
”Wahai warga kota Pastoria,” suara Volta terdengar keras melalui speaker yang ada pada pesawat. Volta sendiri berdiri di atas pesawat tersebut dengan Kadabra di dekatnya. “Perkenalkan, kami adalah Tim Voltase. Tujuan kami adalah mendapatkan Pokemon langit tinggi, Rayquaza. Kami percaya Pokemon itu ada di kota ini. Karena itulah, kami mengharapkan seseorang yang memiliki Pokemon itu, di kota ini... untuk segera memberikannya pada kami atau kami akan melakukan hal yang buruk pada kota kalian yang tercinta ini....”
Warga yang masih ada di kota mendengarkan perkataan Volta dengan takut. Mereka bertanya-tanya mengenai Rayquaza dan semuanya tampak tidak tahu apa itu Rayquaza.
”Kami tidak tahu apa yang kau maksud!” teriak salah seorang warga.
”Di kota ini tidak ada Rayquaza!” seru yang lain.
”Enyahlah kau, dasar pengganggu!” umpat warga lainnya.
Volta tersenyum melihat penolakan warga kota. Dia lalu melanjutkan perkataannya, ”Ada seorang dari kalian yang memilikinya, tapi orang itu tidak mau memberikannya dengan mudah. Karena itulah aku akan memaksanya untuk memberikan Pokemon yang kami incar tersebut, yang artinya kami akan menghancurkan kota ini. Kecuali tentu saja kalian bisa memaksa orang itu untuk memberikan Rayquaza secara cuma-cuma. Bagaimana?”
”Kalaupun ada Rayquaza disini, kami tidak akan memberikannya pada kalian,” terdengar suara lantang menjawab pertanyaan Volta. Suara itu berasal dari laki-laki bertubuh besar yang mengenakan topeng dan berpakaian seperti pegulat. ”Aku adalah Wake, ketua gym kota ini. Sebagai ketua gym, aku bertanggung jawab pada keselamatan kota ini. Bagiku kalian tak lain adalah penjahat dan alasan kalian mencari Rayquaza adalah untuk rencana jahat kalian. Karena itulah, aku mewakili warga kota Pastoria akan mempertahankan kota ini sebisa mungkin.”

”Kami akan mengusir kalian!” dukung yang lain.
Volta menjadi kesal mendengar ucapan lelaki bernama Wake. Dia tak mengira warga kota akan menentangnya. Sebelumnya dia berpikir kalau warga kota pasti akan memaksa Max memberikan Rayquaza karena tidak ingin kota mereka dihancurkan.
”Tuan, bagaimana ini?” tanya Curie cemas.
“Aku kesal, mereka tidak mau menurut. Kita tak punya pilihan selain meneruskan rencana ini,” jawab Volta gundah.
”Tapi Tuan Volta, hal inikan...”
”Ikuti saja perintahku,” potong Volta. Curie langsung terdiam mendengarnya. Volta menarik nafas panjang lalu kembali berbicara pada warga kota. ”Kalau kalian tetap bersikeras, kami tidak pilihan selain menghancurkan kota ini dengan senjata yang kami miliki. Kalian akan menyesal!”
”Tuan Wake, bagaimana ini?” tanya seorang warga pada Wake. ”Mereka akan menghancurkan kota kita, apa baiknya kita berikan saja Rayquaza itu?”
”Tidak, kita tidak akan melakukannya,” jawab Wake tegas. ”Memberikan Rayquaza sama saja menyerah pada kejahatan. Bagi mereka yang ingin bertarung, bertahan di kota ini. Selanjutnya, ungsikan warga kota dari kota ini. Kota ini boleh hancur, tapi kebaikan kita tidak boleh. Cepat ungsikan warga!”
Mendengar perintah Wake, warga-warga mulai mengungsi keluar dari kota Pastoria. Melihat warga mulai pergi, Volta terlihat panik. Rencananya akan sia-sia bila warga kota mengungsi.
“Aku tidak punya pilihan,” ujarnya. “Aku mengharapkan mendapatkan Rayquaza, dan aku akan mendapatkannya!” Volta lalu bergerak di tepian pesawatnya. Dia memandang kota dari atas lalu memejamkan matanya. ”Namaku Volta... Allejandro Volta! Dengan perjanjian leluhur... aku memanggil kalian! Datanglah seratus Voltorb!”
Mendadak tubuh Volta mengeluarkan cahaya putih menyilaukan. Wake dan warga kota tampak terkejut melihatnya. Perlahan-lahan cahaya putih itu menghilang dan bersamaan dengan itu muncul sinar-sinar putih lain di sekitar Volta. Saat sinar-sinar itu menghilang, muncul banyak Pokemon berbentuk bola berwarna merah putih, jumlahnya mencapai seratus. Pokemon-Pokemon bola itu kini berada di sekeliling Volta. Tapi Volta sendiri tampak jatuh tertelungkup di atap pesawat. Curie dan Bochel yang melihatnya langsung menghampirinya.
”Tuan Volta... Anda kenapa? Apa Anda baik-baik saja?” tanya Curie panik.
“Pergi... kalian pergilah dariku... persiapkan semuanya... biarkan aku yang melakukan hal ini...” jawab Volta terengah-engah. Darah tampak keluar dari mulut serta hidungnya dan keringatdingin membasahi sekujur tubuhnya.
”Tapi Tuan... Anda tampak...”
”BERISIK!” bentak Volta langsung membuat Curie terdiam. ”Waktuku untuk ini cuma sedikit, aku butuh konsentrasi, sekarang pergilah... karena aku akan... aku akan mendapatkan Rayquaza!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...