SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 19 Februari 2011

L's Diary: Eps.217 - Ranger Rawa Besar

wooper gifEpisode 217: Ranger Rawa Besar

”Pesawat apa itu?” tanya Max terperangah melihat pesawat besar di atas Rawa Besar. ”Apa itu Tim Galactic yang berniat meledakkan tempat ini seperti yang mereka lakukan sebelumnya?”
Max langsung meloncat keluar dari trem yang sedang berjalan. Dia mendarat berguling-guling di rerumputan dan segera berdiri. Beruntung Trem bergerak tidak terlalu cepat sehingga Max tidak terluka sedikitpun. Dia sudah terbiasa melakukannya, meloncat dari trem yang sedang berjalan bukanlah hal yang berbahaya baginya.
Max mengamati pesawat itu dengan seksama. Dia lalu mendekatkan arloji canggih miliknya di depan mulut dan berkata, ”Disini Ranger Max melaporkan. Saya melihat pesawat yang dimaksud, kini tepat di atas Rawa Besar. Pesawat itu besar, hampir menyerupai piring terbang, tapi saya yakin itu bukan alien. Saya pikir ada Tim Galactic di dalamnya. Mereka mungkin akan meledakkan tempat ini lagi.”
”Laporan diterima,” jawab suara perempuan dari arloji yang tak lain adalah operator ranger, petugas ranger yang membantu kinerja ranger lapangan. ”Kami telah memerintahkan evakuasi bagi warga kota dan juga telah mengirimkan beberapa ranger untuk membantu. Sampai evakuasi selesai dan sampai datangnya ranger bantuan, harap pertahankan Rawa Besar sebisa mungkin, jangan sampai terjadi hal yang tidak kita inginkan.”
”Siap laksanakan!” jawab Max mantap. Dia lalu berlari mendekati pesawat tersebut. Setelah berada sangat dekat dengan pesawat itu, tiba-tiba sebuah pintu yang ada di pesawat itu terbuka dan dari dalamnya muncul seorang lelaki kribo dan seorang perempuan dengan seragam kuning berdasi merah. Dengan cepat dua sosok itu melompat dari pesawat yang melayang tak jauh dari tanah itu. Keduanya mendarat di tanah dengan tepat dan berdiri tegak. Mereka berdua lalu berjalan pelan mendekati Max.

”Siapa kalian dan apa yang kalian inginkan?” tanya Max terkejut karena sosok di depannya tidak berseragam Tim Galactic seperti yang diduga sebelumnya. Tim Galactic adalah tim penjahat berseragam putih hitam yang berencana menciptakan galaksi baru dengan memanfaatkan Pokemon danau legendaris.
”Kami Tim Voltase,” jawab lelaki kribo yang tak lain adalah Bochel. ”Namaku Bochel dan dia Curie. Kami datang kesini dengan damai.”
”Kami tidak akan melukai siapapun bila kau mau bekerja sama dengan kami,” lanjut perempuan yang tak lain adalah Curie.
”Oh, Tim Voltase? Aku baru dengar, kupikir kalian tidak akan mendapatkan apa yang kalian inginkan,” jawab Max tenang. ”Aku yakin kalian punya niat jahat dan sebagai ranger penjaga tempat ini, aku takkan membiarkan kalian mengusik kedamaian Rawa Besar.”
”Kami hanya ingin kau menyerahkan Rayquaza pada kami, itu saja,” kata Curie lembut. ”Setelah itu kami akan pergi dari tempat ini, kau bisa melanjutkan tugasmu.”
”Ya, serahkan Rayquaza dan kau takkan berurusan dengan kami lagi,” lanjut Bochel.
”Rayquaza? Aku tak mengerti maksud kalian,” sergah Max.
”Jangan bohong! Bos mengatakan kalau kau berteman dengan Rayquaza, tepatnya setelah misi Rayquaza,” tukas Bochel.
”Aku sama sekali tak mengerti maksud kalian. Aku ranger di wilayah ini dan aku sama sekali belum pernah melihat Rayquaza di tempat ini,” ujar Max bersikukuh. ”Yang kalian cari tidak ada disini, sebaiknya kalian segera pergi.”
”Jadi kau menginginkan cara kasar?” tanya Curie retoris. ”Baiklah, kami tidak akan mengulang pertanyaan kami karena sudah jelas kau ingin membuatnya sulit. Jangan salahkan kami bila kemudian kami menggunakan cara kasar.”
”Hei, tanpa disalahkan pun kalian sudah jelas bersalah,” tantang Max tak gentar.
Curie dan Bochel menatap Max tajam. Mereka berdua lalu saling menatap dan mengangguk. Bersamaan dengan itu mereka tiba-tiba mengeluarkan PokeBall dan melemparkannya ke udara, memunculkan Plusle dan Minun.
”Kau yang minta, maka kami berikan!” teriak Bochel dan Curie serempak. ”Plusle, Minun, lumpuhkan ranger keras kepala ini! Kilatan petir!”

Plusle dan Minun lalu memunculkan kilatan bercahaya kekuning-kuningan yang bergerak cepat ke arah Max. Max tak gentar dan tetap berdiri. Serangan itu tak pernah mengenainya karena tiba-tiba muncul seekor Pokemon serangga berwarna kecoklatan melayang di depannya. Tampak sebuah tanda sabit putih mengkilat melayang di atas kepala Pokemon tersebut. Bochel dan Curie yang terkejut melihat serangan mereka menjadi sia-sia.
”Tidak adil bila hanya kalian yang menggunakan Pokemon,” kata Max tersenyum melihat keterkejutan dua lawannya itu. ”Karena itulah aku memanggilnya untuk menandingi kalian. Kuperkenalkan kalian pada... Shedinja!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...