”
”Iya, bermain sebentar, aku biasa melakukannya sebelum bertarung,” jawab Steven dengan senyum yang terlihat dipaksakan.
(Komentar Steven, ”Sial, kenapa L lebih terkenal dari aku sih? Aku kan lebih tampan dan keren! Siapa sih yang tidak terpesona bila melihat wajahku? Tapi kenapa para ketua ninja itu lebih mengenalnya daripada diriku?”)
”Baiklah L, kita akhiri ini dengan cepat!” Steven berteriak sangat bersemangat. ”Metang, pukulan meteor!”
Metang bergerak cepat dan langsung menghantam Medicham yang baru bangkit berdiri. Kasihan banget tu Medicham, belum sempat bangun sudah kembali jatuh.
”Blaziken, hajar mereka, ledakan panas!” perintah Bo-Jiken cepat. Blaziken mengeluarkan api yang begitu besar dan menyerang Metang. Api itu mengenai Metang dan Pokemon bertangan besi itu terlempar jauh.

”It’s super effective!” teriak Bo-Jiken girang.
”Dian, serangan pasir!” Dian melemparkan pasir ke arah Blaziken. Blaziken tampak terganggu dengan pasir-pasir itu. ”Yes, Blaziken’s accuracy fell!”
”Cih, masih saja kau memakai serangan status seperti itu,” ledek Bo-Jiken. ”Kupikir setelah berevolusi menjadi Sandslash, Sandshrewmu menjadi semakin kuat dengan jurus baru.”
”Ya, Dian memang semakin kuat, dan akan mencatatkan kemenangan keduanya melawan Anda, Tuan Jiken!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...