SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 19 Februari 2011

L's Diary: Eps. 218 - Shedinja

wooper gifEpisode 218: Shedinja
”Kuperkenalkan kalian pada... Shedinja!”
”Sialan! Kau akan menyesal telah berurusan dengan kami!” teriak Bochel marah. ”Minun, gelombang pengejut!”
”Lakukan yang sama Plusle, gelombang pengejut!” perintah Curie menyambung perintah Bochel.
Minun lalu mengeluarkan sinar kuning bergelombang yang bergerak sangan cepat ke arah Shedinja, Pokemon serangga yang dikeluarkan oleh Max. Bersamaan dengan itu Plusle juga menembakkan sinar bergelombang yang sama pada Shedinja. Meski begitu dua serangan beruntun itu sama sekali tak melukai Shedinja. Pokemon itu tetap di tempatnya seolah-olah dua serangan gelombang petir tidak bisa menyentuhnya.
”Apa? Kenapa bisa?” tanya Bochel tak percaya. ”Gelombang pengejut atau Shock Wave adalah serangan cepat yang tidak bisa dihindari dan dengan kemampuan Positif Negatif Plusle Minun, harusnya serangan ini memiliki kekuatan yang sangat dahsyat dan bisa menjatuhkan Shedinja dengan cepat. Tetapi kenapa...”

”Karena kalian tidak mengenal Shedinja,” jawab Max. ”Shedinja memiliki kemampuan penjagaan ajaib atau Wonder Guard, sebuah kemampuan yang akan melindungi tubuhnya dari semua serangan kecuali serangan super efektif. Dengan kata lain, hanya serangan super efektif yang bisa melukainya. Dan satu-satunya Pokemon yang memiliki kemampuan ini hanyalah Shedinja saja. Serangan gelombang petir kalian tidak akan mempan karena bukan serangan super efektif untuk Shedinja. Percuma saja bahkan bila kekuatannya berlipat karena Positif Negatif.”
”Penjagaan ajaib?” ulang Curie. ”Hebat juga kau ranger...”
”Bukan saatnya memuji musuh, Curie,” protes Bochel.
”Aku sudah memberikan kesempatan menyerang pada kalian, kini giliranku membalas!” seru Max bersemangat. ”Shedinja, cakar bayangan!”
Shedinja bergerak dan mengangkat tangan kecilnya ke atas. Dari tangannya yang kecil itu lalu muncul sebuah bayangan membentuk tangan panjang bercakar tajam yang langsung menyayat Plusle dan Minun bersamaan, membuat kedua Pokemon Tim Voltase itu terlempar jauh dan kesakitan. Belum sempat Plusle dan Minun bangkit untuk mengantisipasi serangan berikutnya, tangan lain Shedinja bergerak membentuk cakar bayangan lainnya, kembali menyayat Plusle dan Minun bersamaan, kali ini membuat kedua Pokemon kuning itu jatuh pingsan.
”Kurang ajar!” umpat Bochel keras.
”Akuilah Bochel, ranger muda ini memang hebat...” sahut Curie berlawanan dengan Bochel.
”Curie, kenapa kau malah memuji musuh kita?” protes Bochel.
“Nah, kalian lihat sendiri kan, kalian tidak akan bisa mendapatkan apa yang kalian inginkan. Kalian juga tidak akan bisa mengusik kedamaian tempat ini selama aku ada disini. Namaku Max, Pokemon Ranger Rawa Besar.”
”Ya, mereka berdua memang tidak bisa,” mendadak terdengar sebuah suara di belakang Max. Max langsung menoleh dan mendapati seorang lelaki berambut pirang keemasan berdiri di samping seekor Kadabra, tepat di hadapan Max saat ini.
”Siapa lagi kau ini?” tanya Max.
Lelaki berambut pirang tersenyum sinis. Dia menatap tajam ke arah Max. ”Mereka biasa memanggilku dengan julukan Badut, tapi akan kuberitahu namaku. Namaku Volta, ketua Tim Voltase!”
”Ho.. jadi kau adalah pemimpin dari dua orang bodoh ini?” tanya Max menunjuk pada Bochel dan Curie.
”Yayaya... Max, Pokemon Ranger kota Pastoria,” jawab Volta. ”Atau tepatnya Max Bladebarrel, yang katanya berhasil melumpuhkan Rayquaza. Bahkan lebih dari itu, katanya ranger ini bersahabat dengan Pokemon langit. Yang benar saja...”
”Ya, yang benar saja...” sahut Max membenarkan. ”Kau tidak perlu mempercayai semua omongan orang itu, mereka berbohong.”
”Huh, mau menyelamatkan diri rupanya,” dengus Volta. Dia lalu mengeluarkan sebuah CD dan menunjukkannya pada Max. ”CD ini aku dapatkan di kota Rustboro, Hoenn, tepatnya di perusahaan Devon. Seseorang berniat menggagalkan usahaku mendapatkan CD ini, tapi beruntung aku sudah terlebih dulu menggandakannya sehingga orang itu tidak tahu kalau aku memiliki CD yang lain dan dia berhenti mengejarku. Kau tahu apa isi CD ini?”
“Kalau itu berisi lagu-lagu Vocaloid, aku sama sekali tidak tertarik,” jawab Max malas. ”Aku tak mau berbasa-basi, lebih baik sekarang kau sebagai pemimpin Tim Voltase atau tim apapun itu, segera pergi dari sini bersama dengan pesawat konyolmu itu.”
”Rupanya kau tidak mendengarkanku, Max Bladebarrel,” sahut Volta tenang. ”Di CD ini ada data-data misi Rayquaza, dan kau ada di dalamnya. Karena itulah aku yakin benar kalau kau memiliki Rayquaza. Lebih baik serahkan Rayquaza itu pada kami dan kami akan menuruti perintahmu yaitu meninggalkan tempat ini.”
”Sudah berapa kali aku bilang kalau aku...”
BLASSS!
Tiba-tiba sebuah bola api besar meluncur ke arah Shedinja dan membuatnya jatuh terkapar di tanah. Max terperangah dan pandangannya langsung bergerak ke asal serangan. Seekor Magmar berdiri di samping Volta dengan mulut berasap.
”Kau... kau ini....”
”Max Bladebarrel, aku menantangmu dalam pertarungan memperebutkan Pokemon legendaris, Rayquaza!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...