SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 19 Februari 2011

L's Diary: Eps. 221 - Seratus Voltorb

wooper gifEpisode 221: Seratus Voltorb

”Namaku Volta, aku berasal dari Voltalesque, dan kubuktikan kalau aku bisa mendapatkan Rayquaza!” teriak Volta keras. ”Seratus Voltorb, lumpuhkan mereka semua! Gelombang petir!”
Seratus Voltorb yang mengelilingi Volta lalu bersinar kekuning-kuningan, selanjutnya memancarkan sinar kuning bergelombang pula ke seluruh penjuru kota, ke arah warga yang mulai berlarian. Sinar itu mengenai para warga yang berada di kota dan membuat mereka semua jatuh di tanah tak bisa bergerak.


”Kurang ajar!” umpat Wake yang juga terkena sinar bergelombang itu.
”Rencanaku takkan berarti bila kalian semua pergi, Wake!” sembur Volta. ”Karena itulah, aku terpaksa melumpuhkan kalian semua, agar kalian bisa melihat bahkan menikmati langsung kehancuran kota kalian, Hahahaha!”
”Apa yang ingin kau lakukan?” tanya Wake sambil terus berusaha menggerakan tubuhnya.
”Saat ini aku memiliki seratus Voltorb, dan apa jadinya bila semuanya aku lemparkan ke bawah, ke kota kalian lalu mereka meledak dengan ledakan, explosion... Bayangkan apa yang akan terjadi kemudian... Hahahaha...”
”Kurang ajar! Dasar penjahat!” umpat Wake dan warga lainnya. ”Tapi kami takkan menyerah, kami akan menghentikan kalian!”
”Coba saja kalau bisa, karena hal itu mustahil. Saat ini yang kulihat kalian tak berdaya, lumpuh karena gelombang petir dan selanjutnya, tak akan ada yang bisa menghalangi rencana besarku... meledakkan kota ini dengan seratus Voltorb. Ledakan dari satu Voltorb saja sudah sangat kuat, apalagi kalau ada seratus Voltorb. Kadang aku merasa bersyukur menjadi bagian dari keluarga Voltalesque, walaupun mereka telah membuangku saat aku masih kecil. Kupikir, belum pernah ada penjahat yang melakukan aksi luar biasa seperti ini sebelumnya.... meledakkan sebuah kota dengan seratus Voltorb!”
Wake dan semua warga bergidik mendengar ucapan Volta. Mereka tampak ketakutan karena kota mereka akan hancur oleh ledakan seratus Voltorb. Dengan kondisi lumpuh karena gelombang petir, kini mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Wake berharap sebuah keajaiban terjadi. Dia berharap datang penolong untuk mencegah kehancuran kotanya tercinta dan menyelamatkan penduduk Pastoria.
”Nikmatilah saat-saat terakhir kalian, nikmatilah pemandangan kota ini untuk terakhir kalinya!” teriak Volta sangat keras. ”Lakukan sekarang... seratus Voltorb, ledakkan kota ini!”
Seratus Voltorb yang ada di sekitar Volta lalu bergerak menggelinding dan selanjutnya mereka berjatuhan dari atap pesawat, jatuh bebas ke kota Pastoria. Masing-masing Voltorb itu lalu bersinar kuning terang di udara, bersiap meledakkan diri mereka, dan sedetik kemudian...
”LEDAKAN!”
Terdengar suara ledakan amat keras di atas kota Pastoria. Suara ledakan itu begitu keras hingga terdengar sampai kota tetangga. Tetapi bangunan-bangunan di kota Pastoria masih berdiri kokoh. Tak ada satupun bangunan yang rusak. Wake dan warga terkejut dengan apa yang mereka lihat. Kota mereka tak terkena ledakan. Wake mendongak dan mendapati seekor Pokemon berbentuk ular naga hijau besar panjang meliuk-liukkan tubuhnya melayang di atas kota Pastoria. Tubuh Pokemon itu begitu besar hingga membayangi seluruh kota.

”Itu Rayquaza!” Wake berseru. Warga Pastoria yang melihat kemunculan naga itu langsung terperangah. Naga itu benar-benar ada di kota Pastoria, seperti yang dikatakan oleh Volta. Rupanya Rayquaza menahan semua ledakan Voltorb dan melindungi Pastoria dari kehancuran.
”Huh, sudah kuduga hal ini akan terjadi,” gumam Volta melihat kemunculan Rayquaza. ”Akhirnya kau muncul juga... Rayquaza!”
Tiba-tiba Rayquaza bergerak cepat meninggalkan kota Pastoria. Tubuhnya oleng, tampaknya ledakan dari seratus Voltorb itu sangat melukainya. Ketika berada di atas Rawa Besar, Rayquaza tak dapat mengendalikan tubuhnya dan kemudian Pokemon legenda itu terjatuh di Rawa Besar, menghasilkan sebuah suara yang sangat keras.

*


Seorang lelaki berseragam ranger yang tak lain adalah Max berlari menghampiri Rayquaza yang terbaring tak berdaya di Rawa Besar. Dia mendekat pada kepala Rayquaza yang terkulai lemah.
Maafkan aku Max,” kata Rayquaza. ”Aku tidak bisa membiarkan kotamu hancur hanya karena aku.
”Aku yang harusnya minta maaf, karena aku kau jadi begini,” elak Max sedih. ”Aku tak menyangka hal ini terjadi...”
”Terima sajalah, Max Bladebarrel,” tiba-tiba terdengar suara Volta di belakangnya. Max berbalik dan menatap penuh kebencian ke arah Volta.
”Dasar bajingan! Kau benar-benar bajingan!” umpat Max marah. ”Kau telah melukai Rayquaza, kau telah mengancam keselamatan Pastoria!”
”Semuanya.... takkan seperti ini... kalau kau mau bekerjasama,” jawab Volta. Dia tampak kesulitan berbicara.
”Aku takkan memaafkanmu!” teriak Max keras. Dia baru saja akan mengeluarkan PokeBall saat sesuatu yang menyakitkan dan mengejutkan menghantam punggungnya. Rupanya Electabuzz memukulkan pukulan petir dari belakang tubuhnya. Pukulan itu membuatnya terlempar jauh dan jatuh terguling di tanah. Max yang terbaring lemah karena pukulan petir Electabuzz lalu mendongakkan kepalanya dengan susah payah, menuding ke arah Volta dan berkata, ”Kau... kau... takkan... ku... maaf...kan...” Setelah itu dia jatuh pingsan dan semuanya menjadi gelap bagi ranger muda itu.
Max, kami Pokemon legendaris berbeda, kami memiliki hal yang tidak dimiliki Pokemon lainnya. Kami memiliki... andil dalam keseimbangan dunia...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...